Cari Berita berita lama

Pencemaran Udara Jakarta Meningkat Akibat CO dan PM

Kamis, 20 Oktober 2005.
Pencemaran Udara Jakarta Meningkat Akibat CO dan PMJakarta, 20 Oktober 2005 16:12Warga DKI Jakarta yang setiap hari menghabiskan waktu rata-rata empat di perjalanan harus semakin berhati-hati menjaga kesehatan, karena pencemaran udara terus meningkat akibat bertambahnya jumlah karbon monoksida (CO) serta partikulate matter (PM), yang dikeluarkan ratusan ribu kendaraan bermotor.

"Hasil penelitian menunjukkan kadar CO dan PM di Jakarta sudah mencapai level kritis," kata Kepala Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia Budi Haryanto di Jakarta, Kamis, dalam sebuah pertemuan ilmiah yang membahas masalah pencemaran di ibukota Jakarta.

Budi mengungkapkan hasil penelitian Fakultas Kesehatan Masyarakat UI memperlihatkan bahwa kadar CO dan PM di jalan-jalan raya terutama pada pagi hari dan sore hari khususnya di jam-jam sibuk sudah melebihi kadar ambang batasnya.

"Data profil kesehatan DKI Jakarta pada tahun 2004 menunjukkan 1/3 angka kematian di Jakarta disebabkan penyakit yang ada kaitannya dengan pencemaran udara," kata pakar kesehatan masyarakat ini. Sekalipun hasil penelitian ini memprihatinkan, namun ia gembira kajian itu bisa membantu upaya pemerintah dan masyarakat untuk menentukan kebijakan pengendalian pencemaran udara.

Tingginya kadar CO ini akan memengaruhi jantung, kelahiran bayi dengan berat badan yang rendah serta kelahiran prematur. Sementara itu, tingginya kadar PM akan mengakibatkan menurunnya fungsi paru-paru, memburuknya kasus asma serta bertambahnya kunjungan ke pelayanan gawat darurat.

Menurut Budi, jika kadar CO dan PM berhasil diturunkan maka hal tersebut bisa mengurangi tingkat pencemaran udara.

Hasil penelitian ini diperoleh setelah dilakukan survei selama bulan April-September 2005 terhadap beberapa kelompok masyarakat seperti polisi ,awak kendaraan umum,pekerja jalanan serta kurir bersepeda motor. Jika kadar CO dan PM meningkat maka orang-orang yang berada disekitarnya akan merasa sesak napas, kepala pusing, denyut nadi meningkat serta merasakan gangguan mental .

Sementara itu, ahli paru-paru dari UI, Profesor Anwar Jusuf pada forum yang sama mengemukakan polusi udara seharusnya tidak terjadi disini karena Indonesia adalah negara tropis. Karena itu, untuk mencegah pencemaran udara maka dibutuhkan hutan yang rindang gunung berapi yang mampu pula menghasilkan udara yang bersih.

Anwar Jusuf menyebutkan pula bahwa pencemaran yang disebabkan CO dan PM telah menurunkan kekuatan orang untuk bernapas terutama pada manusia usia lanjut serta penderita asma.

Fakultas Kesehatan Masyarakat UI melakukan kerja sama dengan USAID, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup serta Pemda DKI Jakarta. [TMA, Ant]

No comments:

Post a Comment