Minggu, 13 April 2008.
Debat untuk Membuat Notulen
Siswa kelas 8.1 SMPN 115 Jakarta Selatan mendapat tugas membuat notulen. Apa yang mereka lakukan? Ronggo Astungkoro, Agi Patrio, Aulia Izzati, Batara Yoga, Lisa Trinovianti, menceritakan pengalamannya lewat citizen journalism kali ini. Bu Sumiyati menjelaskan kepada kami tentang notulensi. Bu Sumiyati adalah guru bahasa Indonesia kami di kelas 8.1 SMPN 115 Jakarta Selatan. Setelah itu, Bu Sumiyati pun membagi kami dalam delapan kelompok, masing-masing lima orang. Kami diminta membuat makalah untuk kami perdebatkan di kelas. Di dalam debat itulah nanti kami diminta membuatkan notulennya. Membuatkan catatan hasil debat. Kami merupakan Kelompok V, yaitu Ronggo Astungkoro, Agi Patrio, Aulia Izzati, Batara Yoga, dan Lisa Trinovianti. Selama empat kali pertemuan di mata pelajaran bahasa Indonesia kami berdiskusi kelompok, menentukan tema dan menuliskannya dalam bentuk makalah. Kelompok kami memilih tema bermain handphone di kelas. Lisa dan Aulia yang mengusulkannya. Kami me!
milih tema itu karena banyak murid yang suka main HP di kelas, tidak hanya murid SMA, tapi juga murid SMP, terutama murid putri. Kelompok lain, ada yang membahas tentang busway. Aulia kami pilih sebagai ketua kelompok. Lisa menjadi pembawa acara, Yoga jadi penyaji pertama, Agi sebagai penyaji kedua, dan Ronggo menjadi notulis, orang yang bertugas membuat notulen. Tibalah giliran kami mempresentasikan makalah di depan teman-teman di kelas. Bu Guru mengawasi kami. Lisa membuka acara dan meminta ketua kelompok membuka debat. Ketua kelompok membuka debat dengan mengajak membaca basmalah. Yoga dan Agi membacakan makalah kami bergantian. Inilah makalah kami. Bermain Handphone di Kelas Pada jaman sekarang ini sering sekali kita melihat murid bermain handphone pada saat sedang pelajaran berlangsung, tanpa diketahui oleh guru yang sedang mengajar. Meskipun begitu, ada murid ketahuan sedang bermain handphone saat pelajaran berlangsung bukanlah sesuatu yang jarang ditemui di sekolah-!
sekolah. Murid-murid yang sering bermain handphone biasanya a!
dalah mu
rid putri. Mereka biasanya menggunakan handphone pada saat pelajaran karena mereka mungkin merasa guru yang mengajar mengesalkan, nyolot, nyebelin, sok tahu, berlagu, dan lain-lain. Tetapi, ada juga murid yang menggunakan handphone saat pelajaran hanya untuk berfoto atau SMS-an dengan pacar mereka, teman di luar sekolah, dan bahkan teman sebangkunya sendiri jika mereka sudah benar-benar bosan. Sudah banyak cara digunakan oleh pihak sekolah atau guru untuk menghilangkan kebiasaan murid yang satu ini, tetapi tidak banyak cara yang berhasil. Salah satu cara yang berhasil menghentikan kebiasaan ini adalah dengan memberikan pelajaran yang bukan teori kepada murid-murid sehingga mereka terbawa oleh kegiatan mereka dan lupa dengan bermain handphone. Tetapi jika hanya pihak sekolah dan guru saja yang berusaha maka kebiasaan itu tidak akan pernah hilang. Murid-murid juga harus berusaha untuk menghilangkan kebiasaan tersebut. Sebaiknya mereka mematikan handphone mereka pada saat pelaj!
aran atau paling tidak mereka sebaiknya mengaktifkan profile silent sehingga tidak mengganggu proses belajar murid lainnya. Meskipun cara-cara tersebut sudah dilakukan, tetap saja masih ada murid yang sering bermain handphone di kelas. Jika murid tersebut tetap ingin bermain handphone di kelas, jangan bermain handphone di kolong meja karena akan membuat guru curiga. Sebaiknya handphone tersebut diletakkan di tengah-tengah buku pelajaran cetak yang terbuka sehingga mereka dapat terus bermain handphone sambil pura-pura membaca dan guru pun biasanya tidak akan mencurigai hal itu. Selain cara tersebut, masih banyak cara lain yang bisa digunakan agar murid tidak ketahuan bermain handphone. Tanya jawab selama debat cukup seru. Ada teman yang selalu ingin bertanya. Ada yang menyerang pendapat kelompok kami, ada yang setuju pendapat kelompok kami. Yang bertugas menjawab adalah ketua kelompok dan penyaji. Tapi, kami selalu merundingkan jawaban bersama-sama sebelum menjawabnya. Jika !
yang satu kehabisan jawaban, lantas dibantu yang lainnya. Saya!
mencata
t setiap pertanyaan dan jawaban. Sekitar setengah jam kami berdebat. Setelah itu, kami menyusun kembali notulen kami, memilih inti-intinya, sebelum kami serahkan kepada Bu Guru. Inilah notulen yang kami susun. Pertanyaan dari kelompok lain: 1. Sebenarnya makalah ini tentang bermain HP di kelas atau tentang cara untuk bermain HP di kelas agar tidak ketahuan guru atau bagaimana? 2. Sekarang Anda merasa atau tidak kalau Anda sendiri bermain HP di kelas? 3. Apa pendapat Anda terhadap sekolah yang tidak membolehkan murid membawa HP ke sekolah? Jawaban dari kelompok kami: 1. Kami sebetulnya mendebatkan kedua-duanya dan juga meminta saran dari Anda semua cara agar tidak bermain HP di kelas. Kami mengambil tema ini karena kami sendiri juga masih bermain HP di kelas. 2. Tentu saja kami merasa bahwa diri kami sendiri masih bermain HP di kelas. 3. Sejujurnya kami tidak setuju pada sekolah yang tidak membolehkan siswa-siswinya membawa HP ke sekolah mereka. Membawa HP ke sekolah itu ada !
baik dan buruknya. Contoh baiknya misalnya orangtua salah satu siswa ada keperluan mendadak dan ingin menelepon atau mengirim pesan singkat, misalnya saja kakek atau neneknya meninggal, kalau tidak membawa HP siswa itu tidak bisa tahu kabar itu secepatnya. Jadi, HP itu dibawa untuk mengetahui kabar yang tidak diketahui oleh kita kalau kita tidak membawa HP. Sedangkan contoh buruknya, kita membawa HP untuk bermain di kelas saat guru menerangkan pelajaran. Maka dari itu, kelompok kami menyimpulkan bahwa HP itu ada manfaat baik dan buruknya. Solusi untuk yang buruk adalah HP itu tidak perlu dinyalakan pada saat kita belajar atau dititipkan pada guru piket sekolah. Kami merasa lega setelah semua ini selesai. Notulen kami dapat nilai 8,5. Ini adalah pengalaman kami untuk pertama kalinya berdebat di kelas. Melakukan diskusi kelompok, memilih tema, membuat makalah, dan membuat notulen debatnya. Kami bertukar pikiran tentang masalah yang kami hadapi. Ternyata, belajar di kelas deng!
an cara seperti ini, membuat murid tak bermain HP. Pengirim: !
Nama: Ro
nggo Astungkoro, Agi Patrio, Aulia Izzati, Batara Yoga, Lisa Trinovianti. Sekolah: Kelas 8.1 SMPN 115 Jakarta Selatan Alamat: Jl KH Abdullah Sjafei, Tebet, Jakarta Selatan
( )
No comments:
Post a Comment