Sabtu, 27 November 2004.
Rusia Bersedia Tukar Lagi Sukhoi dengan BerasJAKARTA - Rusia kembali bersedia menjual pesawat tempur Sukhoi kepada pemerintah Indonesia dengan menukarnya dengan barang-barang kebutuhan pokok, termasuk beras.
Kesediaan itu dikemukakan Kepala Ahli Pemasaran Sukhoi di Indonesia, Anatoly Voronkov, yang ditemui di sela-sela pameran alat-alat pertahanan "Indo Defence 2004, Expo and Forum" di Arena Pekan Raya Jakarta kemarin.
Menurut Voronkov, Rusia saat ini siap menyuplai berapa pun jumlah dan apa pun jenis pesawat tempur Sukhoi ke Indonesia jika TNI membutuhkan pesawat buatan negara itu. "Tentu kami siap sedia, tergantung perundingan yang akan dilakukan dengan pihak Indonesia," kata Voronkov.
Pihaknya juga siap dengan berbagai kemungkinan pembayaran yang akan dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Karena itu, kata dia, pemerintah Indonesia harus segera mengusulkan kepada Rusia bagaimana cara pembayaran yang disanggupi Indonesia jika memang membutuhkan pesawat tempur tersebut. "Bisa dibayar dengan cash atau sebagian dibayar dengan barang-barang impor dari Indonesia," ujarnya.
Saat ini Indonesia telah memiliki empat Sukhoi--dua Su-27SKs dan dua Su-30MKs. Keempat pesawat itu juga dibeli melalui imbal dagang dengan produk hasil bumi seperti beras dan kelapa sawit. Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Departemen Pertahanan Sudrajat pernah mengungkapkan, idealnya Indonesia harus memiliki satu skuadron Sukhoi. "Jika cuma empat, tak berarti apa-apa," ujarnya.
Harga jual Sukhoi untuk Indonesia, menurut Voronkov, berkisar US$ 35-40 juta, bergantung pada jenis dan kelengkapan sistem pendukungnya. Ia yakin Indonesia dalam waktu dekat akan memesan tambahan Sukhoi. Sebab, Kepala Staf TNI AU Marsekal Chappy Hakim pernah menyatakan, TNI AU membutuhkan setidaknya tiga skuadron Sukhoi untuk mengamankan wilayah udara Indonesia.
Direktur Jenderal Sarana Pertahanan Departemen Pertahanan Aqlani Maza membenarkan bahwa AU memerlukan satu skuadron Su-30 dan satu skuadron Su-27. Penjajakan dengan Rusia telah dilakukan sebelum pameran. "Uangnya saja yang belum ada," katanya saat ditemui di sela-sela pameran.
Sementara itu, pemimpin delegasi Rusia di pameran "Indo Defence 2004", Nikolai M. Dimidiuk, mengatakan pihaknya membuka pintu bagi Indonesia untuk melakukan perundingan jika Indonesia membutuhkan peralatan dari Rusia. "Terserah, peralatan macam apa yang dibutuhkan," ujar Direktur Proyek Khusus Rosoboronexport itu. dimas adityo
No comments:
Post a Comment