Rabu, 19 Juli 2006.
Puluhan Warga Usir Pengurus Ponpes Iqro Bandung
Nurvita Indarini - detikcom
Bandung -
Salat maghrib baru saja dilaksanakan. Hari pun belum gelap benar ketika tak kurang dari 80 warga mengepung Pondok Pesantren (Ponpes) Iqro di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka berniat mengusir ustad dan pengurus ponpes.
"Ini kelanjutan aksi tanggal 16 Juli kemarin," ujar pemimpin harian Ponpes Pondok Iqro Ram-ram Muhammad saat dihubungi detikcom, Rabu (19/7/2006).
Aksi warga berlangsung sekitar 3 jam. Selasa (18/7) pukul 22.00 WIB, 50-an polisi berhasil meredakan aksi.
Disampaikan Ram-ram, aksi warga ini bermula dari adanya rencana pengajian kebangsaan yang akan digelar Ponpes Iqro pada 16 Juli. "Warga mengira kita akan membuat gereja, padahal kita kan ponpes, jadi mereka menolak. Padahal bukan begitu," imbuh dia.
Karena warga menolak, maka kegiatan itu pun batal dilaksanakan. Meski batal, beberapa warga mendatangi ponpes. Mereka melempari kaca, menggedor-gedor mobil dan berteriak-teriak di sekitar ponpes. Polisi pun berhasil menenangkan massa.
"Saya rasa ada pihak tertentu yang berusaha mengerahkan massa. Belakangan isunya jadi berkembang lagi. Katanya kita suka menjual masyarakat karena beredar data penerimaan zakat yang dianggap hasil rekayasa," papar Ram-ram.
Padahal menurut dia, data zakat yang beredar di masyarakat itu adalah tugas makalah salah seorang tenaga pendidik ponpes yang masih tercatat mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Bandung.
"Dia disuruh membuat manajemen zakat. Yang dia jadikan contoh itu warga sekitar. Tidak tahu bagaimana makalah dia menyebar. Padahal di kertas itu kan tidak ada lambang dan stempel pondok, jadi bukan kita yang mengeluarkan," jelas Ram-ram.
Disampaikan Ram-ram, telah ada kesepakatan yang dibuat tokoh masyarakat, warga, dan pihak ponpes untuk mengakhiri situasi yang memanas itu. Kesepakatan dibuat pada Selasa 18 Juli pukul 14.00 WIB.
Isi kesepakatan antara lain, Ponpes Pondok Iqro menghentikan kegiatan pengajian kebangsaan. Bila ada tindak pidana, maka pemimpin ponpes harus siap dilaporkan ke kepolisian, siap diusir dan aset diserahkan kepada warga.
"Kami bingung, padahal pengajian kebangsaan tidak pernah dilaksanakan. Karena jumlah warga banyak, tiap kali kami berbicara pasti disoraki. Kalau dianggap sesat mengapa anak-anak mereka masih mengaji di ponpes ini," ujar Ram-ram dengan nada heran.
Meski demikian, Polsek Rancasari telah memberikan jaminan kegiatan pendidikan di ponpes tersebut akan tetap berjalan karena mendapatkan pengamanan.
"Hingga kini Polsek Rancasari dan Polres Kota Bandung masih berjaga-jaga di sekitar ponpes," kata petugas pelayanan masyarakat Polsek Rancasari Bripka Rukmana.
Ponpes Pondok Iqro terletak di Jl Soekarno-Hatta, Kampung Lio, Cipamokolan, Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Ponpes yang berdiri sejak 1994 ini memiliki 80 siswa TK, 15 siswa SD full day, 120 siswa TPA, dan 50 peserta majelis taklim.
(
nvt
)
No comments:
Post a Comment