Jumat, 17 Oktober 2008.
JAKARTA, JUMAT - Penyidik Polrestro Depok meminta keterangan S, sahabat Irma Yuli (19)-mahasiswi Program Studi Kebidanan Universitas Gunadarma yang dibunuh dengan keji, untuk mengetahui siapa saja kawan Irma. Pasalnya, bisa saja pelaku pembunuhan ini adalah salah satu pria rekan Irma.
'Kami masih mengumpulkan keterangan dari berbagai pihak,' kata Kapolrestro Depok Kombes Gatot Eddy Pramono di ruang kerjanya, Kamis (16/10) siang.
Menurut seorang penyidik, polisi terus mencari informasi tentang beberapa pria teman Irma. Diduga kuat, Irma dihabisi orang yang dikenalnya. Pasalnya, Irma yang mestinya pulang ke rumah kosnya di Paseban, Jakarta Pusat, malam singgah ke Manggarai dan diperkirakan meneruskan perjalanan ke Depok.
Perubahan rute tersebut diperkirakan terjadi karena Irma dipengaruhi si teman tersebut. Polisi juga melacak telepon seluler Irma yang raib bersama tas backpack berisi buku-buku, pakaian, dan uang sekitar Rp 7 iuta.
Kesayangan
Sementara itu, suasana duka masih terasa di rumah Nursyam (56) dt Kampungbaru Timur RT 01/08, Cikampek Utara, Kotabaru, Karawang. Rumah berlantai keramik warna putih itu berjarak ratusan meter dari Stasiun KA Cikampek. Banyak jalan untuk mencapai rumah yang letaknya persis di persimpangan gang itu.
Hingga kemarin siang, rumah itu masih dipenuhi handai taulan yang sebagian besar baru datang dari Padang, Sumatera Barat. Namun, orangtua Irma, pasangan Nursyam-Ayam, masih mengurung diri dan menolak ditemui wartawan. 'Tolong, jangan diwawancarai dulu, biarkan mereka istirahat,' ucap seorang kerabat empunya rumah.
Kematian Irma membuat Nursyam maupun keluarga besarnya terhenyak. Irma merupakan anak penurut dan patuh kepada orangtua sehingga jadi kesayangan keluarga. Irma adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan merupakan perempuan satu-satunya di antara anak-anak Nursyam-Ayam. Kedua saudaranya adalah Afrizal (23) dan Buyung (10).
'Dia yang paling disayang sama bibi-bibinya karena anaknya baik dan penurut. Kami sekeluarga sayang sama dia,' ungkap Jakfar (36), sepupu korban.
Jakfar mengaku tahu betul kondisi keluarga Nursyam karena dia sering membantu-bantu di rumah Nursyam. Kepada Jakfar-lah, yang Ayam yang baru datang dari Padang, bertanya dengan histeris mengapa membiarkan Irma berangkat ke Jakarta seorang diri?
Euis (47), warga Kampungbaru, mengatakan Irma adalah anak rumahan atau tak pernah main di luar rumah. Euis tinggal di sebelah rumah Nursyam. Anak Euis, Rina (19), merupakan rekan sekolah Irma. 'Dia mah pendiam, jarang main atau keluar rumah. Paling ke sekolah, kalau nggak dia bantu ibunya dagang,' ungkapnya. Pasangan Nursyam-Ayam merupakan pedagang kain di Plaza Cikampek.
Muhammad Rosyid (52), paman Irma, mengaku sulit menertma kenyataan bahwa keponakannya korban perampokan, pemerkosaan, dan pembunuhan. 'Keluarga menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Kami berharap pelakunya segera ditangkap dan dihukum setimpal. (Pembunuhan-Red) ini perbuatan yang keji,' katanya.
Seperti diberitakan, Irma Yuli adalah mayat wanita muda korban pemerkosaan yang ditemukan di semak-semak dekat gerbang kampus Universitas Indonesia Depok, Senin lalu. Irma berangkat dari Cikampek ke Jakarta pada Minggu (12/ 10) siang untuk menuju rumah kosnya karena akan segera kembali kuliah. Namun, Irma tak pernah muncul di rumah kos hingga keluarganya datang ke Jakarta dan memastikan mayat di dekat gerbang UI itu sebagai Irma. (mir/chi)
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
No comments:
Post a Comment