Cari Berita berita lama

KoranTempo - Manfaat APEC bagi Kita

Selasa, 23 November 2004.
Manfaat APEC bagi KitaSejak resmi digunakan sebagai sebutan forum kerja sama ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik pada 1989, APEC dalam kenyataannya seperti ada dan tiada. Siapa yang bisa menjelaskan dengan baik apa dan bagaimana kerja sama itu selain para ahli, atau mereka yang memang sengaja mengikuti perkembangannya? Lebih menukik lagi, siapa yang bisa memastikan sudah merasakan manfaatnya?

Di negara lain ada gurauan seperti ini jika orang kebanyakan ditanya tentang APEC: "APEC means no effect." APEC itu tak ada dampaknya apa-apa.

Barangkali hal itu tak sepenuhnya benar. Dalam 10 tahun pertama keberadaannya, APEC sudah mencatat kenaikan ekspor hingga 113 persen, investasi langsung di negara-negara miskin hingga 475 persen, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) riil di negara-negara miskin mencapai 74 persen, dan pertumbuhan PDB per kapita di negara-negara miskin sampai 61 persen. Prestasi ini tentu ikut menyumbang kemajuan di sektor-sektor lain.

Masalahnya tak semua negara peserta seketika mau membuka pintu bagi arus masuk perdagangan dan investasi, yang memang menjadi target kerja sama. Prinsip bertahap memang berlaku--batas akhirnya sampai 2020. Untuk beberapa hal, misalnya komoditas pertanian, bahkan negara-negara maju masih memberlakukan subsidi. Tapi secara umum bisa dikatakan negara-negara yang lebih belakangan membuka diri berpeluang besar menjadi yang paling buncit pula dalam urusan menikmati manfaat APEC.

Jika pembukaan itu diibaratkan jalan raya bebas hambatan, Indonesia belum sepenuhnya usai mewujudkannya. Jika dibandingkan, liberalisasi sektor perdagangan justru lebih maju ketimbang sektor investasi. Dengan kata lain, ada ketimpangan. Akibatnya, sementara arus barang masuk (khususnya) mengalir deras, investasi langsung yang datang tampak seret. Banyak penyebabnya. Bisa karena peraturan yang berlaku memang cenderung menghambat. Bisa karena tak ada kepastian hukum. Bisa pula karena keamanan yang rawan.

Dalam forum pertemuan puncak APEC di Santiago, Cile, yang berakhir Ahad lalu (kemarin WIB), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan pemimpin sejumlah negara. Ia berharap dari pertemuan-pertemuan ini bisa dijaring komitmen investasi bernilai puluhan miliar dolar.

Bagus jika hal itu benar-benar terealisasi. Tapi kesungguhan untuk berbenah tak boleh dibuat main-main. Aksi nyata untuk melonggarkan peraturan, mewujudkan kepastian hukum, memastikan jaminan keamanan adalah keniscayaan. Tanpa semua ini, APEC hanya akan menjadi sumber harapan kosong belaka.

No comments:

Post a Comment