Minggu, 5 Desember 2004.
Ketika Aktivis Berorasi di Hotel
Arry Anggadha - detikcom
Jakarta -
Orasi kerap dilakukan aktivis di jalanan. Tapi kali ini beda. Orasi disampaikan di hotel. Namun kritiknya tetap sama pedasnya.
Begitulah yang terjadi ketika aktivis dari angkatan perjuangan tahun 1945 hingga tahun 2000 dikumpulkan. Mereka tergabung dalam Forum Aktivis Lintas Generasi.
Sebenarnya mereka menghadiri acara halal bihalal aktivis lintas generasi-lintas kota di Hotel Le Meridien, Sudirman, Jakarta Pusat pukul 19.30-22.30 WIB, Sabtu (4/12/2004).
Namun yang namanya jiwa aktivis rupanya tidak betah jika berkumpul hanya untuk makan-makan dan ngobrol-ngobrol menikmati glamornya suasana hotel. Mereka pun saling tunjuk teman untuk unjuk kebolehan berorasi.
Rachmawati Soekarnoputri didaulat sebagai aktivis segala masa, sehingga mendapat kesempatan orasi pertama. Saat Rachma berbicara, hadirin tampak serius mendengar.
"Pemerintahan SBY belum ada keberanian moral untuk memberantas KKN. Tapi kita akan melihat dalam 100 hari ini, apakah janji yang diucapkan dalam kampanye akan dilaksanakan atau tidak," ujar putri presiden pertama Indonesia itu.
"Saya belum bisa menilai kinerja SBY karena baru berjalan satu bulan. Paling lama 6 bulan baru bisa kita nilai. Tapi saya berharap janji yang diucapkan SBY saat kampanye bukan sekadar janji," kata Rachma.
Usai berorasi, Rachma yang pernah terkena stroke itu meninggalkan lokasi acara dengan dibopong suaminya. Orasi pun dilanjutkan oleh para aktivis lainnya. Satu orang mewakili satu generasi.
Ayo Kita Makar!
Suasana terasa rileks dan penuh tawa canda. Setiap ada yang orasi, ada saja yang menyela atau memberikan celetukan segar sehingga gelak tawa membahana. Bahkan yel bernada seloroh kerap diteriakkan setiap pergantian orator. "Ayo kita makar!"
Hariyadi Darmawan dari angkatan 1966 mengaku merasa kecewa dengan perilaku generasi 66 yang telah membiarkan Orde Baru menjadi seperti sekarang. "Hal ini bisa dijadikan contoh bagi aktivis generasi muda untuk mengawal perubahan agar tidak keluar jalur. Jangan biarkan rakyat ditipu lagi," serunya disambut tepuk tangan meriah.
Kemudian giliran AM Fatwa. Pria yang pernah menjadi korban kasus pelanggaran HAM Tanjung Priok ini sekarang menjabat sebagai wakil ketua DPR.
Tak ayal, dia pun menjadi bulan-bulanan aktivis lain. "Wah, ini sih bukan aktivis lagi, kan sudah jadi pejabat," celetuk seorang aktivis disambut teriakan riuh dan tawa.
AM Fatwa pun dengan lugas menangkis ejekan itu. "Ini salah satu proses saya dalam menjadi aktivis. Tapi saya tetap terus menyuarakan dan meneriakkan apa yang aktivis minta. Kita harus terus memperhatikan arus perubahan," ujarnya.
Kemudian tiba giliran aktivis angkatan 2000. Belum sempat memperkenalkan diri, aktivis muda itu langsung dihujani ejekan. "Wah, kalau yang ini sih baru bergerak kalau ada duitnya," celetuk seorang aktivis.
Sorak-sorai dan tawa hingga terpingkal-pingkal pun membahana. Sementara yang disorakin hanya bisa cengengesan. Mungkin merasa tidak enak hati jika membalas ejekan para seniornya yang notabene sudah berumur jauh dari dirinya.
Dia pun mencoba tegar menyampaikan orasinya. Dimulai dengan meneriakkan yel: "Kita adalah satu!" Selanjutnya dia mengingatkan agar dalam setiap perjuangan harus satu suara. "Kita harus bersatu. Memang ada banyak persinggungan yang membuat tidak satu suara. Tapi itu adalah korban dari kepentingan yang ada," ujarnya disambut tepuk tangan meriah.
Sementara dalam pernyataan sikapnya, Forum Aktivis Lintas Generasi mencantumkan 3 poin. Pertama, perubahan dan harapan rakyat atas perubahan harus dikawal dan direalisasikan semua pihak. Kita harus menjadi negara yang berdaulat tanpa diinjak-injak oleh pihak/lembaga/negara asing.
Kedua, mari bersama-sama kita kuatkan kembali jaringan aktivis untuk perjuangan demokrasi dan perubahan yang dicita-citakan.
Ketiga, lembaga negara baik lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif harus mampu menunjukkan kinerja luar biasanya sebagai bentuk konsekuensi tuntutan kekinian. Kalau tidak, lebih baik berjiwa besar untuk mundur saja.
(
sss
)
No comments:
Post a Comment