Rabu, 27 November 2002.
Metro
Bis Angkutan Lebaran Lintas Sumatera Kalah Saing dengan Pesawat
27 November 2002
TEMPO Interaktif, Jakarta:Hingga delapan hari menjelang Lebaran tahun ini yang jatuh pada tanggal 6 dan 7 Desember, arus mudik penumpang dengan tujuan Sumatera dengan menggunakan angkutan bis antar kota cenderung sepi. Hal itu diduga akibat persaingan dengan harga tiket angkutan udara. Selain itu, para penumpang sendiri merasa tidak nyaman dengan kondisi jalan lintas Sumatera.
Menurut beberapa petugas resmi Perusahaan Otobus (PO) yang ditemui di Terminal Bis Rawamangun, Rabu (27/11), perkembangan arus mudik untuk tujuan Sumatera cenderung menurun apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Terutama, untuk tujuan Medan. �Biasanya sampai dengan H-8 seperti sekarang ini kami sudah memberangkatkan tiga bis setiap harinya. Tetapi sekarang hanya satu bis saja,� kata Aritonang, salah satu petugas PO Bintang Utara.
Sepinya calon penumpang juga diakui Henry, petugas dari PO ALS. Menurut Henry, dibandingkan hari-hari sebelumnya, calon penumpang memang sudah mulai ramai. Namun, menurut dia, keramaian yang ada belum sebanding dengan tahun-tahun sebelumnya.
Sebelumnya, seorang petugas wanita yang berjaga dalam loket milik PO Sempagul di Terminal Pulo Gadung juga mengungkapkan hal yang sama. Petugas itu menengarai calon pemudik lebih memilih angkutan udara. �Tiket pesawat dijual murah, mereka lebih memilih naik pesawat karena selisihnya menjadi tidak terlalu dominan,� kata dia menjelaskan.
Harga tiket bis sendiri sebenarnya jauh lebih murah apabila dibandingkan dengan harga tiket pesawat untuk tujuan Medan. Namun, hal itu akan berbeda apabila para pengelola PO menggunakan haknya untuk menaikkan tarif sebesar 25-30 persen (untuk bis non ekonomi) sebagai pengganti tuslah. Untuk tarif normal, yang rata-rata masih diberlakukan hingga hari ini, tarif bis tujuan Medan dengan kelas eksekutif berkisar Rp.300 ribu. Sedangkan untuk kelas super eksekutif antara Rp.300 ribu hingga Rp.400 ribu.
Sebagai contoh, apabila tarif super eksekutif dikenakan kenaikan 25 persen saja maka tarifnya akan mencapai Rp.500 ribu. Harga setinggi itu hanya selisih Rp.200 ribu saja dengan tarif yang ditetapkan oleh maskapai Jatayu Air. Maskapai Lion Air sendiri mengenakan tarif tujuan Medan sebesar Rp.790 ribu, sementara Star Air Rp.726 ribu. Sedangkan Merpati Nusantara Airlines menetapkan tarif Rp.1,116 juta karena armadanya yang melayani tujuan Medan harus transit terlebih dahulu di Pekanbaru.
Aritonang sendiri sependapat dengan persaingan harga tiket yang terjadi dengan angkutan udara untuk jurusan Medan. Dia bahkan juga menambahkan dua faktor lain yang mempengaruhinya. �Kapal-kapal (laut) murah dan jadi pilihan konsumen karena jalur darat yang rusak,� kata dia. Aritonang menyebutkan jalur jalan di daerah Lahat, Sumatera Selatan, dan Sipirok, Sumatera Utara, yang masih rusak.
Suasana di Terminal Rawamangun sendiri sudah terlihat ramai. Meski demikian, seperti diutarakan oleh Kepala Terminal Rawamangun, Moespardi, kondisi itu bukan berarti sudah terjadi peningkatan terhadap arus mudik. Menurut dia, keramaian itu masih tergolong biasa. �Istilahnya, kita belum harus main (turun) ke lapangan,� kata dia. Moespardi sendiri memperkirakan peningkatan arus mudik akan terjadi di terminal yang khusus menampung �luberan� calon penumpang dari Terminal Pulogadung itu pada H-7, besok. Di terminal ini, 75 persen armada bisnya melayani tujuan Sumatera. Sisanya, melayani jalur Jawa.(Wuragil-Tempo News Room)
No comments:
Post a Comment