Selasa, 7 Maret 2006.
PSIK FK UGM Miliki Rumah Sakit Simulasi
YOGYAKARTA -- Pusat Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kini memiliki rumah sakit simulasi. Menurut Ketua Program Studi Keperawatan, Sunartini, rumah sakit simulasi ini merupakan laboratorium keterampilan yang menyerupai keadaan yang sesungguhnya di rumah sakit. Sabtu (4/3) pekan lalu, Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari meresmikan gedung perkuliahan PSIK. Geudng perkuliahan itu diberi nama Gedung Ismangoen. ''Pembangunan Gedung Ismangoen yang mewujudkan rumah sakit simulasi sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran kesehatan dan kedokteran, khususnya pendidikan keperawatan,'' jelas Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Retno S Sudibyo. Lewat rumah sakit simulasi, diharapkan tercapainya tenaga keperatawan yang disiplin, tertib, profesional, bertanggung jawab, percaya diri, memperhatikan psikologi pasien, dan sebagainya. ''Saya melihat keterampilan ke!
perawatan di Indonesia sangatlah kompetitif secara internasional. Tinggal kemampuan penunjang lainnya perlu ditingkatkan,'' tutur Retno. n Menkes: Akhir Maret Dapat Tamiflu 1,5 Juta YOGYAKARTA -- Akhir Maret nanti, Indonesia akan mendapatkan 1,5 juta Tamiflu. Pertengahan April akan mendapatkan 3,5 juta Tamiflu. ''Mudah-mudahan dalam tahun ini kita bisa mendapatkan 12 juta Tamiflu, sehingga bisa disebarkan ke seluruh daerah,'' kata Metrei Kesehatan Siti Fadilah Supari, pada acara Lustrum FK UGM, Sabtu (4/3). Dengan ketersediaan Tamiflu yang cukup, diharapkan bisa meminimaalkan korban flu burung. Menkes berpesan jika para dokter menerima pasien dengan gejala panas tinggi, mengalami flu, agar segera berpikir soal flu burung. Maka perluditanya soal ada tidaknya unggas di sekitar rumah mereka. Dengan cara itu diharapkan pasien suspect flu burung bisa cepat diobati. Sampai sekarang jumlah pasien yang positif flu burung masih 28 orang dan yang meninggal 20 orang. ''Ini berarti a!
ngka kematian akibat flu burung masih tinggi yaitu sekitar 75 !
persen.
Mungkin yang tidak ketahuan ratusan orang,'' kata Menkes. Karena itu, sarannya, yang penting sosialisasi masyarakat supaya masyarakat tidak akrab dengan unggas. Biasanya mereka yang datang terlambat ke rumah sakit itu sudah periksa ke dokter dan bahkan dokter spesialis pun tidak tahu kalau pasiennya terkena flu burung.
(nri )
No comments:
Post a Comment