Cari Berita berita lama

Republika - Bahaya Desakralisasi Alquran

Jumat, 18 Mei 2007.

Bahaya Desakralisasi Alquran












Kini, Alquran diserang secara sistematis oleh para sarjana liberal-sekuler. Mereka menegaskan, bahwa Alquran bukan lagi wahyu suci dari Allah swt kepada Muhammad saw, melainkan produk budaya (muntaj tsaqafi). Dengan kata lain, Mushaf Alquran itu tidak lagi sakral dan absolut, melainkan profan dan fleksibel. Hujatan dan desakralisasi Alquran itu digulirkan antara lain oleh Nasr Hamid Abu Zayd, pemikir asal Mesir yang difatwakan kafir oleh Mahkamah dan didukung oleh lebih dari 2.000 ulama di Mesir. Buku ini menguraikan beberapa pandangan Abu Zayd tentang teori interpretasi, Alquran, dan hujatan Abu Zayd terhadap Imam Syafi'i serta ulama salaf lainnya. Penulis juga membeberkan pengaruh Abu Zayd dan contoh pemujanya di Indonesia. Kini virus Abu Zayd bertebaran di Indonesia, dan masuk terutama melalui kampus-kampus Islam, seperti Universitas Islam Negeri (UIN) dan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). Banyak dosen dan mahasiswa UIN/PTAI yang menganggap Abu Zayd sebagai 'd!
ewa'. ''Budaya //taklid// yang nyaris tanpa kritik terhadap pemikiran Abu zayd dan tokoh-tokoh liberal lainnya, merupakan fenomena dan 'tradisi' yang sangat jamak terjadi di perguruan-perguruan tinggi Islam.'' (hlm 96) Sebagai penutup, penulis menyajikan beberapa catatan analitis-kritis tentang pemikiran-pemikiran Abu Zayd. ''Kritik terhadap pemikiran Abu Zayd ini mencakup adanya unsur teologi Kristen dan metodologi kajian Bibel yang mempengaruhi pemikirannya,'' ujar sang penulis. Buku ini sangat penting dibaca terutama oleh para akademisi Muslim, ulama, maupun kalangan masyarakat Muslim secara luas. Umat Islam perlu menyadari bahaya desakralisasi Alquran, dan tokoh-tokoh pendukungnya, khususnya di Indonesia. n ika Judul buku: Al-Qur'an Dihujat Penulis: Henri Shalahuddin, M.A. Penerbit: Al-Qalam Cetakan: I, Mei 2007
( )

No comments:

Post a Comment