Jumat, 19 November 2004.
Terapi Hangat Sehatkan MasyarakatAwalnya hanya coba-coba, ternyata hasilnya luar biasa. Itulah pengakuan Sugondo, penemu ATFG-8 (alat terapi fisik Gondo seri 8), ihwal perjalanan kariernya sebagai salah satu penyembuh alternatif. Satu hal yang membedakan terapi Gondo--begitu biasanya lelaki 64 tahun ini dipanggil--dengan pengobatan alternatif lain adalah sembuh tanpa obat, jamu, suntik, operasi, apalagi magic. Beragam penyakit yang pernah disembuhkan, antara lain asma, migrain, sakit pinggang, dan haid tidak teratur.
Kisah terapi ala Gondo bermula pada 1992. Saat itu, ia masih menjadi Kepala Seksi Diklat Profesi Pekerjaan Sosial di Lembang, Bandung. Suatu ketika, ada peserta diklat yang tidak masuk kelas selama empat hari. Penasaran, Gondo pun mendatangi kamar peserta tersebut. Ternyata peserta itu mengidap beberapa macam penyakit, seperti darah tinggi, susah tidur, kolesterol tinggi, panas dingin, dan pusing.
Secara refleks, tangan Gondo pun memegang jari kaki si sakit sembari dipelintir-pelintir. Ternyata tubuh peserta itu bereaksi. Tubuhnya yang semula panas dingin langsung berkeringat dan rasa pusingnya hilang. Walhasil, kondisi tubuh peserta itu membaik dan enteng. Singkat cerita, setelah keberhasilan itu, banyak orang yang datang ke Gondo minta diterapi.
"Cuma, kalau sudah lebih lima orang yang ditangani, tangan ini terasa pegal," kata Gondo, saat ditemui di rumahnya, Jalan Embah Malim, Kiaracondong, Bandung. Lalu, terpikirlah untuk membuat alat bantu terapi. Alat pertama diciptakan pada 1994 dengan bahan baku pipa ledeng.
Namun, Gondo tak gampang puas. Sejumlah inovasi terus dilakukan sehingga tercipta ATFG-8. Temuan yang membuahkan banyak penghargaan bagi Gondo, antara lain, Best of The Best Alternatives Physical Therapist, Asian Award of Honour 2004. Alat ini memiliki kekhasan, yakni rasa hangat yang bersumber dari elemen listrik. Sebab itu, terapi Gondo acap kali disebut dengan terapi hangat.
Dalam praktek, seperti pernah dicoba Tempo, seluruh tubuh dari kepala hingga ujung kaki pasien diterapi dengan cara ditekan, gelinding, gitek, dan ditusuk dengan ATFG-8. Semua cara itu dimungkinkan berkat alat temuan Gondo berupa pipa stainless steel sepanjang 45 sentimeter. Ujung pipa inilah yang dimanfaatkan untuk menusuk dan menekan. Kemudian dari bagian pipa ini ditambah pipa lagi sepanjang 17 sentimeter yang dipasang sejajar. Pipa terakhir inilah yang diisi elemen listrik dan disambungkan ke alat pengatur tegangan yang derajat kehangatannya bisa disetel. Saat terapi, pipa hangat ini digelindingkan ke seluruh tubuh pasien.
"Angka keberhasilan terapi ini lebih dari 90 persen," kata Gondo. Kini, tak kurang dari 71 cabang "Klinik ATFG-8" telah tersebar di seluruh penjuru Tanah Air. Bahkan ada juga cabang di Brunei Darussalam. Dalam jangka panjang, ayah tiga orang anak ini berharap bisa menjajakan metodenya ke Malaysia dan negara-negara Asia Tenggara lain. Dalam urusan ini, lelaki yang rambutnya sudah mulai memutih ini berprinsip, "Tak mau berhenti berupaya menyehatkan masyarakat dengan alat terapi hangat." dwi wiyana
No comments:
Post a Comment