Sabtu, 25 September 2004.
Basayev Akan Diadili untuk Kasus BeslanMOSKOW--Pemimpin pejuang kemerdekaan Chechnya Aslan Maskhadov mengatakan kemarin, panglima perang Shamil Basayev akan diadili karena perannya di belakang penyanderaan di Sekolah No. 1 Beslan, Ossetia Utara, 1 September. Drama berdarah yang berakhir tiga hari kemudian dengan penyerbuan pasukan khusus Rusia itu menewaskan lebih dari 330 orang.
Basayev sebelumnya telah mengaku bertanggung jawab atas penyanderaan itu. Dia mengatakan di situs gerilyawan Chechnya, www.kavkazcenter.com, operasi itu dilakukan 30 anggota unit Riyadus-Shalihin dengan biaya US$ 9.700. afp
Rudal Korut Tak Mengancam Jepang
TOKYO--Jepang yakin kesibukan Korea Utara menyiapkan sebuah rudal balistiknya merupakan bagian dari latihan militer dan bukan manuver untuk menyerang Jepang. "Kami yakin manuver itu sekadar latihan," kata Sekretaris Kabinet Jepang Hiroyuki Hosoda kemarin.
Sehari sebelumnya, Jepang menerima data dari Korsel yang menunjukkan Korut mungkin sedang bersiap menembakkan sebuah rudal balistik. Peluru kendali yang diduga dari jenis Rodong itu dapat menghantam sasaran di hampir seluruh penjuru Jepang. Dugaan itu diperkuat oleh data yang diperoleh dari satelit mata-mata Amerika dan foto jepretan pesawat mata-mata. afp
Cina Tahan Periset Koran //New York Times//
BEIJING--Aktivis HAM Cina yang menjadi periset untuk koran //New York Times//, Zhao Yan, ditahan polisi Cina dengan tuduhan membocorkan rahasia negara. "Polisi menahan dan sedang menyelidiki Zhao untuk tindak kejahatan membocorkan rahasia negara ke luar negeri," kata pengacaranya, Mo Shaoping, kemarin.
Menurut Mo, terlalu dini untuk menghubungkan penahanan itu dengan laporan koran yang berbasis di New York pada awal pekan lalu, yang mengatakan mantan Presiden Jiang Zemin mengundurkan diri dari jabatannya sebagai pemimpin militer Cina.
"Belum jelas apakah pemerintah akan secara resmi menahan Zhao atas tuduhan itu dan menghukumnya, atau apakah mereka akan memutuskan tak ada cukup bukti untuk meneruskan kasus ini," kata Mo. afp
Korsel Ekspor 107 Ton Bahan Gas Saraf ke Korut
SEOUL--Pemerintah Korea Selatan mengungkapkan kemarin, lebih dari 100 ton bahan kimia beracun yang dapat digunakan untuk membuat senjata gas saraf mematikan telah diekspor ke Korut oleh pengusaha negerinya melalui Cina. Pengusaha itu mengekspor 107 ton sodium sianida itu antara Juni dan September tahun lalu.
Dalam pernyataannya, Kementerian Perdagangan Korsel mengatakan, bahan kimia itu dikirim ke importir di Dandong, Cina, yang berbatasan dengan Korea Utara tanpa persetujuan pemerintah. Perusahaan Cina yang tak disebutkan namanya kemudian mengekspor bahan kimia itu ke perusahaan perdagangan Korut.
Sodium sianida digunakan untuk membuat herbisida dan banyak dipakai dalam industri logam. Senyawa ini juga dapat dipakai untuk membuat gas saraf mematikan. Karena memiliki kegunaan ganda, pemerintah Korsel mengontrol perdagangan bahan kimia itu. afp
Produksi Opium Afganistan Naik 40 Persen
WASHINGTON--Lahan pertanian opium di Afganistan, penyuplai utama dunia untuk opium, morfin, dan heroin, diperkirakan meningkat 40 persen tahun ini. Pejabat Departemen Luar Negeri Amerika mengatakan, Kamis, pusat pemberantasan narkotik CIA melaporkan luas lahan tanaman opium tahun ini di Afganistan mungkin menjadi 100 ribu hektare, dari tahun lalu seluas 61 ribu hektare.
"Produksi opium tahun ini dapat meningkat 20 sampai 40 persen," kata Robert Charles, pejabat Biro Internasional untuk Narkotik, Deplu AS. afp
Allawi: Saya Bukan Alat Bush
WASHINGTON--PM Irak Iyad Allawi mengatakan, dia bukan alat Amerika dan menepis anggapan bahwa dia sedang dipakai Presiden Bush untuk kampanye pemenangan pemilunya. "Saya bukan alat siapa pun," kata kepala pemerintahan sementara Irak itu, Kamis, dalam sebuah pertemuan di Washington. "Saya tidak datang ke sini untuk terlibat dalam urusan politik internal Amerika. Itu bukan urusan kami." afp
No comments:
Post a Comment