Senin, 17 Mei 2004.
Astra International Pertimbangkan Kembali Percepatan Pembayaran UtangJAKARTA�PT Astra International Tbk. menegaskan tidak akan melakukan pembiayaan kembali (I>refinancing utang yang saat ini mencapai US$ 247 juta (sekitar Rp 2,2 triliun).
Wakil Presiden Direktur Michael D. Ruslim mengatakan, Astra memang berencana untuk mempercepat pelunasan utang. Namun, tuturnya, pembayaran utang itu akan dilakukan dengan menggunakan dana internal perusahaan. �Kami tidak ada rencana refinancing karena utangnya sudah terkendali secara operasional,� kata Michael kepada pers akhir pekan lalu.
Michael menjelaskan, Astra akan mempercepat pembayaran utang yang seharusnya jatuh tempo pada 2006. Namun, ia enggan mengungkapkan apakah itu akan dilakukan tahun ini atau tahun depan. �Itu tanyakan kepada Pak John (John Slack�direktur keuangan),� kata dia.
Refinancing merupakan suatu langkah yang dilakukan sebuah perusahaan untuk membayar utangnya. Sumber dana untuk membayar utang itu biasanya dari utang baru seperti pinjaman bank atau obligasi. Biasanya utang baru tersebut memiliki jangka waktu (tenor) yang lebih panjang dari utang yang akan dibayar itu atau juga memiliki tingkat bunga yang lebih rendah dari utang yang lama (yang akan di bayar).
Ditemui secara terpisah, John Slack membenarkan bahwa Astra memang berencana mempercepat pelunasan utang. Caranya, kata dia, dengan melakukan refinancing. �Tapi saya tidak bisa jelaskan refinancing dengan pola apa,� kata dia.
Menurut Slack, utang yang ada saat ini memiliki tingkat bunga pada kisaran 4-5 persen di atas tingkat bunga SIBOR (patokan bunga di Singapura). KOndisi utang itu sesuai dengan paket restrukturisasi yang disepakati Astra dengan para kreditor pada 2002. Jika Astra melakukan refinancing, tuturnya, kemungkinan perseroan bisa mendapatkan pinjaman dengan tingkat bunga sedikit lebih rendah.
Slack mengatakan, keuntungan lainnya dari mempercepat perlunasan utang saat ini perseroan bisa terlepas dari berbagai persyaratan dan komitmen yang dibuat ketika restrukturisasi dulu. �Perusahaan bisa mencari utangan baru dari kreditor baru,� kata dia. �Sehingga kami bisa membuat garis batas dengan masa lalu dan memulai tahun yang baru.�
Sebenarnya, John melanjutkan, sesuai dengan ketentuan restrukturisasi Astra memiliki opsi perpanjangan pembayaran utang selama tiga tahun hingga 2009. Utang itu tersebar kepada puluhan bank seperti Mizuho Bank, Sumitomo Mitsubishi Bank, ABN Amro, dan ratusan pemegang obligasi. "Kami berpikir sebaiknya pelunasan utang itu dipercepat saja."
Menurut John, ada kemungkinan pelaksanaan rencana pembayaran utang itu akan dipercepat pada tahun ini. �Tapi mungkin juga dilakukan tahun depan,� kata dia. �Besarnya sekitar US$200 juta,� kata dia.
Saat ditanya mengapa Astra tidak menggunakan dana internal perusahaan yang saat ini sekitar Rp 2 triliun, John mengatakan, Astra berencana melakukan sejumlah aksi korporasi dengan dana itu. Misalnya, dia melanjutkan, rencana Astra untuk mempertahankan kepemilikan sahamnya di PT United Tractors Tbk. yang akan menerbitkan saham baru. budi riza
No comments:
Post a Comment