Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Pesantren Tebu Ireng akan Pertemukan 4 Habib yang Kini Banyak Menjadi Sorotan

Rabu, 20 November 2002.

Nasional
Pesantren Tebu Ireng akan Pertemukan 4 Habib yang Kini Banyak Menjadi Sorotan
20 November 2002
TEMPO Interaktif, Jombang:Pondok Pesantren Tebu Ireng berencana mempertemukan 4 habib yang belakangan menjadi sorotan dunia. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi berbagai persoalan yang akhir-akhir ini terkesan menyudutkan umat Islam, dan menimbulkan keprihatinan mendalam di kalangan umat Islam. Keempat habib itu adalah Habib Rizieq Muhammad Shihab (Amirullah Front Pembela Islam), Habib Husain Al Habsyi (Ketua Ichwanul Muslimun), Ja&#039far Umar Thalib (bekas Panglima Laskar Jihad), dan Abu Bakar Ba&#039asyir (Ketua Majelis Mujahidin Indonesia).

'Sebenarnya, ini bukan gagasan saya pribadi, melainkan keprihatinan sejumlah ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan NU. Sementara ini, saya sudah membicarakan rencana tersebut dengan Pak Syafi&#039i Ma&#039arif, Ketua Umum Muhammadiyah,' kata K.H. Yusuf Hasyim, pengasuh Pesantren Tebu Ireng, kepada Tempo News Room, di kediamannya yang berada di lingkungan pesantren, Rabu (20/11).

Menurut Pak Ud, panggilan akrab Yusuf Hasyim, semula rencana tersebut tidak diagendakan di Tebu Ireng. Namun, sejumlah kalangan yang dia hubungi ternyata sangat mendukung jika pertemuan tersebut diadakan di Tebu Ireng. 'Ya, saya bersedia saja asalkan semua elemen ormas Islam memberi dukungan sepenuhnya, termasuk NU dan Muhammadiyah. Itulah sebanya, saya minta Pak Syafi&#039i Ma&#039arif berdiskusi lebih lanjut dengan Pak Hasyim Muzadi, dan kalangan Islam yang lain,' papar dia.

Dijelaskan, pertemuan itu dilatarbelakangi adanya keprihatinan di kalangan umat Islam tentang profil dan sosok Islam yang kini menjadi menyeramkan setelah terjadinya berbagai peristiwa teror yang diduga dilakukan oleh orang Islam. Untuk mengantisipasi hal itulah dipandang perlu adanya pengamanan dalam internal Islam yang sangat heterogen.

'Peristiwa demi peritiwa yang baru-baru ini terjadi tidak bisa dipungkiri sangat menyudutkan Islam. Untuk itu, ketika saya bertemu dengan sejumlah habib dan WNI keturunan Arab di Jakarta, 15 November 2002 lalu, kami sama-sama menyampaikan keprihatinan mendalam. Selanjutnya, hal itu saya bicarakan dengan Ketua Umum Muhammadiyah, dan ada keinginan mempertemukan para habib tersebut,' kata Pak Ud.

Dia yakin, di antara para habib itu tidak ada yang ingin memaksakan berdirinya negara Islam atau pemberlakuan syariat Islam secara mutlak di Indonesia. Selain itu tidak mungkin, secara historis Indonesia dibentuk dengan keanekaragaman budaya dan sejarah. Dengan begitu, secara tidak langsung, Islam sudah mendapat tempat yang sangat layak di Indonesia.

'Ketika Ja&#039far Umar Thalib datang ke Tebu Ireng, sekitar setahun lalu, saya bertanya, �Apakah dia tetap ingin menjadikan Indonesia sebagai negera Islam?� Kemudian dia menjawab, �Saat ini Indonesia sudah menjadi negara Islam dengan bukti adanya UU Perkawinan, kompilasi hukum Islam, Departemen Agama, dan dibinanya sekolah Islam di seluruh penjuru tanah air,�' jelas Pak Ud.

Dengan bertemunya empat habib tersebut, diharapkan akan bisa menjadi preseden positif untuk menepis segala tudingan miring terhadap Islam. Dalam hal ini, termasuk sikap aparat kepolisian dalam proses penyelidikan kasus bom Bali yang terkesan tidak menghormati Islam secara umum.

'Yang kami inginkan, Islam tidak diganggu, dan pemerintah atau siapa saja termasuk negara asing bisa memilah bahwa tindakan pribadi seorang muslim tidak bisa direpresentasikan sebagai Islam secara global,' kata Pak Ud

Di Jakarta, saat diminta keterangan, Habib Rizieq mengaku belum mendengar rencana pertemuan 4 habib tersebut. Namun, dia mendukung rencana itu asalkan agendanya jelas. �Kalau memang agendanya positif bagi perjuangan Islam, agama dan negara, tidak ada alasan bagi saya untuk menolak.� kata Rizieq, saat dihubungi Tempo News Room, Rabu (20/11).

Ia berharap, kalau memang gagasan itu terealisasi, hasil pertemuannya benar-benar dapat memberikan manfaat. �Jangan nanti pertemuannya hanya bersifat seremonial. Kan hanya buang-buang waktu,� kata dia, tegas. (Dwidjo U. Maksum/Suseno � Tempo News Room)

No comments:

Post a Comment