Cari Berita berita lama

Tugu Kujang Dodol Talas, Rekor Dunia

Kamis, 9 Juni 2005.
Tugu Kujang Dodol Talas, Rekor DuniaBogor, 9 Juni 2005 14:02Ketua Umum Museum Rekor Indonesia (MURI) Jaya Suprana mengatakan, pihaknya mencatat replika Tugu Kujang berbentuk dodol talas bogor, sebagai rekor dunia.

"Karena pembuatan replika semacam ini baru pertama kalinya. Masalahnya, saya belum pernah melihat peristiwa seperti ini baik itu di New York, Roma, London, Tokyo, maupun di Beijing. Maka sebenarnya rekor dodol talas bogor untuk membuat monumen yang begitu tinggi, bukan hanya sekedar rekor nasional, tapi juga rekor dunia," katanya seperti dilansir Kantor Dinas Informasi, Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, Kamis.

Komentar itu disampaiakn terkait pembuatan replika Tugu Kujang yang terbuat dari dodol Talas setinggi 523 cm, yang tercatat memecahkan rekor MURI pada hari Rabu (8/6) di Bogor.

Replika Tugu Kujang itu dibuat oleh para pengrajin dodol Talas warga Situ Gede Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor yang merupakan binaan dari IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Kota Bogor.

Penghargaan MURI diserahkan langsung Ketua Umum MURI Jaya Suprana, yang didampingi Manajer MURI Paulud Pangka, di Gedung Kemuning Gading, Kota Bogor.

Menurut Jaya Suprana, karena karya tradisional dan juga Tugu Kujang sebagai ciri khas Kota Bogor, maka MURI sudah sewajarnya memberikan penghargaan.

Sedangkan Paulus Pangka mengatakan bahwa pembuatan Replika Tugu Kujang yang terbuat dari dodol Talas telah memecahkan rekor MURI, dimana sebelumnya tercatat atas nama "Cemara Jenang Kudus" setinggi 330 sentimeter.

"Dodol Talas Bogor itu adalah pemecah rekor yang ke 1.533," katanya.

Jacky Widjaya selaku pemrakarsa pembuatan replika mengatakan, dodol yang dibuat untuk membuat replika seluruhnya 11 ribu buah, dengan menghabiskan 200 kg talas, dan 18 kg tepung ketan.

Selain itu untuk membuat rangka replika Tugu Kujang, diperlukan 8 batang balok ukuran 5 X 10 meter, 4 batang Kaso ukuran 4 x 6 meter, 9 batang reng ukuran 3 x 4 meter, dan 7 lembar triplek, 2 kg cat kayu, dan paku.

Menurut dia, gagasan pembuatan Replika Tugu Kujang, idenya muncul dari masyarakat. "Kita sadari bahwa dari sekian banyak potensi Kota Bogor ada suatu yang terlupakan bahwa Bogor punya produk tanaman talas. Namun, sebagian warga Situ Gede Kecamatan Bogor terutama ibu-ibu telah mengemas talas menjadi prodok makanan dodol," katanya.

Sementara itu, Walikota Bogor H Diani Budiarto mengatakan, kalau berbicara potensi yang terlupakan, kadang-kadang ada gejala suka latah.

Masalahnya, luas pertanian Kota Bogor dari tahun ke tahun semakin berkurang. "Sebenarnya kita punya luas lahan pertanian 1.000 hektar pada waktu 10 tahun yang lalu, namun seiring dengan pesatnya perkembangan kota, luas pertanian sudah semakin berkurang," katanya.

Karena itu, kata Diani, pihaknya perlu meluruskan siapa sebenarnya meninggalkan, dan siapa melupakan potensi Kota Bogor.

"Sebenarnya kalau dilihat sisi produksi talas Bogor masih diproduksi. Sedangkan kalau dilihat dari sisi potensi memang sudah berkurang, karena lokasi pertanian talas sudah mulai berkurang," katanya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa visi Kota Bogor adalah jasa bukan produksi pertanian, namun jasa pertanian. "Ini, perlu kita jelaskan supaya tidak salah tafsir," katanya.

Sedangkan kalaupun dodol talas diangkat replika yaitu ada sisi lain yang perlu ditindak lanjuti. Artinya, kalau mau mengangkat talas menjadi dodol harus dilakukan kerja keras sehingga ke depan bisa menyamai dodol Garut yang sudah terkenal di Jawa Barat maupun Nusantara.

"Karena itu, saya berharap event ini bukan hanya semata sekedar penghargaan MURI, tapi bisa yang bisa berlanjut dan produk talas Bogor bisa berkembang dan masuk pangsa pasar," katanya. [TMA, Ant]

No comments:

Post a Comment