Sabtu, 10 Mei 2008.
Balapan Ala Komik Jepang
Menonton film ini bak membaca cerita komik.
Sekeliling ruang berwarna merah cerah berseling garis putih. Dalam sekejap, dua warna itu berbaur. Sebuah mobil balap putih menyeruak. Ia melesat dalam kemudi pria cilik bernama Speed Racer. Tak ada yang lain dalam benak Speed. Hanya balapan dan balapan. Tak heran bila idola Speed adalah kakaknya sendiri, seorang pembalap ternama, Rex Racer. Namun, Speed kecil belum paham pahitnya dunia. Yang ia tahu, Rex tepaksa meninggalkan rumah dan keluarganya. Hingga akhirnya, Rex kehilangan nyawa dalam sebuah balapan. Tahun pun berlalu. Kini, seorang Speed Racer (Emile Hirsch) adalah pembalap. Persis seperti Rex dulu. Laganya di sirkuit balap pun tak berbeda. Cepat dan penuh nyali. Kecepatannya cuma tertandingi oleh rekor yang pernah dipegang Rex. Kemampuan Speed memukau pemilik industri mobil balap, Royalton (Roger Allam). Ia bersedia mendanai Speed. Syaratnya, Speed harus bersedia bertanding dalam kondisi apa pun, termasuk mengalah demi menambah timbunan harta Royalton. Karen!
a di matanya tidak ada yang bisa diatur, termasuk hasil pertandingan. Tawaran Royalton tentu ditolak Speed. Marah dan kesal, Royalton memastikan hidup Speed dan keluarganya merana. Semua yang dikatakan Royalton terbukti. Speed kalah dalam adu balap. Ayahnya yang selama ini merakit semua mobil balap Speed dituntut ke meja hijau. Di tengah keterpurukan keluarga Racer, penyelidik untuk Liga Balap Dunia mengajukan solusi. Ternyata, Royalton adalah bagian dari jaringan judi yang mengatur hasil balapan. Gerombolan itu harus dihentikan. Caranya dengan memenangi balap maut bernama Casa Cristo. Pertandingan yang dulu merenggut nyawa Rex. Speed Racer digarap serta ditulis oleh Larry dan Andy Wachowski, duet kakak beradik penghasil The Matrix. Kendati cerita film berdurasi 129 menit itu lumayan sederhana, efek yang dihasilkan oleh The Wachowski Brothers ini menawan penonton sampai ke menit terakhirnya. Penggunaan warna yang dipilih seterang mungkin mengingatkan mata penonton kalau f!
ilm produksi Warner Bros Pictures ini diangkat dari kartun ani!
me Jepan
g dengan judul sama yang terbit tahun 1960-an. Faktor itu yang justru membuat Speed Racer menarik ditonton. Kecepatan mobil Mach 5 yang dikendarai Speed serta kemampuannya bermanuver dalam trek yang melingkar 360 derajat, seumpama roller coaster, hanya masuk akal dalam cerita kartun atau komik. Belum lagi kecanggihan mobil-mobil balap lain. Pada adegan awal, saat menceritakan kisah Speed muda hingga kematian Rex serta Speed dewasa yang sudah mengikuti jejak kakaknya, kedua sutradara menampilkan potongan adegan dari masa lalu dan saat ini yang seakan beradu dalam pertandingan balap. Yang menarik, penggalan yang dirangkai jadi satu tidak lantas membingungkan penonton. Potongan wajah yang datang dan pergi, khas tampilan halaman komik, membuat Speed Racer bak cerita animasi Jepang yang hidup. Penyeimbang dari kekomikan Speed Racer datang dari sosok ibu yang diperankan Susan Sarandon. Citra Sarandon yang lekat dengan peran-peran serius membawa nuansa kehidupan dalam film serupa k!
omik itu. Di luar itu, hampir semua karakter Speed Racer terasa keluar hidup-hidup dari halaman kisah anime. Seperti kekasih Speed, Trixie yang dimainkan Christina Ricci, juga adik bungsunya Spritle yang berkawan dengan seekor simpanse. Secara visual, Speed Racer adalah film dengan tampilan yang menyegarkan. Meski mungkin hanya penonton yang berjiwa muda menyukai kecepatan gambar film ini. Atau mereka yang juga menggemari komik Jepang. n ind Pemain: Emile Hirsch, Susan Sarandon Sutradara: The Wachowski Brothers Durasi: 129 menit Produksi: Warner Bros Pictures
( )
No comments:
Post a Comment