Sabtu, 11 Oktober 2008.
Ditipu, Padahal Wajah Terlanjur DitatoBojonegoro, 12 Oktober 2008 08:34Dua pencari kerja, Nanang, 35 tahun, warga Desa Kalirejo dan Bambang, 40 tahun, warga Desa Mulyoagung keduanya di Kecamatan Bojonegoro, Jawa Timur, rela wajahnya ditato setelah dijanjikan bisa diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Yang memberi janji bisa diterima menjadi PNS dengan syarat wajah ditato adalah Kades Mulyoagung, Wiyono," kata Kapolsek Kota Bojonegoro, AKP Supriyono, Sabtu.
Keduanya mengadu ke Polsek Kota Bojonegoro, Jumat (10/10) malam hari dengan wajah penuh tato gambar ular naga. "Gambar tatonya memenuhi wajahnya," katanya.
Menurut Supriyono, keduanya mentato wajahnya dengan meminta bantuan seorang tukang tato di Desa Ngumpakdalem Kecamatan Dander. Proses pembuatan tato disepakati biayanya Rp5 juta per orang, tetapi hingga kini belum dibayar.
Dari hasil pengusutan polisi, terungkap sehari sebelumnya keduanya ditawari Wiyono bisa diterima menjadi PNS di jajaran Pemkab Bojonegoro yang penerimaannya akan dilaksanakan Oktober ini dengan syarat wajahnya harus ditato.
Menurut Supriyono, Kades Wiyono yang dimintai keterangan polisi mengaku sebelumnya mendapatkan telepon dari orang yang mengaku Asisten I Sekretariat Kabupaten Bidang Hukum dan Pemerintahan Bojonegoro, Kamsoeni, yang minta dicarikan orang dalam penerimaan PNS.
Dalam pesannya melalui telepon seluler itu, Wiyono diminta mencari orang dengan syarat wajahnya harus ditato. Setelah itu, Wiyono bertemu dengan Nanang dan Bambang yang menyampaikan tawaran itu.
"Kami masih mengusut terus kasus ini dan untuk sementara Wiyono dikenai wajib lapor, belum menjadi tersangka, " ujarnya.
Tetapi melihat perkembangan kasusnya kalau memang Asisten I, Kamsoeni tidak pernah menelepon Wiyono, tidak tertutup kemungkinan yang bersangkutan bisa menjadi tersangka dalam kasus ini.
Kapolsek Supriyono mengaku tidak tahu pasti penyebab kedua pencari kerja tersebut bersedia ditato hanya diiming-iming bisa menjadi PNS.
"Kalau digendam saya kira kok tidak," katanya menegaskan. Sedangkan Nanang dan Bambang, merasa dirinya tertipu setelah proses pembuatan tato rampung dan akhirnya melaporkan kejadian itu ke polisi.
Sementara itu, Asisten I Setkab Bidang Hukum dan Pemerintahan, Kamsoeni membantah pernah menelepon Kades Mulyoagung, Wiyono berkaitan dengan penerimaan PNS.
Dia minta masyarakat waspada adanya iming-iming bisa diterima menjadi PNS dan jika menyangkut seseorang diminta melakukan klarifikasi. [TMA, Ant]
No comments:
Post a Comment