Cari Berita berita lama

KoranTempo - Izin Penerbit Alquran Ber-Yesus Terancam Dicabut

Kamis, 1 Juli 2004.
Izin Penerbit Alquran Ber-Yesus Terancam DicabutJakarta � Menteri Agama RI, Agil Husein Al Munawar menyatakan akan mencabut ijin penerbit PT. Madu Jaya Maqbul jika penerbit tersebut terkbukti secara sengaja mencetak Alquran yang terdapat tulisan Yesus Kristus dan ajaran Nasrani. �Jika penerbit tersebut terbukti sengaja mencetak dan mengedarkannya kita akan cabut izinnya, � kata Agil di kantor Departemen Agama kemarin. Agil memngatakan hal itu setelah menghadiri Lokakarya Penerbit Alquran di Hotel Soefyan Cikini Jakarta dan menerima revisi terjemahan Alqur'an edisi 2002 atas terjemahan Alqur'an 1989.

Seperti diketahui, beberapa hari yang lalu di Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam Provinsi Sumatera Barat telah ditemukan kalimat Kitab Injil pada kulit bagian dalam Kitab Alquran yang diterbitkan oleh PT. Madu Jaya Maqbul Surabaya. Alquran tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang siswa SMP Negeri I Kec. Tilatang Kamang.

Jumlah Al-Quran bertuliskan Yesus Kristus dan ajaran Nasrani pada kulit dalamnya yang beredar di masyarakat belum jelas. Namun menurut Kepala Pusat Penelitian Pengembangan Lektur Keagamaan Depag, H. Fadhal AR Bafadal, hingga saat ini ditemukan 80 eksemplar. Alquran tersebut dicetak secara bertahap pada 2004, dan khusus yang ber-Yesus dicetak di atas kertas bekas koran untuk penghematan.

Pihak Depag telah memanggil Sunaryo, salah satu tersangka. Kepada Fadhal, Sunaryo menyatakan bersedia untuk menarik kembali cetakan yang telah beredar di masyarakat. Sejauh ini, menurut Fadhal, Alquran ber-Yesus tersebut hanya beredar di wilayah Sumatera Barat. Dari indikasi itu, Fadhal menduga kemungkinan adanya kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu. �Ini memang kecerobohan. Untuk itu kita tetap melakukan penyelidikan, � kata Fadhal. Penyelidikan itu perlu, karena menurutnya masalah itu sangat sensitif dan membahayakan kerukunan masyarakat. suryani ika sari � tnr

No comments:

Post a Comment