Cari Berita berita lama

Republika - Puluhan Rumah di Donggala Terancam Ambruk

Senin, 22 Oktober 2007.

Puluhan Rumah di Donggala Terancam Ambruk












DONGGALA -- Puluhan rumah penduduk sepanjang bibir pantai di desa Rerang, Kecamatan Sojol, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), terancam ambruk akibat terkena abrasi. Bahkan sedikitnya lima rumah sudah rusak akibat tergerus air laut. ''Saya punya WC dan kamar mandi tidak lagi saya berfungsi karena sudah dirusak air,'' kata Ambo Rese (60), salah satu korban abrasi pantai di desa itu, Ahad (21/10). Menurut keterangan warga setempat, beberapa tahun sebelumnya jarak antara pantai dengan rumah mereka masih berkisar 30-an meter. Namun saat ini sisa tanah itu sebagian besar sudah menjadi laut. Akibatnya, jika air pasang maka air laut pun sudah masuk ke dalam rumah. ''Beberapa tahun lalu, bagaimana pun besarnya ombak susah masuk sampai ke rumah penduduk. Sekarang telah mengancam keselamatan jiwa warga," kata Syahrir, warga desa Rerang lainnya.ant Gula Impor Sitaan Bea Cukai Sulsel Bermasalah MAKASSAR -- Raibnya ratusan sak gula pasir impor dari Thailand yang merupaka!
n barang sitaan yang disimpan di Dirjen Bea Cukai Sulawesi Selatan (Sulsel) memunculkan masalah lain. Pasalnya, jumlah gula yang menjadi barang sitaan tidak sama jumlahnya antara yang disampaikan pihak Bea Cukai dengan keluarga Nurdin Halid yang terseret dalam kasus tersebut. Kakak Nurdin Halid, Kadir Halid, mengatakan, saat disita pertama kalinya, jumlah gula tersebut sekitar 6.000 ton. Sementara pihak bea cukai mengklaim jumlah gula yang disita pertama kali jumlahnya sekitar 3.000 ton. Karena itu, Kadir mempertanyakan kenapa jumlah yang disebutkan hanya sekitar setengah dari jumlah awal barang bukti yang masuk. ''Kenapa jumlahnya bisa simpang siur. Gula yang disita sejak awal itu ada 6000 ton.'' Pihak Bea Cukai sendiri terkesan menutup-nutupi kasus ini. Jumlah gula yang raib dari gudang penyimpanan di Jl DR Sutami 46 A Makassar sendiri masih simpang siur. Pihak Direktorat Jenderal Bea Cukai XI melalui Kepala Bidang Penindakan dan Penyidikannya Untung Basuki hanya mengatak!
an memang ada gula gula pasir sitaan yang hilang namun tapi ju!
mlahnya
belum bisa dipastikan. ''Kita akan adalakan penghitungan ulang gula yang hilang Senin (22/10) oleh pihak kepolisian Daerah Sulsel didampingi pihak Bea Cukai,'' ujarnya. Sementara itu, terkait kasus ini, aparat Polda Sulsel mengamankan dua orang. Kedua orang tersebut masih berstatus saksi. Kabid Humas Polda Sulselbar, Kombes Pol Dwi Hartono, belum bersedia menyebutkan identitas keduanya karena masih dimintai keterangan sebagai saksi. Dalam kesempatan terpisah, Kasi Penyidikan Bea Cukai Sulsel, Soni Wibisono, mengatakan 60.000 sak atau 3.000 ton gula impor asal Thailand disita Bea Cukai sejak tahun 2004. Gula itu disita terkait kasus penyelundupan gula impor yang saat itu Nurdin Halid masih memegang jabatan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia. Gula tersebut diketahui hilang pada Jumat (18/10) setelah petugas datang memeriksa gudang. ina
( )

No comments:

Post a Comment