Rabu, 27 September 2006.
Menjadi Masa Bagi Muslim untuk Belajar Alquran
Bulan Ramadhan adalah bulan Alquran. Inilah keyakinan yang coba diwujudkan Muslim di Malawi, Afrika. Pada Ramadhan tahun ini pengajaran Alquran menjadi sentral kegiatan. Pengajran Alquran akan dilakukan secara lebih intensif dibandingkan tahun sebelumnya. Pengajaran Alquran tak hanya diperuntukkan bagi Muslim, tapi juga bagi umat non-Muslim yang ingin tahu tentang kandungan Alquran. Apalagi, tahun ini Raja Fahd dari Arab Saudi menyumbangkan Alquran yang dicetak dengan terjemahan bahasa lokal, Chicewa. Menurut Sheikh Dinala Chabulika, koordinator Biro Informasi Nasional Asosiasi Muslim Malawi, tahun ini pihaknya akan semakin gencar mengajarkan Alquran. ''Kini tugas kami semakin ringan dengan adanya Alquran terjemahan bahasa lokal sumbangan Raja Fahd,'' katanya. Chabulika mengatakan bahwa pengajaran Alquran akan menjadi inti kegiatan Ramadhan. Apalagi, Ramadhan juga merupakan masa Alquran diturunkan. Ia berharap Muslim Malawi mampu membaca Alquran dengan baik dan bena!
r. Mereka juga diharapkan mampu memahami kandungan Alquran. Kegiatan ini tak dilakukan setengah hati. Segala cara ditempuh untuk mengajarkan Alquran. Caranya dengan pesan pendek, surat elektronik, telepon, dan mengundang umat Islam untuk datang ke tempat-tempat pengajaran Alquran, seperti masjid. Chabulika mengatakan, pihaknya juga telah mengirimkan surat permohonan ke stasiun radio dan televisi milik pemerintah, yaitu Malawi Broadcasting Corporation (Radio MBC) dan Malawi Television (TVM) agar mengalokasikan waktu lebih banyak untuk program pengajaran Alquran. Menurut Chabulika, ini langkah yang strategis. Siaran kedua media milik pemerintah tersebut berskala nasional. Karena itu, ia sangat berharap pemerintah memberikan kesempatan leluasa bagi Asosiasi Muslim Malawi untuk mengisi acara tersebut. Selama ini, jelas Chabulika, Radio MBC setiap pekan menyiarkan empat program Islam. TVM menyambung dan menyiarkan acara Islam berdurasi 30 menit yang dipasok oleh South Africa!
n ITV-SA pada setiap Selasa, Kamis, dan Jumat. Selain kedua m!
edia pem
erintah, pengajaran Alquran juga dilakukan di media yang dimiliki umat Islam. Penguasaan media selama ini memang juga menjadi agenda umat Islam di Malawi. ''Bersyukur, radio Islam selalu didengar umat Islam, baik di kota maupun desa,'' jelas Chabulika. Radio ini selalu menyiarkan pengajaran tentang Alquran. Ada juga acara ceramah agama, termasuk tentang Ramadhan baik dari ulama lokal maupun internasional. Dengan keberadaan media ini, Chabulika mendesak umat Islam memanfaatkannya dengan baik. Ini agar umat Islam tak terlalu terpaku pada media Eropa yang kerap memberikan informasi salah tentang Islam. Chabulika juga mendesak umat Islam menggunakan Ramadhan untuk sepenuhnya mengkaji Alquran. Ia pun berharap umat non-Muslim tergerak untuk membacanya. Paling tidak, jelas Chabulika, langkah ini akan membuat mereka mengetahui Islam dengan lebih baik. Mcpherson Maulana, kepala Humas Radio Islam, mengatakan radio ini merupakan elemen penting dalam pengajaran Alquran. ''Merupakan se!
buah langkah penting menggunakan media ini untuk mengajarkan Alquran, terutama di bulan Ramadhan,'' katanya. Setiap Muslim, ujar Maulana, sudah semestinya mengetahui dan memahami benar bahwa Alquran berisi petunjuk dan sebuah mukjizat. Radio Islam yang didirikan pada 2001 lalu telah berhasil merebut hati umat Islam. Ini membuat umat Islam lebih memahami ajaran agamanya. Terbukti umat Islam di Malawi selalu mendengarkan radio tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai Islam dan Ramadhan. Maulana berharap berharap Ramadhan tahun ini juga menjadi momen sukses bagi Radio Islam dalam mengembangkan dakwah Islam. Kesuksesan ini buah kerja sama semua pihak terutama dengan Asosiasi Muslim Malawi. Kedua pihak bahkan telah membuat Radio Listeners Club (RLC) atau Klub Pendengar untuk mengelola pendengar dengan baik. Koordinator RLC, Suleiman Matola, menyakan klub ini telah membuat jaringan ke seluruh pelosok negeri. Matola yakin jaringan ini menjadi alat yang efektif guna menyeb!
arluaskan informasi ke semua umat Islam. ''Ini agar umat Islam!
tak lag
i melakukan ibadah dengan cara coba-coba sebab sekarang mereka memiliki sumber informasi untuk melakukan ibadah dengan benar,'' jelasnya. Berdasarkan data 2005 yang dihimpun Wikipedia, umat Islam di Malawi berjumlah 2.431.784 jiwa atau 20 persen dari total populasi yang 12.158.924 jiwa. Islam agama kedua terbesar di Malawi setelah Kristen.
(ferry kisihandi )
No comments:
Post a Comment