Cari Berita berita lama

KoranTempo - Argo Pantes Minta Persetujuan Lepas Nusa Raya

Sabtu, 27 Desember 2003.
Argo Pantes Minta Persetujuan Lepas Nusa RayaJAKARTA -- PT Argo Pantes Tbk. berencana melakukan divestasi PT Nusa Raya Mitratama.

Direktur Utama Argo Pantes The Nicholas menyebutkan, saat ini ada kondisi yang kurang menguntungkan untuk mempertahankan Nusa Raya sebagai anak perusahaan. Oleh karena itu, tuturnya, manajemen Argo Pantes berencana melakukan divestasi 99,9 persen saham Nusa Raya. "Divestasi tersebut akan dimintakan persetujuan pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar 23 Januari 2004," kata Nicholas dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Surabaya (BES).

Menurut Nicholas, dengan divestasi Nusa Raya tersebut, di masa mendatang Argo Pantes bisa lebih berkonsentrasi di bisnis utamanya, yaitu industri tekstil. "Saat pendirian, Argo Pantes merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha industri tekstil terpadu."

Nicholas menyebutkan, Argo Pantes juga mempertimbangkan untuk menjalankan fungsi penjualan produknya dan fungsi pembelian bahan baku, bahan penunjang serta suku cadang melalui perusahaan afiliasi. Penjualan dan pembelian melalui perusahaan afiliasi itu hanya dilakukan jika dapat menguntungkan bagi perseroan.

Menurut Nicholas, penunjukan distributor dan pihak yang akan melakukan pembelian itu bersifat tidak eksklusif. Oleh karena itu, bila dianggap perlu bagi perseroan, manajemen perseroan dapat melakukan sendiri fungsi penjualan dan pembelian itu.

Nicholas mengakui, rencana penjualan dan pembelian merupakan transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Bahkan rencana divestasi Nusa Raya merupakan suatu transaksi yang material seperti yang diatur dalam ketentuan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). padjar

Gara-gara Bobol, Bank BNI Gagal Penuhi Target Laba

JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. memastikan tidak akan bisa mencapai target laba 2003 sebesar Rp 3 triliun, karena adanya kasus pembobolan kredit sebesar Rp 1,7 triliun.

Wakil Direktur Utama Bank BNI Arwin Rasyid mengatakan, tidak terpenuhinya target itu karena perseroan harus melakukan pencadangan sebesar Rp 900 miliar atas kasus pembobolan itu. Hanya saja, berapa nilai pencadangan yang terpakai akan sangat tergantung dari hasil perolehan kembali dari dana sebesar Rp 1,7 triliun itu.

"Target laba (Rp 3 triliun) tidak akan terpenuhi. Angka itu akan menjadi target laba tahun berikutnya," kata Arwin kepada wartawan di Jakarta.

Sehubungan dengan pengembalian dana sebesar Rp 1,7 triliun, Direktur Utama BNI, Sigit Pramono yang ditemui pada kesempatan yang sama mengaku belum dapat berkomentar. Menurut dia, manajemen mengumumkan besaran perkiraan pemulihan yang bisa dicapai. "Kita serba salah, bagaimana nanti kalau terlalu besar dari perolehan atau terlalu kecil," ujarnya.

Hanya saja Sigit menegaskan, manajemen BNI berharap kredit seret (NPL) akan turun bawah 5 persen. "Saat ini akibat kasus pembobolan itu kemungkinan NPL BNI akan mencapai sekitar 6,5 persen," kata Sigit. amal ihsan-tnr

No comments:

Post a Comment