Kamis, 4 Desember 2003.
Bank Dunia Siapkan Pinjaman BersyaratJAKARTA -- Bank Dunia menyiapkan skema pinjaman baru sebesar US$ 450 juta hingga US$ 850 juta per tahun untuk tiga tahun ke depan (2004-2007). Sekitar US$ 230 juta dari jumlah tersebut, merupakan pinjaman bebas bunga berjangka waktu 35 tahun. Demikian disampaikan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia, Andrew Steer di Jakarta kemarin ketika menyampaikan strategi baru untuk membantu Indonesia.
Pinjaman itu ditujukan untuk mendukung proyek yang berorientasi kemiskinan seperti kesehatan dan pendidikan, penelitian pertanian, penyuluhan dan irigasi serta pelayanan publik umumnya di tingkat daerah.
Besar pinjaman berdasarkan skala dasar (base case scenario) Bank Dunia itu, dikatakan Steer, akan diberikan apabila Indonesia mampu mewujudkan kemajuan yang berkelanjutan meski bertahap dari pelaksanaan paket kebijakan ekonominya. Sementara itu, lembaga ini menilai paket program ekonomi -- pengganti letter of intent yang disusun pemerintah setelah memutuskan tidak lagi melanjutkan program IMF � sangat ambisius. �Sama sekali tidak bisa dipastikan dapat terpenuhi,� kata Steer.
Ditegaskan pula, sebelum mengucurkan pinjaman itu, Bank Dunia akan memberlakukan persyaratan yang ketat kepada pemerintah daerah, terutama menyangkut tata kelola dan manajemen keuangan. �Kami menuntut manajemen pemerintah daerah lebih transparan,� ujar Steer.
Namun, Bank Dunia berjanji akan membantu Indonesia apabila pemerintah berhasil mencapai target yang ditetapkan sendiri. Bahkan, kata Steer, kalau Indonesia menunjukkan kinerja yang luar biasa baik dalam melaksanakan reformasi hingga bisa meningkatkan iklim investasi, kualitas pelayanan, serta mutu tata pemerintahan, �Kami akan meningkatkan utang hingga US$ 1,4 miliar per tahunnya.�
Penasihat Senior Bank Dunia untuk Tata Pemerintahan, Joel Hellman mengatakan, dengan persyaratan itu, setiap pemerintah daerah yang ingin mendapatkan pinjaman harus berkompetisi dengan pemerintah daerah yang lain. �Pemda yang transparansinya lebih baik bisa mendapatkan dana yang lebih banyak pula.�
Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan memandang persyaratan pinjaman Bank Dunia untuk Indonesia adalah hal yang wajar. Pasalnya, menurut dia, soal tata pemerintahan yang baik saat ini masih sebatas keinginan, belum sepenuhnya dilakukan. �Salah satu penyebabnya,� kata dia, �keterbatasan dana.�
Di sisi lain, ujar Fauzi, tidak bisa dipungkiri untuk pembangunan proyek pemerintah masih membutuhkan dana tambahan di luar APBN. Dana pinjaman dari Bank Dunia inilah yang akan digunakan untuk menutupi kekosongan di pos pembangunan. �Sekaligus untuk mengontrol transparansi pemerintah.�
Soal kebocoran dana pinjaman, menurut dia, sudah pasti ada. Yang penting sekarang adalah bagaimana memperkecil kebocoran itu. �Persyaratan yang diajukan Bank Dunia itu,� ujar Fauzi, �Bisa digunakan untuk memperkecil kebocoran. Korupsi kan, tidak bisa diberantas dalam satu malam.� (yuyuk andriati/fitri oktarini-tnr)
No comments:
Post a Comment