Rabu, 17 Desember 2008.
Medan -
Aksi unjukrasa petani Langkat di kantor pusat PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV di Jl. Letjend Suprapto berlangsung ricuh, Rabu (12/12/2008). Seorang petugas pengaman (papam) kantor PTPN IV secara arogan mendorong dan mengusir paksa pengunjukrasa agar keluar dari kantor sambil mengacung-acungkan pistol. Syahrial, salah seorang petani mengaku, salah seorang papam kantor PTPN IV bahkan sempat mengarahkan pistolnya sambil mengancam. "Kami didorong dari lantai dua hingga saya terjatuh di tangga. Saya juga diancam pakai pistol," kata Syahrial. Arogansi petugas pengamanan kantor pusat PTPN IV tidak hanya dialami petani. Seorang wartawan salah satu televisi nasional di Medan, Gustina Hasan juga mengalami nasib yang sama saat melakukan tugas jurnalistiknya. Kedatangan seratusan petani yang tergabung dalan Kelompok Tani Tunas Harapan (KTTH) Langkat ke kantor pusat PTPN IV untuk mempertanyakan janji pihak PTPN IV terkait biaya ganti rugi lahan seluas 301 hektar milik warga ya!
ng hingga kini belum dibayarkan. "Sekitar tiga bulan lalu PTPN IV berjanji akan merealisasi biaya ganti rugi tanah warga. Tapi tidak kunjung terlaksana. Karena itu kami pertanyakan," kata Wagiman. Menurut Wagiman, lahan warga yang akan diganti rugi PTPN IV berada di Desa Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, seluas 301 hektar. Sebanyak 48 hektar sudah dibayarkan dan sisanya 253 hektar lagi tanpa kejelasan. Hingga pukul 16.00 WIB, massa masih menunggu delegasi mereka diterima direksi PTPN IV. Sementara sejumlah polisi berjaga-jaga untuk antisipasi. (rul/djo)
No comments:
Post a Comment