Selasa, 24 Desember 2002.
Pelayanan Pahit di Salon Peter SaerangPada 5 Desember 2002, saya bermaksud memotong rambut di Salon Peter Saerang di lantai basement Mal Taman Anggrek. Untuk tidak menyia-nyiakan waktu, saya mengkonfirmasikan dulu kepada penata rambut yang biasa memotong rambut saya, Sdr. Rudy, untuk mengetahui seberapa lama saya harus menunggu mengingat itu adalah masa libur.
Begitu sampai di tempat, saya melihat dua resepsionis dengan muka cuek sibuk dengan urusan masing-masing; yang satu menghitung uang dan yang lainnya sibuk menulis, sedangkan pelanggan di depan saya kelihatan tidak puas dengan cara mereka yang seakan tidak butuh pelanggan.
Ternyata saya pun diperlakukan demikian, walau jelas-jelas mereka tahu, tak ada kata-kata untuk menyapa calon pelanggannya. Akhirnya saya mencoba mengintip ke dalam untuk mencari Sdr. Rudy. Rupanya dia ada di dalam dan menawari saya untuk langsung dipotong dulu. Tapi, karena saya memang bermaksud mengambil uang dulu di ATM, saya katakan akan kembali lagi nanti.
Waktu saya kembali, Sdr. Rudy sedang melayani pelanggan lain, dan saya tidak kecewa karena memang saat itu ramai. Lalu, saya bertanya kepada resepsionis yang mengatur operasional di situ, dan dikatakan bahwa Rudy akan selesai sebentar lagi. Kurang lebih 10 menit, saya dipanggil untuk dilakukan pencucian rambut.
Setelah selesai mencuci dengan handuk setengah basah, rambut saya dikeringkan sebentar dan duduk di sudut dan disodori majalah untuk menunggu selesainya Sdr. Rudy dengan pelanggan lain. Di luar dugaan, hingga kurang lebih 1,5 jam saya duduk dan rambut sudah mulai kering, handuk tetap lembab di bahu saya, dan kerah baju saya basah tapi tetap tidak dilayani.
Akibatnya, emosi saya tidak terkendali lagi karena ini sudah benar-benar keterlaluan. Saya memarahi resepsionis tadi, juga kedua resepsionis lain yang bermuka masam. Kepada mereka saya bilang, apa pun alasan kalian, saya tidak mau tahu karena saya di situ bayar, bukan mengemis. Tapi, dengan sikap arogan, salah satu dari mereka masih sempat bilang, kalau hanya cuci rambut saya tidak perlu bayar.
Saya sungguh menyesalkan pelayanan di Peter Saerang yang sudah ternama itu. Apakah tidak ada pelatihan dulu untuk para resepsionis, juga cara mereka memperlakukan pelanggan? Saat saya ceritakan kepada rekan dekat saya, ternyata dia juga pernah mengalami hal serupa. Apakah itu cara untuk membuat pelanggan tidak membatalkan niatnya dengan mencuci rambut dulu, lalu mau tidak mau menunggu?
Nama dan alamat ada pada Redaksi
Untuk Bapak Sulistya Sugiri
Pada Jumat, 14 Juni 2002, di perempatan lampu lalu lintas Jalan Mampang Prapatan ke arah Kuningan sekitar pukul 12.00, saat lampu menyala merah, mobil saya ditabrak dari belakang oleh Daihatsu Taruna B-8297-RR yang dikemudikan oleh Sdr. Sulistya Sugiri dengan alamat terakhir di Sunter Agung Permai XV, Blok C2/No.46, RT 15/11, Tanjung Priok, Jakarta Utara 14350.
Tapi, yang bersangkutan selama ini menunjukkan itikad tidak baik dan tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan mobil saya. Terkesan Sdr. Sulistya Sugiri ingin membebankan seluruh kerugian kepada saya sebagai korban dengan selalu menghindar untuk bertemu dengan saya.
Saya tidak mengerti mengapa penabrak sampai berbelit-belit untuk masalah yang sangat simpel ini sampai-sampai memberikan alamat palsu, nomor telepon rumah palsu (021) 651-6773, juga nomor telepon kantornya, (021) 5696-2583, yang ternyata adalah PT Adinda yang menyatakan bahwa penabrak bukan pegawai perusahaan ini lagi.
Ini menyulitkan saya menghubungi dia dan meminta untuk menyelesaikan masalah ini secara hukum. Padahal, dia telah dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor 10/Pin/Laka/2002/PN.Jaksel, tertanggal 24 Juli 2002 (terlampir). Mengapa Sdr. Sulistya Sugiri tidak dengan kesatria bertanggung jawab?
Dengan ini saya mengetuk hati nurani Sdr. Sulistya Sugiri sebagai penabrak untuk bertanggung jawab mengganti biaya perbaikan dengan jumlah total Rp 7.525.600 (terlampir bon bengkel), sehingga jalur hukum tidak perlu ditempuh.
Saya percaya jumlah itu tidak seberapa bagi Sdr. Sulistya Sugiri. Hingga saat ini saya tidak bisa menghubungi Sdr. Sulistya Sugiri dan tidak mengetahui di mana keberadaannya.
Thomas Hartanto
Pondok Kelapa Indah
Jakarta
No comments:
Post a Comment