Cari Berita berita lama

detikcom - Ancaman Disintegrasi Karena TNI Dilemahkan

Selasa, 2 Agustus 2005.
Ancaman Disintegrasi Karena TNI Dilemahkan
Muhammad Nur Hayid - detikcom

Jakarta -
Ancaman disintegrasi seperti dalam kasus Aceh dan Papua akibat lemahnya TNI dalam mengawal tugasnya menjaga integritas NKRI. Kelemahan TNI ini disebabkan oleh banyaknya agen asing melalui LSM yang disebar dengan mengunakan isu HAM sehingga TNI tidak dapat leluasa menghajar kelompok separatis di wilayah Indonesia.

"Ini infiltrasi untuk tujuan melemahkan bangsa," kata anggota Komisi I DPR Effendi Simbolon dalam diskusi "Potensi Disintegrasi dan Peran TNI" di Gedung DPR/MPR Senayan Jakarta, Selasa (2/8/2005).

Untuk membenahinya, politisi PDIP ini menilai perlu adanya regenerasi kepemimpinan di tubuh TNI. Penunjukan panglima TNI baru oleh presiden harus mempertimbangkan tantangan TNI kedepan. Ukurannya harus memenuhi syarat edukasi formal, kepatuhannya pada saptamarga, dan operation assesment.

Berdasarkan pertimbangan luasnya wilayah NKRI dan kompleksnya persoalan bangsa kedepan, Effendi menilai calon panglima TNI harus lebih tepat berasal dari Angkatan Darat. "Apakah itu jenderal Ryamizard Ryacudu, atau Joko Santoso, atau yang lainnya terserah presiden," tambah Effendi.

Pengamat politik Indria Samego dalam kesempatan itu juga menilai untuk menjaga integritas bangsa harusnya seluruh elemen bangsa harus duduk bersama memikirkannya. "Apa yang telah yang telah dibangun oleh founding fathers perlu di-update" kata indria

Soal regenerasi TNI, Indria meminta presiden mengurangi pertimbangan politis dalam memilih calon Panglima TNI yang akan menggantikan Endriatono Sutarto. Kelambanan SBY mengajukan calon panglima TNI selama ini karena dia masih mengunakan cara lama yang terpaku pada kultur politik, yaitu mengutamakan figur.


Presiden tidak perlu ewuh pakewuh terhadap seniornya dalam menentukan siapa calon panglima TNI. Mengenai calon-calon Panglima TNI, Indria berbeda dengan Effendi Simbolon. "Semua figur baik dari AD, AL dan AU punya peluang yang sama," tambahnya.

Sekretaris Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD) Mayjen (Purn) Soetoyo sependapat dengan Effendi Simbolon mengenai memudarnya nilai sapta marga dalam jiwa prajurit TNI. Tidak sedikit perwira TNI yang disekolahkan ke Amerika sekembali ke Indonesia justru menjadi agen Amerika.

"Sekembali dari Amerika, mereka minta Kodam dibubarkan. Itu artinya, memperlemah pertahanan teritorial Indonesia," tutur Sutoyo. Dia kecewa melihat institusi TNI digiring pada posisi lemah atau dilemahkan oleh bangsanya sendiri, mulai LSM hingga pihak asing, dengan alasan pelanggaran HAM.

Melemahnya peran TNI akan menimbulkan ancaman disintegrasi bangsa. Kasus di Papua dan Aceh merupakan bukti konkret dari pelemahan TNI yang harus segera dicari solusinya.

(
mar
)

No comments:

Post a Comment