Cari Berita berita lama

Republika - Iptek Indikator Kemajuan Bangsa

Rabu, 21 November 2007.

Iptek Indikator Kemajuan Bangsa












JAKARTA -- Kemajuan suatu bangsa dapat terlihat dari sisi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Jika sebuah bangsa merasa tertinggal di bidang iptek, maka di bidang lain seperti ekonomi, sosial, dan budaya, bangsa tersebut juga mengalami ketertinggalan. ''Sebuah bangsa, juga bangsa kita, tak ada nilai tambahnya jika tanpa diimbangi ilmu pengetahuan dan teknologi,'' ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla saat membuka Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (Kipnas IX), Selasa (20/11) di Jakarta. Menurut Jusuf Kalla, bangsa Indonesia seharusnya tidak selalu berpikir ke belakang dan harus memiliki visi ke depan terkait pemanfaatan teknologi. Dia memisalkan, saat berkunjung ke sebuah laboratorium penelitian gula di Pasuruan yang mesin-mesinnya sudah berusia ratusan tahun. ''Kalau seperti itu, sebaiknya dimuseumkan saja,'' cetusnya. Kalla juga menyindir, jika kemajuan sebuah negara ditentukan oleh seminar-seminar tentu Indonesia masuk kategori negara maju. ''Karena seringkal!
i kita melakukan seminar-seminar sama banyaknya dengan negara maju, tapi kemajuan kan tidak seperti itu,'' tegasnya. Wapres juga meminta hasil-hasil seminar jangan hanya menjadi tumpukan arsip belaka. ''Karena, saya percaya, di rumah-rumah Anda-anda yang mengikuti kegiatan semacam ini, tentu sudah memiliki 24 tas seminar,'' sindirnya lagi. Menanggapi pernyataan Wapres, Menteri Negara Riset dan Teknologi, Kusmayanto Kadiman, menyarankan kepada peserta kongres agar sindiran itu diibaratkan sebagai jamu yang memang pahit. ''Tapi, semakin pahit kan semakin manjur,'' ujarnya. Di sisi lain, mantan Presiden India APJ Abdul Kalam yang hadir sebagai pembicara kunci kongres menyatakan, tonggak-tonggak iptek di Indonesia dan India sebenarnya sudah dipancangkan sejak era Soekarno dan Nehru. ''Tapi, di Indonesia ada benang merah yang putus, kenapa setelah itu Indonesia tidak berkelanjutan. Sementara, India ada kesinambungan, tahap-tahap iptek yang jelas hingga 2020,'' tuturnya. Kemaju!
an dan kemandirian iptek India saat ini untuk menuju 2020, uja!
r Kalam,
diperoleh berkat tahapan atau program yang bersinergi. Program itu, kata mantan presiden yang juga ilmuwan peroketan ini, yakni agrikultur dan proses pangan. Selain itu, pendidikan dan layanan kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi. Juga, didukung infrastruktur melalui Providing Urban Menities in Rural Area (PURA) yakni membangun potensi lokal atau daerah berbasis iptek, dan strategi teknologi, seperti teknologi tinggi, peluncuran roket, dan rencana peluncuran ke bulan. Wakil Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan (LIPI) Lukman Hakim mengungkapkan, di balik itu semua pernyataan Kalam dan kemandirian iptek India, tercermin tekad besar dan paradigma bahwa kemajuan tinggi tak melupakan pangan atau tidak tinggalkan industri pertanian. ''Mereka tidak melihat iptek tinggi atau iptek rendah, tidak ada dikotonomi, tapi dilakukan secara paralel,'' jelasnya. Lukman menyatakan, hasil penelitian iptek Indonesia selama ini sulit diterapkan karena ada aspek-aspek lain yang menjadi halanga!
n di dunia nyata. Misalnya, soal kultur yakni lebih suka mengkritik produk dalam negeri dan memuji produk luar negeri lebih. ''Atau, lebih suka membeli daripada membuat, juga ada halangan soal aturan saat produk hasil penelitian akan diimplementasikan,'' tegasnya. Kipnas IX diikuti sekitar 500 ilmuwan Indonesia. Menurut Kepala LIPI Prof Dr Umar Anggara Jenie, Kipnas adalah ajang berkumpulnya para peneliti, dosen, hingga industriawan, setiap empat tahun sekali. Kipnas bertema 'Harmonisasi Iptek, Alam dan Budaya Menuju Masyarakat Sejahtera' itu merupakan kerja sama antara LIPI dan Dirjen Pendidikan Tinggi, Depdiknas. Berbeda dengan kongres-kongres ilmiah lainnya, Kipnas membahas permasalahan bangsa yang coba dipecahkan ilmuwan Indonesia bukan saja pada satu bidang, tetapi multidisiplin. ''Masalah penting untuk Indonesia untuk saat ini adalah perubahan iklim dan bencana alam,'' ujar Umar. Kipnas fokus membahas lima bidang yaitu air, energi, kesehatan, pertanian, dan keanekara!
gaman hayati yang langsung terkena dampak perubahan iklim sert!
a mengan
cam kelangsungan hidup manusia.
(eye )

No comments:

Post a Comment