Cari Berita berita lama

Warga Poso Kecewa Penarikan Laskar Jihad

Jumat, 18 Oktober 2002.
Warga Poso Kecewa Penarikan Laskar JihadPalu, 18 Oktober 2002 09:09Warga muslim di Poso, Sulawesi Tengah, menyatakan kecewa berat atas pembubaran ormas-keagamaan Forum Komunikasi Ahlu Sunnah Wal Jamaah (FKAWJ) atau Laskar Jihad (LJ) yang disusul kepulangan anggotanya dari bekas daerah konflik tersebut kurun dua hari terakhir.

"Sulit mengungkapkan perasaan kami. Yang pasti, kebimbangan atas jaminan keamanan bagi diri kami setelah kepulangan Laskar Jihad (LJ) --anggota FKAWJ-- terasa bertambah," kata Ny. Salma, warga Kelurahan Lawanga, Poso Kota, Jumat.

Ia menjelaskan, keberadaan LJ di Poso selama ini sangat membantu warga muslim setempat dalam menghapus perasaan ketakutan akibat pecahnya konflik bernuansa SARA berkepanjangan di daerah itu.

"Pokoknya, selama mereka berada di Poso, kami tidak lagi merasa khawatir dengan aksi penyerangan perusuh di lingkungan permukiman kami seperti sebelumnya. Semua warga di sini merasa terlindungi," tuturnya.

Pernyataan senada diungkapkan Ny. Fatimah, warga Kelurahan Bonesompe, Poso Kota.

Menurutnya, dengan dibubarkannya LJ dan semua eks anggotanya di wilayah Poso kembali ke daerah asal mulai Kamis (17/10), banyak warga muslim di wilayah ini mulai mengkhawatirkan atas kemungkinan munculnya aksi kekerasan baru.

"Anda tahu selama ini sudah ribuan umat Islam di Poso mati sia-sia karena dibantai kelompok perusuh. Ketakukan semacam ini kembali menghantui kami, setelah LJ kembali," ujarnya.

Bahkan, menurut Fatimah, keberadaan LJ di daerah mereka selain memberikan jaminan keamanan bagi muslim setempat, juga mereka aktif memberikan bantuan sosial serta bimbingan keagamaan bagi para korban kerusuhan.

"Sangat banyak bantuan yang mereka berikan kepada kami," tuturnya.
Baik Rahma maupun Fatimah mengharapkan partisipasi aktif aparat keamanan dalam memberikan perlidungan (jiwa dan harta benda) bagi warga muslim di daerahnya, terlebih setelah LJ keluar dari bekas daerah konflik tersebut.

"Kamtibmas di Poso selalu berubah-ubah dan sulit diramalkan, karena itu aparat keamanan harus benar-benar bisa menggantikan peran LJ," kata mereka.

Sementara itu, beberapa anggota Pokja Deklarasi Malino untuk perdamaian Poso mengatakan, setelah pembabaran LJ disertai pemulangan semua eks anggotanya dari wilayah Poso, maka seharusnya semua milisi yang ada di daerah itu dibubarkan dan anggotanya
yang dari luar pun dikeluarkan.

Di wilayah Poso sendiri selain hadir LJ setelah kasus pembantaian penghuni Pesantren Walisongo pada pertengahan tahun 2000 lalu, juga ada milisi Brigade Manguni dan Laskar Kristus serta lainnya.

"Saya kira untuk menciptakan kedamaian sejati di wilayah Poso, semua milisi-milisi ini harus bubar dan orang-orang luar yang bergabung di dalamnya harus dipulangkan ke daerah asalnya," kata anggota Pokja Malino, Nawawi Kilat SH.

Sekitar 150 orang eks anggota FKAWJ yang selama ini bertugas di Poso hari Kamis (17/10) kembali ke daerah asalnya di Pulau Jawa, menggunakan KM Tidar melalui Pelabuhan Pantoloan.

Kepulangan mereka disambut isak tangis para pengantar yang umumnya para korban kerusuhan Poso.

FKAWJ sendiri pernah menempatkan lebih 10.000 personilnya di wilayah Poso ketika puncak kerusuhan berlangsung (pertengahan tahun 2000--akhir tahun 2001), dan jumlah tersebut terus dikurangi menyusul membaiknya situasi kamtibmas di daerah ini setelah penandatanganan Deklarasi Damai Malino 21 Desember 2001. [Tma, Ant]

No comments:

Post a Comment