Cari Berita berita lama

Republika - Kiprah Alumni di Semua Lini

Jumat, 26 Mei 2006.

Kiprah Alumni di Semua Lini






Menurut Wapres, mutu dan harkat lembaga pendidikan selalu diukur dengan seberapa besar pengabdian dan kehadiran para alumninya untuk kepentingan bangsa.





Hari-hari ini menjadi hari istimewa bagi keluarga besar Pondok Modern Darussalam, Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. Tak hanya santri, ustadz dan para pengasuhnya yang sibuk, tapi juga ribuan alumni serta sejumlah pejabat. Sejak Maret lalu, aneka kegiatan dihajat di pondok pesantren yang didirikan pada tanggal 12 Rabiul Awwal 1345 Hijriyah, atau bertepatan dengan 19 September 1926.Awal pekan ini, Darussalam All Star Show, pertunjukan yang melibatkan sekitar 1800 santri digelar. Pekan-pekan sebelumnya digelar aneka seminar, jambore dan raimuna alumni, khitanan massal, pertemuan para ulama yang merupakan kerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia, hingga sujud syukur yang dibuka Wakil Presiden HM Jusuf Kalla dan Ketua MPR RI DR Hidayat Nurwahid. Puncak acara akan digelar Ahad (28/5)dengan dihadiri Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.Pondok Modern Darussalam Gontor yang dirintis KH Ahmad Sahal, KH Zaenuddin Fannani, dan KH Imam Zarkasyi. Dari sebuah pondok "kamp!
ung", pesantren ini sekarang telah berkembang menjadi 13 cabang di seluruh Indonesia. Selain di Gontor, pesantren juga didirikan di Kediri (Jawa Timur), Mantingan (Ngawi, Jawa Timur), Banyuwangi, Magelang, Kendari, Lampung, dan Banda Aceh. Selain itu juga terdapat 211 pesantren alumni di seluruh Indonesia.''Delapan puluh tahun merupakan sebuah umur yang perlu disyukuri dandiperingati,'' ujar Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, DR KH Abdullah Syukri. Kesyukuran tersebut, kata dia, dimaksudkan sebagai tahadduts binni'mah, evaluasi pondok, mengukur kemampuan, konsolidasi, dan membuat program-program masa depan.Menurut Kiai Syukri, peristiwa demi peristiwa telah dilalui, dari masapemerintah Belanda, pemerintah Jepang, perang Kemerdekaan Indonesia,proses kesatuan Negara Republik Indonesia, Madiun Affair 1948, dan momentum sejarah lainnya. ''Namun semua peristiwa itu menambah eksistensi Pondok Modern Darussalam Gontor dalam menjalankan amanat pendidikan sebagai pondok pesan!
tren,'' ujarnya. Bila ada pondok pesantren yang menghasilkan S!
DM yang
bisa "masuk" dalam berbagai lapangan pengabdian, barangkali telunjuk akan terarah ke Gontor. Alumni Ponpes berkarya di berbagai bidang kehidupan, mulai dari wirausahawan, ustadz, birokrat, akademisi, hingga menteri. Apa yang dilakukan alumni Gontor sesungguhnya masih bisa dirunut kepada khittah yang diberlakukan di Gontor. Di pesantren itu, santri terbiasa mandiri. ""Di sana kita juga diajarkan untuk siap memimpin dan siap dipimpin,'' ujar Ketua MPR yang juga alumni Ponpes Gontor, Hidayat Nur Wahid. Salah satu ungkapan yang populer di Gontor adalah 'Gontor di Atas dan Untuk Semua Golongan'. Golongan di sini ada birokrat, ulama, politisi, aktivis, usahawan. ''Kalau dirunut sebagai benang merah bahwa di manapun alumni Gontor bekerja secara umum mereka mengembangkan sikap ukhuwwah islamiyah mengembangkan sikap intelektualisme, mengembangkan sikap untuk menghadirkan etos kerja, dan etos berjuang,'' ujarnya.Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengakui peran besar para alumni Gontor di!
berbagai bidang. Ketika membuka peringatan 80 Tahun Pondok Modern Gontor dengan sujud syukur di masjid Gontor, Kalla mengatakan, ''Adalah suatu kebanggaan kita bahwa Pondok Modern Gontor ini telah berkiprah begitu lama, dan telah menghasilkan begitu banyak alumni yang telah mengabdikan bagi kepentingan bangsa ini. ''Menurut Wapres, mutu dan harkat lembaga pendidikan selalu diukur dengan seberapa besar pengabdian dan kehadiran para alumninya untuk kepentingan bangsa. ''Karena memang pendidikan menghasilkan alumni. Kita sudah mendengarkan penjelasan dari pimpinan Gontor, bagaimana para alumni sudah mengabdi di hampir semua lini di negeri ini,'' ujarnya. Menteri Agama M Maftuh Basyuni pun mengamini. ''Walaupun saya tidak tamat, saya benar-benar kagum terhadap pendidikan yang ada di pondok ini,'' tandas Basyuni yang langsung disambut tawa hadirin.Seakan memahami apa yang ditertawakan jamaah, mantan Duta BesarIndonesia untuk Kerajaan Arab Saudi ini pun menegaskan, ''Bayangkan, !
tidak tamat Pondok Modern Gontor saja bisa jadi menteri, bagai!
mana kal
au sekiranya saya tamat, wah minimal saya menargetkan jadi wakil presiden,'' ujarnya, seraya mengarahkan pandangannya ke Wapres yang duduk di sebeleh kiri podium tempatnya berpidato.
(dam )

No comments:

Post a Comment