Minggu, 22 April 2007.
Batang Tubuh UUD 1945 Bisa Terus Diamandemen
JAKARTA -- Meski UUD 1945 telah empat kali diamendemen, pembukaan (mukadimah) UUD 1945 seharusnya tetap dipertahankan. Perubahan disarankan hanya ada di tingkat batang tubuh UUD, sesuai dengan perkembangan situasi di tingkat nasional, regional, maupun global. ''Perubahan tersebut tidak akan bermasalah jika mukadimah yang menjadi jiwa dan spirit dalam UUD tersebut tetap dipertahankan kemurniannya, '' ujar Presiden ke-3 RI Baharuddin Jusuf Habibie saat memberi kata sambutan dalam peluncuran buku berjudul 'Pokok-pokok Hukum Tata Negara Pasca Reformasi', yang ditulis Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshidiqie, Selasa malam (17/4). Menurut Habibie, selama empat kali perubahan UUD, mukadimah konstitusi Indonesia tersebut masih tetap utuh. Perubahan pertama dilakukan saat Presiden Habibie, perubahan kedua pada era Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan perubahan ketiga serta keempat saat Megawati menjadi Presiden. ''Yang penting dari konstitusi adalah mukadimahnya. Itu adal!
ah jiwa. Sedangkan, batang tubuh itu adalah pendekatan, implementasi cita-cita yang tersirat dalam mukadimah. Selama ini, yang diubah batang tubuhnya. Jangan heran perubahan kelima akan muncul. Karena proses penyempurnaan itu tidak ada yang eksak,'' jelasnya. Lebih jauh Habibie menyatakan, penilaian benar atau tidaknya penjabaran konstitusi bukan menjadi kewenangan penguasa atau penyelenggara negara. ''Kebenaran konstitusi tersebut sudah termuat dalam pembukaannya yang semoga bersifat abadi,'' tegasnya. Sementara itu, Jimly menyatakan, UUD mengalami perubahan materi dari 71 butir menjadi 199 butir setelah dilakukan amendemen sebanyak empat kali. Perubahan dalam setiap kata tersebut membutuhkan keseriusan implementasi. Untuk itu, ke depan, setiap arah penyelenggaraan negara harus disesuaikan dengan blue print yang terkandung dalam UUD. ''Jika dulu UUD hanya bersifat simbolik, sekarang UUD dijalankan dalam praktik. Dulu, tidak seperti zaman sekarang. Mau konstitusional maup!
un inkonstitusional, itu tergantung penguasa,'' katanya. eye
( )
No comments:
Post a Comment