Minggu, 2 April 2006.
Magang di Belanda STP Sahid
Begitu lulus, langsung kerja di Belanda. Sudah dapat duit, segalanya gratis lagi. Gimana nggak asyik coba? Kejadian seru seperti ini dialami oleh anak-anak Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Sahid. Setelah lulus kuliah, 13 anak terpilih untuk menjalani program magang ke Belanda selama satu tahun. Seperti diungkap Pak Yohanes Sulistyadi, direktur Sekolah Tinggi Pariwisata Sahid, mereka akan magang di beberapa hotel milik Golden Tulip yang terletak di sejumlah kawasan di negeri kincir angin ini. Kok Belanda? Kata Pak Yohanes, negara ini dipilih karena Belanda punya hubungan baik dengan negara kita. Nggak cuma karena ada kaitan historis, Belanda juga menjadi tempat pelatihan yang cukup baik terutama untuk hotel-hotelnya. Selain di Belanda, anak-anak STP Sahid juga ada yang terbang ke Italia dan Singapura. Nah, di negeri itulah, teman-teman kita yang terpilih bakal mempraktikkan ilmunya selama kuliah. Yang terpilih terbang magang ke luar negeri juga nggak sembarangan, lagi. !
Mereka ini terpilih karena kemampuan dan prestasinya. Misalnya, IPK harus di atas 3, punya kemampuan berbahasa Inggris, dan untuk yang ke Belanda harus juga lulus berbahasa Belanda setelah dilatih selama enam bulan. Di Belanda, kata Pak Yohanes lagi, mereka nanti akan menerapkan teori tentang operasi hotel, mereka juga belajar budaya di sana, serta mengasah kemampuan. ''Mereka belajar segala hal tentang hotel, budaya, dan gaya hidup di sana,'' ujar Pak Yohanes. Mereka ini akan tersebar di beberapa cabang milik hotel tersebut. Yang bikin asyik, teman-teman kita itu gratis tinggal di sana. Seluruh tiket dan akomodasi gratis. Mereka hanya perlu mengeluarkan biaya sendiri seperti saat biaya pembuatan paspor dan visa. So, nggak heran kan kalau 13 anak ini semangat banget terbang ke Belanda. Simson Nugroho dan Nurdiana Suzan termasuk yang tersenyum-senyum senang karena tidak lama lagi mereka akan berangkat ke Belanda. Simson bilang, dia sudah bisa membayangkan kehidupannya nanti!
di negeri orang nanti. Dia menceritakan, mereka akan mengikut!
i pola k
erja di Eropa. Lamanya kerja biasanya selama delapan jam. Tapi, ini bisa juga diperpanjang hingga 12-13 jam. ''Ini tergantung pada kebijakan pihak hotel,'' ujar Simson. Suzan nggak kalah girang. Dia malah sudah membayangkan bakal bisa bekerja secara tetap. ''Kalau ada peluang di negara lain, pengen juga,'' kata gadis berkulit hitam manis ini. Simson juga punya harapan yang sama. Cowok yang lulus pada 2005 ini juga pengen banget bisa mendapatkan kontrak lanjutan setelah masa magangnya usai. Kangen nggak sih sama keluarga? Lagi-lagi, Simson dan Suzan sama-sama tersenyum. ''Kalau kangen, gampang. Sekarang kan bisa via telepon atau email,'' ujar Suzan. Mereka juga nggak terpikir untuk pulang ke Tanah Air selama masa magang nanti. ''Wah, kalau pulang nggak deh. Selain waktunya nggak memungkinkan, kita juga harus berhitung dari segi biaya,'' kata Simson. Mereka juga sudah siap banget beradaptasi dengan orang-orang dan suasana Eropa. ''Sebenarnya, Eropa dan Asia sama saja dari se!
gi budaya. Cuma orang-orangnya aja yang agak beda. Kalau orang Asia, pengennya cepat-cepat. Sedangkan orang Eropa lebih sopan dan kalem,'' kata Suzan. Iya deh, selamat magang.
(neh )
No comments:
Post a Comment