Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Dua Kelompok Nyaris Bentrok Saat Pencoblosan

Minggu, 5 Juni 2005.


Dua Kelompok Nyaris Bentrok Saat Pencoblosan
Minggu, 05 Juni 2005 | 14:18 WIB
TEMPO Interaktif, Cilegon:Gara-gara kupon, dua kelompok pendukung pasangan calon wali kota Cilegon Ade Mifta-Ni'matullah dan pasangan Aat Syafa'at-Rusli Ridwan nyaris bentrok di hari pencoblosan pemilihan kepada daerah (Pilkada) Kota Cilegon, Minggu (5/6).

Peristiwa ini terjadi di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 24 Kelurahan Jombang Wetan, Kota Cilegon. Berdasarkan pantuan Tempo peristiwa ini terjadi setelah sekitar 20 orang dari kelompok Aat Syafa'at-Rusli Ridwan memprotes pengedaran kupon yang diduga berasal dari kubu Ade Mifta-Ni'matullah. Kupon-kupon berstempel rukun tetangga (RT) ini diberikan kepada setiap warga dan bisa ditukarkan dengan semangkok bakso usai mencoblos.

"Kami tidak terima, tindakan ini sama saja menyetir warga untuk memilih salah satu calon. Pemilihan ini harus diulang," ujar Iman, pendukung Aat Syafa'at. Protes ini berbalas dari sekelompok massa yang mengaku mendukung Ade Mifta. Mereka meminta agar proses pencoblosan diteruskan karena tidak ada bukti bukti pemberian kupon itu untuk memaksa warga memilih calon tertentu.

Karena saling memprotes, keributan tak terhindarkan, kedua kelompok massa ini nyaris bentrok. Beruntung saat itu ratusan petugas keamanan telah bersiaga dan sebelum situasi makin memanas, Ketua TPS 24 Rukman yang juga ketua RT setempat mengaku bertanggung jawab atas peredaran kupan tersebut.

Pencoblosan pun dilakukan setelah dia berjanji membawa masalah kupon ini Panitia Pengawasan (Panwas). "Silahkan dicatat, kita akan membawa masalah ini ke Panwas," katanya

Ketika dihubungi, Ketua Panwas Pilkada Cilegon Saiful Bahri mengaku telah menerima pengaduan peredaran kupon bakso itu. "Kita akan membawa masalah ke rapat hasil pengawasan nanti. Aneh juga ketua TPS-nya mau bertanggung jawab," katanya.

Faidil Akbar

situs warta era digital SHI Ngaku Tak Tahu Pendidikan Penemu Super Toy

Jumat, 5 September 2008.


Video Terkait




Padi Supertoy Ternyata Puso

Foto Terkait





SBY Memanen Padi





Jakarta -
Siapa penemu padi Super Toy HL-2? Diberitakan penemunya adalah Tuyung Supriyadi. Tetapi sampai saat belum jelas apakah Tuyung memang seorang yang ahli dalam bidang pertanian.Disebut-sebut, Tuyung hanya lulusan STM. PT Sarana Harapan Indo Pangan (SHI) yang memproduksi Super Toy mengaku tidak tahu pendidikan Tuyung."Kalau latar belakang pendidikannya apa saya tidak tahu," kata Direktur Utama PT SHI Iswahyudi dalam perbincangan via telepon dengan detikcom,Jumat (5/9/2008). Meski tidak tahu latar pendidikan Tuyung, Iswahyudi mengaku tahu Tuyung cukup ahli dalam hal pembenihan. Pria asal Bantul, Yogyakarta itu pernah bekerja di perusahaan pembenihan Korea. "Setahu saya Tuyung memiliki pengalaman bekerja di perusahaan pembenihan asal Korea," ujar Iswayudi.Awal mula Tuyung menemukan padi Super Toy, menurut Iswayudi, dengan eksperimen yang dapat menghasilkan padi berkualitas. "Menyilangkan RojoLele dengan Pandan Wangi dikembangkan agar padi ini bisa dikenal," katanya.Padi Super Toy!
yang dipromosikan sebagai padi varietas unggul yang ditanam oleh petani di Purworejo, Jawa Tengah. Tetapi pada bulan September ini padi tersebut gagal panen, membuat petani di Purworejo protes dan meminta ganti rugi. SHI merupakan perusahaan yang dipimpin Heru Lelono. Heru sendiri adalah staf khusus SBY menjabat sebagai komisaris perusahaan tersebut. Saat panen perdana Super Toy di Purworejo, SBY yang disertai sejumlah menteri bahkan ikut hadir. (did/iy)

KoranTempo - Vasindo Masuk Pasar Jakarta dan Medan

Senin, 18 Maret 2002.
Vasindo Masuk Pasar Jakarta dan MedanJAKARTA - Hingga kini, pemerintah telah mengeluarkan izin operasional kepada 15 operator. Salah satunya, PT Vasindo TeleMemo (VT) yang membidik pasar Jakarta, setelah mengoperasikan layanan jasa telekomunikasi di Surabaya.

"Kami optimis, di Jakarta layanan kami mampu meraup pasar senilai Rp 1 miliar per bulan. Angka itu sudah lebih tinggi dibandingkan pasar di Surabaya," kata Subianto, Direktur Utama VT saat ditemui di sela peluncuran kartu panggil EVA di Jakarta, akhir pekan lalu.

Dalam ketetapan menteri (KM) No. 21/2001, kartu panggil dikategorikan sebagai layanan jasa nilai tambah telekomunikasi. Sama dengan jasa internet telephony service provider (ITSP) atau VoIP. Tiap operator yang memegang lisensi sebagai operator bakal mendapatkan kode akses lima digit.

Subianto mengaku optimis dengan perkembangan industri jasa kartu panggil. Berdasarkan data traffic Telkom yang dikutipnya, pada 2001, traffic pulsa untuk layanan domestik baru sudah mencapai 350 juta menit per tahun. "Itu pasar yang cukup besar. Karena itu, layanan jasa kartu panggil memiliki prospek yang masih bagus di Indonesia."

Bagi Vasindo sendiri, katanya, besarnya pasar itu direspon dengan mengembangkan jaringan ke berbagai kota besar lain. Dia merasa perusahaannya telah sukses mengembangkan jasa tersebut di Surabaya.

"Mulanya kami mendapat izin sebagai penyelenggara di Surabaya, resmi beroperasi sejak Agustus 2001," ungkapnya.

Vasindo hanya membutuhkan waktu selama tiga bulan untuk menguasai pangsa pasar senilai Rp 500 juta per bulan. Jumlah ini dinilai cukup besar dibandingkan dengan operator lain. "Sebagai operator baru, pendapatan itu sudah cukup besar. Apalagi, kami hanya beroperasi di Surabaya saja."

Karena itu, menurut Subianto, Vasindo mencoba mengembangkan pasar jasa layanannya. Berdasarkan izin pengembangan yang dikeluarkan Direktorat Bina Telekomunikasi dan Informatika tertanggal 16 Agustus 2001 lalu, Vasindo juga mendapatkan izin operasi di Jakarta dan Medan.

"Pangsa pasar di Jakarta masih sangat besar. Sekitar 30-40 persen atau 105-140 juta menit traffic di Indonesia dihasilkan dari Jakarta," ujarnya.

Dalam membidik pasarnya, Vasindo mengandalkan kemampuan jaringan akses yang menggunakan seluruh peralatan terminal telekomunikasi. Mulai dari terminal telepon umum, PSTN atau telepon tetap dan seluler. Kemampuan itu, diyakini bakal mendongkrak traffic penggunaan kartu panggil. "Selain itu, dapat digunakan untuk berkomunikasi SLJJ dan SLI."

Ketika disinggung mengenai pola kerja sama dengan Telkom, Subianto menyatakan, polanya didasarkan atas progressive discount. Hanya, ia mengaku lupa rincian dari diskon yang disepakati. Karena itu, adanya kebijakan kenaikan tarif pulsa tidak menghambat operasionalisasinya.

"Kami kan tidak mengenakan tariff sendiri. Semuanya sama dengan ketentuan tarif yang berlaku," katanya.

Kendati demikian, dia mengakui bahwa diskon baru bisa diberikan jika traffic-nya mampu mencapai batas minimal. "Kalau tidak salah, saat traffic-nya mencapai 250 ribu menit per E1 per bulan."

Berdasarkan catatan Koran Tempo, setidaknya ada 15 perusahaan yang telah mengantongi izin sebagai operator kartu panggil ini. Selain operator tersebut, Telkom juga mengembangkan jasa layanan serupa melalui Unit Proyek Bisnis (Probis) Calling Card. Dari jumlah tersebut, baru tujuh operator yang telah beroperasional. Sisanya masih dalam tahap pengembangan.

Subianto mengakui kompetitor utama layanan jasa kartu panggil bukan berasal dari sesama operator. Tetapi justru bersumber dari operator VoIP yang berkembang tanpa izin pemerintah. "Kompetitor utama ya VoIP ilegal itu. Sebab mereka kan tidak menggunakan jaringan milik Telkom secara sah."

Selain operator kartu panggil, ia juga menyoroti masuknya Telkom ke industri jasa tersebut. Sebagai penyelenggara jaringan, katanya, Telkom lebih baik menjadi pendorong tumbuhnya jasa itu tanpa harus ikut bermain.

"Toh, semuanya juga akan menggunakan jaringan mereka. Ini akan mendorong tumbuhnya industri itu sendiri," ujarnya.

Tetapi, meski begitu, dia yakin Vasindo mampu bersaing dengan operator VoIP tersebut. Karena, dari aspek kualitas, jaringan VoIP yang ada saat ini masih kalah jauh dibandingkan dengan jaringan yang ada. deddy hermawan

Kompas.Com - Ratusan.orang.mengungsi.akibat.air.pasang.

Kamis, 11 Desember 2008.

Laporan Wartawan Tribun Manado, Antonius IwanMINAHASA UTARA, KAMIS —Lebih dari 100 kepala keluarga atau KK di tiga desa Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, terpaksa hidup di pengungsian setelah tempat tinggalnya tersapu gelombang pasang setinggi empat meter hingga Kamis (11/12).Sebanyak 87 kepala keluarga berasal dari Desa Kalinaun. 'Walaupun rumah yang rusak berat hanya 12, warga lain tetap ikut mengungsi karena takut,' kata Adi Dee (45), Kepala Urusan Kesra Desa Kalinaun.Sampai pukul 15.00, Kamis, baru dua tenda yang terpasang di tempat pengungsian. Satu tenda berasal dari Brimob. Satu lagi dari pemerintah setempat. Ukuran keduanya kurang lebih 8 x 10 meter.Menurut Kepala Desa Kalinaon, Kecamatan Likupang Timur, Yano Bawarta (39), para pengungsi membutuhkan tikar untuk alas tidur dan selimut. 'Penerangan juga belum ada,' tutur Yano.Ia mengakui dua tenda yang ada tidak cukup menampung semua pengungsi. 'Tapi nanti mau ditambah,' katanya.Kepala Dinas S!
osial Minahasa Utara, IP Pondaag SH, ketika ditemui di lokasi pengungsian, Kamis, sekitar pukul 15.00 Wita, mengatakan, sementara ini tenda memang masih dua, tetapi akan segera ditambah. 'Kami juga sudah memberikan bantuan beras, ikan kaleng, dan mi instan. Rencananya, nanti satu desa dapat satu ton beras,' tambah Pondaag. Dihubungi lewat telepon, Kepala Perum Bulog Divre Sulawesi Utara, Widya SH Msc, mengaku belum mendapat permintaan resmi dari pemerintah daerah untuk mendistribusikan beras kepada pengungsi. 'Setahu saya, Dinas Sosial juga punya cadangan beras. Jadi, saat ini mungkin memang belum,' tuturnya. RelokasiDi Desa Likupang Dua, sampai dengan pukul 03.00 Wita, Kamis, sedikitnya ada 5 kepala keluarga yang mengungsi. Seorang pengungsi yang rumahnya rusak berat terkena ombak, Hasbia Domopolii (35), terlihat letih duduk di depan rumah. 'Belum ada bantuan dari pemerintah. Mereka cuma mendata yang rusak-rusak tadi,' tuturnya seraya menceritakan, untuk sementara tinggal !
di halaman rumah tetangganya. Dia menceritakan, di desanya mem!
ang suda
h ada satu tenda, tetapi itu bukan bantuan dari pemerintah. 'Tenda itu dari Organisasi Rukun Peduli. Kelompok Nelayan di sini,' paparnya.Suasana berbeda terlihat di Desa Rinondoran. Di desa ini, pukul 10.00, Brimob sudah menyiapkan dua tenda besar untuk menampung pengungsi yang kurang lebih berjumlah 20 kepala keluarga. Dina Sasubune (45), seorang warga lingkungan IV, Desa Rinondoran, mengaku, kebutuhan makan di pengungsian mencukupi. 'Sudah ada bantuan makanan dari Dinas Sosial dan dari PT Meares Soputan Mining,' ujar Dina. Kepala Polisi Resor Minahasa Utara Ajun Komisaris Besar Anis Viktor Brugman SIK mengatakan, kepolisian melakukan respons cepat dengan memberikan bantuan tenda. 'Di samping itu, kami juga tetap fokus pada masalah keamanan. Saat-saat seperti ini, kadang kala masih saja ada orang yang memanfaatkan kesempatan,' tuturnya tegas. Menanggapi keinginan pengungsi yang trauma dan ingin relokasi, Ketua DPRD Minahasa Utara Sus Sualang Pangemanan mengatakan, relokasi !
memang harus dilakukan. 'Masyarakat tidak aman tinggal di sana. Pemkab dan Pemprov harus berkoordinasi melakukan relokasi. Saya juga akan melobi ke DPR agar relokasi segera dilakukan,' ucapnya. (*)

Wanita Gila Bajak Kereta Pengangkut Solar - 12/05/2006, 11:30 WIB - KOMPAS Cyber Media - NASIONAL

Jumat, 12 Mei 2006.


Wanita Gila Bajak Kereta Pengangkut Solar

Laporan Wartawan Kompas Ina Susilo
Surabaya, Kompas
Kirim Teman | Print Artikel
Sebanyak 23 gerbong kereta api pengangkut bahan bakar minyak (BBM) meluncur mundur dari Bangil, Pasuruan sampai Sidotopo, Surabaya, Jumat (12/5) dini hari. Saat ini, sembilan gerbong terguling dan mengakibatkan solar yang diangkut tumpah dan 10 gerbong lepas dari rangkaian kereta, empat gerbong anjlok.
KA ini, berangkat pukul 22.00 Kamis (11/5), berangkat dari Surabaya tujuan Malang. Setiba di Bangil, berhenti sejenak dan melanjutkan ke Wonokerto. Karena tidak kuat membawa beban, KA kembali ke Bangil dan akan dilansir di dipo. Dua masinis kereta Durahman dan Tri Iswitoyo turun dan memeriksa kondisi KA. Saat itulah kereta dijalankan mundur ke arah Surabaya dan dalam waktu 50 menit tiba di Sidotopo, Surabaya.
Menurut keterangan Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Surabaya Timur Ajun Komisaris Khoirul Anam, tidak ada korban dalam insiden ini karena PT Kereta Api Indonesia mengantisipasi dengan mengosongkan lintasan yang akan dilalui kereta itu. Di sekitar Sidotopo disiapkan penghalang berupa pengarah rel. Kereta akhirnya berhenti, tetapi sebagian terguling dan anjlok.
Kini, Durahman dan Iswitoyo diperiksa PT KAI, sedang seorang wanita yang diduga gila bernama Mila Rosa (sekitar 30 tahun) yang menjalankan kereta ditahan di Markas Polres Surabaya Timur.

Republika - Ratusan Ekor Ayam Mati Mendadak

Senin, 4 September 2006.

Ratusan Ekor Ayam Mati Mendadak












KUNINGAN -- Penyakit flu burung (avian influenza) mulai menyerang unggas di Kabupaten Kuningan. Dalam sepekan terakhir, ratusan ekor ayam kampung milik warga di Desa Cipasung, Kecamatan Darma, mati mendadak. Berdasarkan rapid test, ayam-ayam itu mati akibat flu burung. Kepala Desa Cipasung, D Sutardi, mengatakan, ayam-ayam yang mati itu jumlahnya sekitar 709 ekor. Menurut dia, ayam-ayam itu mati mendadak mirip dengan gejala ayam yang terserang flu burung. Sutardi mengungkapkan, ayam-ayam yang mati itu sebelumnya dalam keadaan sehat. Namun hanya dalam selang waktu beberapa jam, ayam-ayam tersebut langsung mati. ''Gejala kematian ayam itu tidak sama dengan ayam yang terserang penyakit tetelo, yang sakit dulu sebelum mati,'' ungkap Sutardi saat ditemui di Kuningan, Sabtu (2/9). Menurut Sutardi, warga kini menjadi resah karena takut penyakit flu burung itu akan dengan cepat menular ke unggas lainnya. Bahkan, warga juga khawatir penyakit yang disebabkan virus H5N1 tersebut !
akan menular kepada manusia. Namun, Sutardi mengaku, pihak Dinas Pertanian Kab Kuningan mengambil langkah antisipasi dengan cepat. Setelah mendengar adanya laporan tentang kematian ayam, sambung dia, pihak dinas langsung melakukan penyemprotan dan mengambil sampel darah. Lebih lanjut Sutardi menjelaskan, jumlah unggas di Desa Cipasung mencapai 6.925 ekor. Dari jumlah itu, imbuh dia, terdapat ayam kampung sebanyak 2.976 ekor, angsa yang mencapai 200 ekor, bebek sekitar 85 ekor, burung sebanyak 455 ekor dan ayam ras mencapai kurang lebih 2.500 ekor. Kepala Dinas Pertanian Kab Kuningan, Ir Triastami, membenarkan ayam-ayam tersebut mati akibat flu burung. Menurut dia, hal tersebut didapat dari hasil pemeriksaan rapid test tiga sampel ayam yang mati. ''Namun, kita masih menunggu hasil pemeriksaan serum darah ayam yang mati dari laboratorium Balai Penyidik Penyakit Hewan di Cikole Lembang,'' ujar Triastami saat dihubungi Republika melalui telepon selulernya, ahad (3/9). Sementar!
a itu, tak kurang 5.000 peternak ayam yang ada di Kabupaten Ga!
rut saat
ini terancam kehilangan produksi ayam ternaknya menyusul terus meningkatkanya harga day old chicken (DOC). Akibat kenaikan itu, ratusan ribu ayam ras yang ada di Kab Garut saat ini ikut terancam karena tidak bisa dijual keluar. Menurut Kepala Bidang Keswan Kesmavet Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (Disnakkanla) Kab Garut, Ir Dida Kardiana, ancaman kehilangan produksi itu terutama dirasakan oleh pengusaha dan pengembak biak ayam ras. Mereka, ucap Dida, tersebar di seluruh kecamatan di Garut. ''Penyebarannya hampir merata di 42 kecamatan,'' ujar Dida kepada Republika, akhir pekan lalu. Secara rinci, kata Dida, ayam ras yang ada di Garut saat ini jumlahnya mencapai 900 ribu ekor. Seluruh ayam ras itu, sambung Dida, sebagian besar tersebar di Kecamatan Samarang, Bayongbong, Karangpawitan, Wanaraja, Cisurupan, Cikajang dan Cisewu. Dijelaskan Dida, walaupun secara teknis tidak ada kaitan langsung dengan kenaikan harga DOC yang saat ini mencapai Rp 4.500 per ekor, pihakny!
a melihat bahwa pengusaha cenderung memanfaatkan situasi itu untuk membatalkan penjualan ayam ternaknya. ''Mungkin karena mereka takut merasa rugi karena biaya untuk mengembangkan ayam DOC terus bertambah,'' katanya.
(lis/mus )

Republika - Menikmati Keindahan Kota Nice

Minggu, 6 Agustus 2006.

Menikmati Keindahan Kota Nice


Para pengusaha dunia datang ke kota ini dengan menggunakan kapal pesiar atau jet pribadi.






Keindahan Prancis ternyata bukan hanya pada Menara Eifel dan Paris sebagai kota mode. Cobalah menyusuri ke bagian selatan kelak bertemu sebuah kota kecil yang menawan, yaitu Nice. Kota di tepian Laut Tengah, antara Marseille dan Genoa yang dikeliling bukit ini sangat terkenal keindahan pantainya Cote D'Azur serta bangunan tua bersejarah.
Pantai di Nice sangat bersahabat. Karena itu tak heran dari sebelum matahari terbit hingga larut malam, kawasan ini selalu ramai dikunjungi wisatawan. Letaknya sangat strategis di pinggir jalan besar (boulevard), di seberangnya berderet apartemen dan hotel mewah menghadap ke laut. Selain penginapan, bertebaran pula restoran, kafe, dan taman tempat mejeng para pengunjung.
Antara pantai dengan jalan raya dibatasi tembok setinggi tiga meter. Selama musim panas, sejak matahari terbit hingga sore, di sepanjang pantai penuh dengan wisatawan berjemur dan berenang. Namun para pelancong tidak bisa sembarangan menghamparkan alas untuk berjemur, karena ada kawasan tertentu yang sudah dikavling milik hotel di sekitar kawasan pantai.
Menjelang matahari terbenam, pantai di kota modren ini berubah fungsi menjadi kawasan sport dan bermain. Sepanjang pelataran balkon pantai dipenuhi orang jonging , roller blade, skate board, basket, bersepeda, atau mengajak anjing bermain.
Uniknya kota julukan The French Riviera ini letaknya menjorok seperti tanjung dan ombaknya tidak terlalu besar. Pantai itu diapit antara bandara udara dengan pelabuhan kapal-kapal pesiar. Makanya, tak heran sambil berjemur para turis bisa menikmati pesawat terbang berselewiran di atas laut. Demikian juga dengan kapal-kapal pesiar mewah melintas di tengah laut menjadi pemandangan tersendiri.
Abad ke-14, Nice la Belle adalah sebuah kerajaan tersendiri di luar Prancis. Sejak dulu, kota ini terkenal keindahan alamnya. Hampir seluruh pelukis ternama dunia di masa itu, di antaranya Picasso, pernah menikmati kota ini. Tahun 1790-an, Raja terkenal Prancis, Napoleon, mencaplok Nice, baru tahun 1800-an negeri berpenduduk 933.080 (sensus 1999) bergabung dengan Prancis melalui referendum.
Daya tarik Nice luar biasa, bukan hanya pantai dengan bukit modren yang memikat melainkan juga bangunan peninggalan bersejarah. Istana atau puri mirip di negeri dongeng masih bertebaran di kota ini. Bangunan tua dan museum-museum bekas peninggalan kerajaan di abad ke-14 masih tersisa. Antara lain Museum Nasional Biblique Marc Chagall yang letaknya di atas bukit Cimiez. Ada juga Museum Massena, Museum Lascaris, Museum Matisse, dan Maritim Museum.
Kini Nice dijuluki sebagai kota jet zet. Para pengusaha dan selebritis ternama dunia menjadikan kota bertebaran pohon palm ini sebagai tempat berlibur. Mereka menghabiskan waktu dan uang di sini. Bahkan, para pelancong itu tak segan membangun kediaman permanen dari pada menginap di hotel atau apartemen yang tarifnya sangat mahal.
Bagi mereka yang berduit, Nice termasuk kota yang cocok untuk shopping. Di kota kecil ini bertebaran mal menyediakan aneka kebutuhan para turis dengan berbagai merk terkenal, seperti asesoris, pakaian, kaos, sepatu, jam, dan tas. Harganya, lumayan menguras euro. Ada juga kawasan dengan harga barang agak miring, yaitu Massena. Di kawasan ini, berjejer toko-toko sampai ke gang-gang yang tertata rapi menjual berbagai kebutuhan.
Mencari makanan di Nice tidaklah sulit, karena bertebaran kafe dan restoran dengan aneka hidangan. Yang harus menjadi perhatian adalah etika di meja makan. Karena jika pelayannya asli Prancis, tidak segan-segan menegur pengunjung yang dianggapnya sembarangan. Misalkan menaruh barang atau barang belanjaan di atas meja makan, si pelayan pasti mengomel dan langsung menurunkan dari atas meja. Alasan dia, kalau ada barang di atas meja bisa mengganggu selera makan. Serbet makan pun harus selalu dipangkuan, jika tidak ingin diomel pelayan.
Bagi umat Islam yang ingin makan daging halal tersedia restoran milik orang Maroko atau Timur Tengah. Menu andalannya adalah kebab. Sedangkan mereka yang ingin menikmati masakan Cina atau Thailand ada kawasan tersendiri yang lokasinya ke pelosok, agak jauh dari pantai. Restoran oriental ini selalu dipenuhi pengunjung dari kawasan Asia, karena mereka kangen makan nasi yang tidak ditemukan di restoran Prancis.
Selain Nice, di bagian selatan Prancis masih ada kota yang sayang jika dilewatkan, yaitu Cannes. Dari Nice kurang dari dua jam mengendarai mobil sudah tiba di Cannes. Seperti juga Nice, kota ini letaknya di pinggir pantai, berbukit-bukit, dan pelabuhannya dipenuhi kapal pesiar mewah. Tapi yang membuat Cannes popular di seluruh dunia bukan karena pantainya, melainkan gedung festival yang selalu dipakai sebagai ajang pertemuan selebritis dunia untuk menerima awards di bidang perfilman.
Gedung festival yang sangat luas ini terletak di pinggir laut. Berbagai festival film internasional diselenggarakan di hal ini. Tak heran kalau selebritis dunia pernah mampir ke Cannes. Ini terbukti penuhnya lantai tempat 'cap' tangan para artis ternama yang disediakan khusus di samping kiri hal.
Ketika mengunjungi kota sebelah tenggara Nice ini, tengah berlangsung Festival Film de Cannes. Pengunjung sangat membludak, antrean panjang terlihat di setiap pintu masuk. Mereka tertib dan rela menunggu berjam-jam. Bagi yang kurang beruntung (tidak bisa masuk gedung pertunjukan) mereka mencari posisi strategis di pinggir-pinggir jalan atau di seberang gedung. Tampaknya mereka sudah menyiapkan berbagai perlengkapan seperti kursi, payung, makanan, dan tangga untuk melihat kedatangan artis idolanya. Para penonton ini rela walaupun harus tidur di pinggir jalan.
Biasanya sebelum masuk gedung festival para artisakan fashion show dulu di hadapan penonton. Kesempatan ini selalu dinantikan dan menjadi ajang heboh bagi para pemburu berita maupun penonton.
Setiap ada moment penyerahan awards, Cannes bagaikan kota tak pernah tidur. Di setiap penjuru ramai dipadati para turis dari berbagai negara. Kesempatan ini dimanfaatkan oleg toko-toko di sekitar gedung festival menjual berbagai atribut/souvenir. Seperti kaus, topi, pin, tas, gantungan kunci, stiker, jaket, buku, korek api, pensil dan ballpoint. Walaupun harganya relatif mahal, tapi dagangan itu habis diburu pengunjung.
(susie evidia)