Kamis, 1 Agustus 2002.
Nusa
Malaysia Menghambat Pemulangan Pekerja Indonesia
01 Agustus 2002
TEMPO Interaktif, Nunukan:Sekitar 70 ribu tenaga kerja Indonesia (TKI) masih tertahan di Kota Kinibalu dan 1.500 lainnya menunggu pemulangan di Pelabuhan Tawao, Malaysia, Kamis (1/8) ini.
Konsul Indonesia di Tawao Mahdum Thahir mengatakan pihak Malaysia sangat tidak bersahabat dan mencoba mencari alasan untuk menghambat laju pemulangan TKI. "Bawaan pekerja yang akan kembali harus diserahkan dulu ke pos-pos polisi setempat untuk diperiksa. Polisi tidak bertanggung jawab atas barang pekerja yang hilang," kata Mahdum kepada Tempo News Room di Nunukan, Kalimantan Timur, Kamis (1/8).
Pemulangan TKI ilegal besar-besaran ini terkait dengan kebijakan Pemerintah Malaysia memberlakukan peraturan baru tentang keimigrasian. Peraturan baru yang mulai berlaku 1 Agustus kemarin itu disertai dengan sanksi keras, termasuk hukuman cambuk bagi pendatang ilegal.
Pelaksaan peraturan keimigrasian baru itu berbeda dengan pernyataan pejabat Malaysia melalui wakil polis yang memberikan kepanjangan pemulangan TKI sampai 9 Agusuts nanti.
Mahdum menilai pejabat Malaysia memanfaatkan pelaksanaan peraturan imigrasi yang baru untuk menekan para TKI, baik yang akan menuju ke pelabuhan maupun yang akan bersiap-siap menaiki kapal. "Pihak Malaysia selalu mencari alasan. Masa karena adanya bongkar muat kapal kayu, TKI kita ditahan di luar pelabuhan," kata dia. Sedangkan kayu yang dibongkar muat itu adalah kayu-kayu selundupan dari Indonesia.
Mahdum mengungkapkan ada 18 unit bus yang digunakan untuk mengangkut ribuan TKI dari Kinibalu, ibukota negara bagian Sabah, yang ditahan kepolisian Malaysia. "Namun, alasan pihak Malaysia belum jelas." Dia menduga penahanan bus itu sebagai siasat Malaysia memperlambat pemulangan sehingga para TKI mudah dijerat secara hukum. "Tindakan itu sudah keterlaluan dan sangat dibuat-buat pihak Malaysia," kata dia, sebab jarak Kinibalu-Tawao sejauh 314 kilometer dengan jarak tempuh melalui perjalanan darat selama 8-9 jam.
Menurut dia, cara Malaysia menghambat laju pemulangan TKI dari Tawao ke Nunukan menandakan sebenarnya negeri jiran itu masih sangat membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Ada kemungkinan para TKI sengaja disalahgunakan dengan meminta uang suap untuk mempermudah masuk ke pelabuhan. "Kami tidak habis pikir, ternyata mereka benar-benar memanfaatkan pekerja yang kesulitan." (Rusman)
No comments:
Post a Comment