Kamis, 15 Mei 2008.
Bahasa Gorontalo Terancam Punah
Kamis, 15 Mei 2008 | 19:44 WIB
TEMPO Interaktif, Gorontalo:Sejumlah ahli bahasa merampungkan kongres dua hari mereka di Universitas Gorontalo, Rabu malam lalu. Para ahli itu meminta semua etnis di Gorontalo melestarikan adat dan sastra yang ada serta pemerintahan daerah setempat yang harus mendorong terus pengkaderan pemangku adat kalau tidak ingin bahasa-bahasa yang ada di Gorontalo punah.
Saat ini dari empat bahasa yang semula hidup di Gorontalo, satu diantaranya sudah tersingkir. #Sepuluh tahun lagi tiga bahasa lainnya itu juga bisa punah,# kata Mansoer Pateda, profesor linguistik di Universitas Gorontalo yang juga ketua panitia Kongres Bahasa dan Adat Gorontalo.
Ketiga bahasa itu, Mansoer menjelaskan, masing-masing Atinggola, Suwawa dan Gorontalo. Bahasa yang sudah tersingkir dan tidak digunakan lagi adalah bahasa Bolango.
Rumusan hasil kongres juga meminta kalangan universitas untuk rajin melakukan penelitian di bidang ini selain pendirian pusat kajian melayu Gorontalo. Roger T dari Koninklijk Instituut Voor Taal, Belanda, khusus menyatakan kalau sebuah dokumentasi adat dan budaya sangat penting. #Gorontalo harus memilikinya,# katanya.
Walikota Gorontalo Medi Botutihe mengakui adanya kecenderungan generasi muda setempat yang sudah meninggalkan bahasa dan budaya Gorontalo. Ia mendukung upaya pelestarian bahasa dan adat itu ditanggung bersama. #Bahasa dan adat merupakan identitas yang sangat berharga,# katanya. #Bukan hanya tanggung jawab pemerintah untuk melestarikannya.#
l verrianto madjowa
INDEKS BERITA LAINNYA :
No comments:
Post a Comment