Cari Berita berita lama

KoranTempo - Pergantian Direksi Garuda Masuk Tahap Finalisasi

Rabu, 16 Pebruari 2005.
Pergantian Direksi Garuda Masuk Tahap FinalisasiJAKARTA - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Sugiharto mengungkapkan bahwa pergantian direksi PT Garuda Indonesia sedang memasuki tahap finalisasi.

Menurut Sugiharto, saat ini pemerintah telah menyeleksi calon-calon direksi maskapai penerbangan pelat merah tersebut. Dia belum bersedia memerinci calon-calon direksi Garuda. Dia hanya menegaskan, "Garuda ke depan tidak hanya menyangkut pergantian direksi, tapi perubahan paradigma," ujarnya kepada wartawan di sela-sela rapat kerja dengan Komisi BUMN di Jakarta kemarin.

Rencana pergantian Direktur Utama Garuda sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun lalu. Pemerintah seharusnya sudah harus mengganti direksi Garuda per Juni 2003. Sebab, Indra Setiawan, Direktur Utama Garuda saat ini, sudah habis masa jabatannya. Dalam rapat umum pemegang saham Garuda pada Juli 2003, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang masa jabatan direksi Garuda.

Beberapa nama yang sempat mencuat akan menggantikan posisi Indra Setiawan saat itu antara lain Samudra Sukardi (adik kandung mantan Meneg BUMN Laksamana Sukardi), Arwin Rasjid (Wakil Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk.), dan Wakil Direktur Utama PT Bank Danamon Indonesia Tbk. Emirsyah Satar, dan Komisaris Garuda Gunarni Soeworo.

Sugiharto mengatakan, persaingan usaha dalam industri penerbangan semakin ketat. Oleh karena itu Garuda harus memiliki paradigma baru. Dia mencontohkan, low cost carrier Garuda senilai 4,5 sen per mil per tempat duduk. Sedangkan maskapai penerbangan lain sebagai pesaing hanya 2,5 sen per tempat duduk. "Jadi bagaimana Garuda bisa bersaing," ujarnya.

Soal Merpati, Sugiharto mengatakan, sejauh ini belum ada rencana yang pasti soal perubahan direksi. "Kami memberi kesempatan kepada direksi untuk menyelesaikan permasalahan Merpati," katanya

Menurut dia, permasalahan yang dihadapi Merpati adalah kesalahan alokasi sumber daya di masa lalu. Untuk itu penyelesaiannya diserahkan kepada manajemen Merpati sendiri. "Mudah-mudahan ada jalan keluarnya."

Dalam rangka penyelamatan Merpati, pemerintah berencana menjual sebagian saham perusahaan itu kepada investor. Metode privatisasi yang dipilih adalah built, operate, and transfer (BOT) atau pengalihan pengelolaan perusahaan kepada investor.

Sugiharto mengakui bahwa sudah banyak investor baru yang berminat terhadap Merpati. Panitia kerja DPR periode lalu telah membolehkan Merpati untuk bekerja sama dengan investor baru. "Tapi kami harus mencermati dengan cerdas setiap opsi kerja sama," katanya.

Menurut dia, persoalan Merpati juga tidak hanya sekadar mendatangkan investor baru dan pergantian direksi. Tapi lebih kepada rencana perbaikan Merpati di masa yang akan datang. "Apakah low cost carrier-nya bisa seperti Air Asia, Lion Air atau yang lainnya." tito sianipar

No comments:

Post a Comment