Cari Berita berita lama

KoranTempo - Merpati Mulai Kesulitan Dana

Senin, 5 Mei 2003.
Merpati Mulai Kesulitan DanaJAKARTA - Penyelesaian tahap akhir program pensiun dini secara sukarela bagi karyawan PT Merpati Nusantara Airlines menghadapi kendala dana gara-gara persaingan tarif penerbangan di sejumlah rute.

Direktur Utama Merpati Hotasi Nababan menjelaskan, pihaknya mentargetkan jumlah karyawan yang mengikuti program pensiun dini ada 700 orang. Dia tidak mau merinci berapa dana yang dikeluarkan untuk program ini dan juga jumlah karyawan pensiun yang telah dibayar serta yang belum dibayar.

"Data itu saya tidak hapal. Bagi mantan karyawan yang pesangonnya belum dibayar, mereka tetap menerima gaji," katanya pada koran ini akhir minggu kemarin.

Dia berharap program tersebut bisa selesai cepat. Program ini, katanya, penting untuk meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan ke depan.

Hotasi menuturkan, perusahaan terus mencicil penyelesaian program ini hingga selesai. Apalagi, katanya, sekarang telah memasuki tahap akhir. Dia, menegaskan bahwa kendala dana yang dihadapi perusahaan terjadi lantaran terganggunya kas akibat bisnis penerbangan yang cenderung bersaing dengan tarif murah.

"Kami tetap memiliki komitmen untuk menyelesaikan program ini hingga tuntas secepatnya. Ini program prioritas kami," katanya.

Ketua Serikat Karyawan Merpati Aris Munandar yang dihubungi terpisah mengatakan, maskapai penerbangan milik negara itu telah mengeluarkan dana cukup besar untuk membayar pesangon kepada mantan karyawan yang ikut program pensiun dini tahap sebelumnya. Kendati demikian, dia mengaku tidak tahu besarnya biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk program ini.

"Kebutuhan dana yang besar untuk program itu juga mempengaruhi kondisi keuangan Merpati," ujar Aris.

Menurut dia, setidaknya ada 20 mantan karyawan yang mengikuti program tersebut datang meminta serikat karyawan menjembatani mereka dengan manajemen untuk menyelesaikan pembayaran pesangon. Total jumlah mantan karyawan yang belum dibayar lebih dari itu.

Aris mengatakan, pembayaran pesangon untuk mantan karyawan yang mengikuti program pensiun dini tahap pertama, kedua, dan ketiga telah dituntaskan. Sedangkan tahap keempat baru dibayar sebagian. Rata-rata jumlah karyawan yang pensiun sukarela pada setiap tahap sekitar 150 orang dengan nilai pesangon Rp 75 juta - Rp 200 juta per orang.

Seperti Hotasi, dia juga menyadari bahwa masalah dana memang dampak dari persaingan antarmaskapai penerbangan yang belakangan ini menerapkan tarif murah. Padahal, saat ini sedang musim sepi penumpang atau low season. Di lain sisi, harga bahan bakar naik. Kondisi ini mempengaruhi pendapatan usaha Merpati.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan bahwa belum tuntasnya pembayaran pesangon bagi sebagian mantan karyawan Merpati sebenarnya merugikan perusahaan. Mereka masih menerima gaji dan fasilitas, seperti kesehatan. Padahal, sudah tidak bekerja lagi sejak dua bulan terakhir.

Kerugian lain, katanya, karena ada karyawan yang telah dididik perusahaan hingga mencapai keahlian tertentu ikut minta pensiun. Perusahaan telah menanamkan investasi pendidikan yang besar terhadap orang-orang itu. Perusahaan penerbangan lain yang menerima mereka bekerja diuntungkan, karena tidak butuh biaya investasi pendidikan lagi.

Kendati demikian, kata Aris, serikat karyawan mendukung program pensiun dini mengingat jumlah karyawan Merpati terlalu banyak, terutama di bagian teknik. Jumlah pesawat Merpati saat ini sekitar 40 unit. Manajemen mentargetkan jumlah karyawan berkurang dari 4.191 orang pada 2002 menjadi 3.608 orang tahun ini.

"Lagi pula program ini kan sukarela, tidak memaksa karyawan untuk berhenti. Jadi prinsipnya menguntungkan kedua pihak," ujarnya. taufik kamil

No comments:

Post a Comment