Cari Berita berita lama

KoranTempo - Who Wants To Be A Millionaire?

Sabtu, 18 Mei 2002.
Who Wants To Be A Millionaire?Tedy Fardiansyah IdrisAkademisi, Praktisi, Pengamat Investasi-Keuangan Dari MM-Keuangan Universitas Bina Nusantara

Bagaimana cara paling mudah menjadi seorang jutawan? Mungkin banyak orang akan menjawab, "Ikutan kuis who wants to be a millionaire!". Sebuah kuis populer di televisi asuhan Tantowi Yahya yang punya rating cukup tinggi.

Dibuai impian mendapatkan jutaan rupiah dengan relatif mudah, banyak orang tertarik untuk ikutan kuis yang saban minggu hadir di televesi itu. Percaya atau tidak, cerita yang paling mencengangkan, ternyata di banyak kota di Indonesia telah hadir kursus-kursus singkat alias latihan untuk ikutan kuis tersebut, walaupun tidak formal layaknya kursus-kursus lainnya.

Tentu saja ini tidak bisa disalahkan, karena uang memang penuh daya tarik. Apalagi ada kesempatan untuk mendapatkannya dalam waktu singkat. Tapi kalau dicermati, berapa banyak orang yang bisa jadi jutawan dalam semalam? Kalau terjadi pada Anda, selamat Anda orang yang beruntung.

Ada satu jawaban lagi yang terdengar konyol: "Cara yang paling mudah menjadi seorang jutawan adalah mulailah dari seorang miliarwan". Memang terdengar lucu dan terkesan main-main. Namun, jika digali lebih dalam, bisa juga ditarik kebenaran di dalamnya. Bahwasanya lebih gampang untuk menghambur-hamburkan uang dari pada melipatgandakan nilai uang atau aset yang kita miliki.

Nah, dalam rubrik kali ini---dengan sedikit lebih serius--- kita akan menelaah bagaimana cara sukses dalam bidang keuangan alias sukses berburu duit? Jawabnya Anda pun tahu: "Belajar." Belajar tentang bagaimana mengelola keuangan pribadi.

Mungkin Anda bertanya, mengapa harus belajar? Jawabnya, untuk sukses mengelola keuangan pribadi Anda harus memiliki kecerdasan finansial yang pada dasarnya terdiri dari tiga komponen penting: pembelajaran, motivasi yang kuat, dan kebiasaan yang benar.

Pembelajaran bisa dilakukan kapan dan di mana saja. Motivasi harus ditumbuhkan dalam diri Anda, dan kebiasaan yang benar dalam mengelola keuangan juga harus dioptimalkan. Karena, melakukan kesalahan-kesalahan keuangan artinya sama saja membuat Anda kehilangan banyak uang dan waktu.

Jika Anda bisa menghindari ---paling tidak--- kesalahan-kesalahan besar dalam mengelola keuangan, Anda telah menempuh setengah jalan menuju kebebasan finansial.

9 Kiat

Nah, bagaimana caranya untuk memiliki kebiasaan yang benar dalam mengelola uang, jelas Anda harus tahu hal apa yang salah dan harus dihindari. Berikut beberapa masukan yang mungkin akan berguna.

Pertama, jangan lupa membuat perencanaan keuangan. Hal yang lumrah, sifat manusia seringkali menunda suatu pekerjaan dan selalu menunggu hingga deadline. Tetapi yang perlu dicatat, pengelolaan keuangan yang baik, tidak punya deadline. Memulai suatu perencanaan sejak dini jelas akan lebih baik daripada melakukannya ketika sudah sangat terlambat.

Kedua, jangan besar pasak daripada tiang. Kebiasaan menabung akan sejalan dengan tujuan keuangan Anda. Jelas, suatu waktu nanti kita semua akan memasuki masa pensiun. Saat itu kita sudah tidak produktif lagi menghasilkan uang. Karena itu, menabung sejak dini merupakan hal yang sangat baik untuk bisa senang dan bahagia di saat tua. Ini berarti kita harus bekerja lebih keras dan belajar untuk membelanjakan uang lebih sedikit.

Ketiga, jangan biasakan membeli secara kredit. Walaupun diimingi-imingi tingkat bunga rendah, harus disadari bahwa dengan membeli secara kredit, berarti penghasilan Anda di masa depan telah diblok untuk membayar bunga dan pokok utang. Kalau sudah begini, menabung pun tidak akan banyak membantu. Toh, bukankah bunga kredit yang harus dibayar jelas lebih tinggi dari bunga tabungan yang Anda terima?

Keempat, persiapkan masa pensiun sejak dini. Pada usia berapa Anda akan pesiun, 55, 60, atau 65 tahun? Jangan lupa, semakin telat Anda mulai menyisihkan sebagian penghasilan untuk persiapan pensiun, jelas akan semakin berat untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan Anda di masa depan.

Kelima, jangan mudah terkecoh tawaran investasi dengan untung yang menggiurkan. Karena terkadang orang berpikir pendek untuk mendapatkan untung dengan cepat tanpa memikirkan sisi negatifnya. Bisa saja uang kita bukannya jadi berlipat tapi jadi ludes tak tahu juntrungannya.

Keenam, lebih selektif dalam mengkonsumsi. Selain bisa menggunakan skala prioritas, tentu Anda harus selektif memilih barang yang akan Anda beli. Contohnya, beli lampu hemat energi yang murah yang harus ganti tiga kali dalam setahun atau beli yang lebih mahal tetapi tahan untuk dua tahun?

Ketujuh, jangan buat keputusan dengan penuh emosi. Terkadang di saat kita sedang emosional---misalkan saat seseorang ketiban pesangon besar ketika di PHK atau ketika Anda sedang dalam keadaan gembira--- keputusan yang diambil tidak melihat lagi efeknya dalam jangka panjang.

Kedelapan, sadarkan hidup dengan asuransi. Banjir, huru-hara, gempa, kebakaran jelas merupakan risiko yang ada di hadapan kita. Lindungi risiko ini dengan asuransi, setidaknya membuat Anda merasa lebih aman secara finansial.

Kesembilan, yang paling krusial dan seperti bertentangan dengan tujuan untuk berburu duit, jangan terlalu berfokus pada duit. Ingat, uang bukanlah segalanya. Kesehatan Anda, hubungan dengan sanak saudara dan teman, serta karir pekerjaan yang lebih baik tentu hal yang lebih penting dalam hidup ini.

Pendek kata, belajar mengelola keuangan pribadi harus dimulai dengan motivasi yang tinggi untuk mencapai suatu yang bernilai saat ini dan di masa depan. Nah dengan semakin banyak Anda bisa menghindari kebiasaan yang salah dalam mengelola uang, akan semakin lurus jalan Anda mencapai sukses finansial. Mudah-mudahan tulisan kali ini bisa menjadi masukan dan pertimbangan kita semua.

No comments:

Post a Comment