Cari Berita berita lama

Karena Apel, Selandia Baru Adukan Australia Ke WTO

Selasa, 15 Januari 2002.
Karena Apel, Selandia Baru Adukan Australia Ke WTOCanberra, 15 Januari 2002 19:23SELANDIA Baru mengancam akan menuntut Australia di hadapan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) jika negara itu gagal menghilangkan larangan impor buah apel dari negara tetangganya itu. Namun, Menteri Perdagangan Australia Mark Vaile kepada ABC, Selasa mengatakan, Australia tetap pada pendiriannya tentang perlunya karantina apel yang masuk ke Australia.

Pendapat itu disebabkan bahwa kami (Australia) sudah menunjukan seorang petani apel dalam komite yang menilai tingkat keamanan dan resiko apel impor dari Selandia Baru, kata Mark.

Sedangkan, Menteri Pertanian Selandia Baru Jim Sutton mengatakan, negaranya mungkin terpaksa mengambil jalan tengah dari panel penyelesaian perselisihan WTO karena penolakan Australia terhadap apel dari Selandia Baru.

Australia menyatakan, penyakit tumbuhan fireblight yang berkembang di Selandia Baru merupakan ancaman bagi kebun buah-buahan dan tanaman di Australia. Namun, pernyataan itu dibantah Selandia Baru karena penyakit yang sama juga ternyata terdapat di Australia.

Sutton menuduh Canberra telah berbohong dengan mengajukan alasan itu ke hadapan panel penilai. Ia menegaskan, alasan penolakan Australia lebih bersifat politis.

Menurut News Com, Australia telah menunjukkan mantan Presiden Asosiasi Petani Apel dan Pear Australia Ian Armour sebagai wakilnya dalam tim penilai. Armour dikenal sebagai petani apel yang memiliki 90 hectare kebun buah-buahan di wilayah Victoria.

Penunjukan itu didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan Armour dalam industri dan perdagangan buah-buahan tersebut. Namun, Selandia Baru menyatakan keberatan terhadap penunjukan Armour itu yang dinilai terlalu menekankan segi komersialnya ketimbang sudut dan kebenaran ilmiahnya.

Hingga saat ini, Australia belum menanggapi serius tantangan Selandia Baru yang berniat mengajukan tuntutan tentang larangan impor apel itu ke WTO. [Dh, Ant]

No comments:

Post a Comment