Sabtu, 1 April 2006.
KOLOM KITA (KoKi)
Ah Televisi, Pedasnya Masakah & 'Good Bye Summer' (Jakarta, Jepang, Australia)
Jakarta, KCM
Kirim Teman | Print Artikel
Berita Terkait:
- Pria Metroseksual, Psikopat & Tahi Lalat (Australia, Eropa, Jepang)
- Seks Aman, Cuek & Mencari Si Anak Hilang (Perth, Kairo, Almere)
- Rumahku ya Ranselku & Mencari Si Anak 'Hilang' (Swiss, Bandung, Swedia)
Pembaca Yth,
Tak ada yang menyangkal peran televisi sebagai sumber informasi dan pengetahuan. Namun, bagaimana bila informasi yang disajikan hanya menekankan komersialisme, konsumerisme, kekerasan, eksploitasi erotisme, dan gosip (yang kini amat digemari, mulai dari anak kecil, ibu rumahtangga sampai orang kantoran).
Setidaknya ada 26 judul acara berbentuk infotainment di layar kaca. Acara infotainment ini ditayangkan setiap hari, bahkan ada yang waktu tayangnya sampai tiga kali sehari. Kalau mau disebut sebagian: Hot Shot, Halo Selebritis, Bibir Plus, Kabar Kabari, Silet, Insert, Cek & Ricek, Buletin Sinetron, Berita Selebritis, Go Show, KiSS, Sensasi, Kroscek dan masih banyak lagi.
Seperti pernah ditulis Kompas, anak kecil sekarang semakin terbiasa dengan kata-kata "kutukan", "anak durhaka", "nikah siri", "selingkuh", dan "istri simpanan". Kata-kata ini berasal dari acara infotainment di televisi dari pagi sampai petang hari.
Orangtua tak lagi mendongeng untuk anaknya. Ibu dan anak lebih banyak berada di depan televisi menonton sinetron, gosip, dan acara kriminal. Menyuap nasi sambil menonton televisi, bermain perang-perangan di depan televisi yang menyala, mengerjakan PR pun ditemani sinetron.
Gimana mau tumbuh jadi anak yang kreatif, wong untuk menumbuhkan kreativitas dibutuhkan daya imajinasi yang tinggi, dan sifat audiovisual televisi malah mempersempit ruang dan kesempatan imajinasi mereka.
"Imajinasi lebih kuat dari pengetahuan, dan impian lebih kuat dari fakta," itu kata Robert Fulghum dalam salah satu bukunya.
Nah, budaya nonton televisi di lingkungan rumah dan di kantor ditulis oleh IN di Jakarta. Tulisan lain, soal kebiasaan makan makanan pedas disajikan Pipit di Jepang. Ia bercerita, gara-gara hobinya makan makanan pedas, suaminya yang tadinya anti masakan pedas, sekarang kebablasan mengonsumsi 9 cabai sekaligus.
"Waduh...ini dia yg namanya kebablasan...dari nggak doyan lombok blas-blas-blas...sampe akhirnya jadi �raja lombok�," tulisnya.
Seandainya, suami Pipit yang orang Jepang itu tinggal di Indonesia, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang juga suka pedas itu pasti senang. "Saya suka pedas. Karena pedas itu, harga cabai bisa naik dan kehidupan petani bisa lebih baik," kata Mari, Januari lalu.
Cerita lain soal visa datang dari Pak Wes, dan masih dari Australia, Nuni mengenang musim panas yang sudah berlalu.
Selamat bermalam minggu ...
*********************************
Bagian I: SURAT-SURAT ANDA
VISA PERLINDUNGAN (WES-Australia)
Dear Zeverina & pembaca KoKi
Gara-gara Visa Perlindungan diberikan kepada 42 warga Indonesia dari Papua yang mendarat Januari yang lalu, maka hubungan antara Indonesia dan Australia yang tadinya semakin akrab, tiba-tiba jadi tegang.
Yang menimbulkan pertanyaan, Australia yang biasanya ketat serta makan waktu lama dalam memproses Visa, bahkan buat yang sudah mempersiapkan dana, skill dan dokumen lengkap serta memohon baik-baik menurut prosedur - kok begitu gampangnya dan cepatnya menghadiahkan Visa.
Memang itu adalah hak Australia untuk memberikan atau tidak Visa tersebut, tetapi marilah kita tengok juga kejadian lain yang baru terjadi dengan warga Sierra Leone (negara kumuh di Afrika).6 atlit Sierra Leone yang mengikuti Commonwealth Games di Melbourne bulan Maret ini, tiba-tiba menghilang namun akhirnya diketemukan dan langsung diberi Bridging Visa, padahal orang mau tamasya saja dengan biaya sendiri terkadang ditolak.Alasan ke 6 atlit tersebut bahwa yang pria bila kembali kenegaranya takut dipukuli dan dibunuh seperti adiknya dulu, yang perempuan takut disunat paksa oleh bibinya (adat disana wanita harus menjalani �female circumcision� atau �genitals ritually mutilated�).Pemberian Visa Perlindungan yang mudah dan cepat diberikan bukan hanya di Australia saja, melainkan dihampir semua negara Barat termasuk USA.Ketika Tentara RRT pada tahung 1989 menumpas unjuk rasa gerakan pro demokrasi, berbondong-bondong warga China yang kebetulan sedang berada diluar China (baik stu!
dent atau lainnya) minta suaka dengan alasan bila kembali kenegerinya bakal ditangkap atau dibunuh.
Para warga Timur Tengah, Pakistan, Bangla Desh, India dan negara-negara Afrika bila ada pergolakan dinegerinya (entah apa diri orang tsb. benar-benar terkena atau tidak) langsung pada minta suaka dan itu gampang diberikan.Ingat pula peristiwa heboh ditahun 2004 yang didalangi oleh Hans Gouw (warga Indonesia) yang melayani pengurusan suaka, ID Card, Green Card, SIM sampai Paspor USA. Akhirnya Hans Gouw tertangkap dan diadili di USA, tetapi ada berapa banyak petualang seperti itu didunia.Malah ada yang bilang lebih baik masuk illegal saja lalu minta suaka, lebih mudah dan gratis daripada berpayah-payah siapkan dokumen dan dana, mohon secara resmi dan baik-baik.Dulu saya sepintas pernah membaca Buku "How to get the second Passport" yang mengajarkan cara memperoleh Visa termasuk juga cara minta Suaka. Wah .... wah .......Pengarangnya orang bule, lho. Saya lupa namanya.Sudah sewajarnya Indonesia gusar karena seakan-akan ditampar, tetapi walaupun hati panas seyogyanya tidak melaku!
kan tindakan drastis yang kelak merugikan sendiri.
Semestinya untuk menjaga tenggang rasa, barangkali ke 42 pengungsi Papua itu ya ditampung (mosok dibuang kelaut) tetapi tak diberikan visa apa-apa dulu sampai terjadi saling pengertian dengan Indonesia. Bukan Indonesia saja yang pernah kena tampar, negara lain sebesar RRT pun pernah memperoleh bagian tamparan juga.Konon Deng Xiaoping (RRT) ketika itu memperingatkan keras USA agar tidak mengipasi warga China. Kata Deng (entah benar atau tidak ?), nanti kalau warga China jadi tidak betah tinggal dinegaranya sendiri (China) lalu berduyun-duyun masuk ke USA - baru tahu rasa ! Katanya setelah itu USA dan negara Barat lainnya berhenti menghasut-hasut, kuatir negaranya bakal jadi berwarna kuning.Barangkali bagus juga ya �ancaman� a la Deng itu ! Sekalian saja bilang yang bakal minta suaka itu ada lebih dari 100 juta orang, karena mereka melarat dan tertindas. Pemerintah Indonesia jadi ringan kerjanya, negara bakal makmur tanpa harus ada proyek pengentasan kemiskinan lagi. Lagipula !
100 juta manusia Indonesia tersebar diberbagai negara maju sangat potensial bagi pemasaran produk export dinegara Indonesia sendiri.
Diwaktu liburan panjang, para imigrant dengan keluarganya pasti pada berdatangan ke bumi pertiwi - wah devisa lagi. Nyamannya Indonesia, karena semua keterpurukan langsung terkikis habis.Pintar juga ya Fidel Castro dan pemimpin Amerika Latin daripada kebanyakan penduduk dan susah mengaturnya, dibiarkan saja rakyatnya mau hijrah ke USA. Tinggal USA lah yang kerepotan setiap hari dimasuki imigrant gelap. Toh mereka yang tadinya memuji dan berterima kasih kepada USA, kelak malah akan unjuk rasa anti-USA. Unjuk rasa di USA enak, paling ditahan sebentar lalu dilepas - kalau dinegaranya bisa dilibas atau diculik, lenyap tak berbekas.
Makanya mana ada demonstrasi keras anti Osama, Castro atau Saddam - enakan anti Bush. Salah USA sendiri usil campur tangan dinegara orang lain. Ya kalau yang datang seperti Yao Ming sih bagus untuk kemajuan per-bola basket-an USA.Mang Gonjol langsung menyeletuk : "Yang namanya negara Barat itu kok tidak kapok-kapok main gampang masukkan orang yang bermasalah dan suka-sukanya ikut campur". "Padahal lihat di Eropa, para pengungsi pelarian politik itu bikin kewalahan. Memang hidup mereka juga selalu tertinggal dan menganggur sehingga frustrasi - jadi bukan salah mereka kalau tabiatnya jadi pemberang dan pengomel. Kasihan sebetulnya, sebab mereka berada ditempat dan lingkungan yang �salah�. Hidup mereka juga dari uang santunan Pemerintah, sehingga para pembayar pajak juga mempertanyakan kok uangnya dihamburkan." Bpk. Janto Marzuki dari Swedia telah mengungkapkan masalah ini dirubrik KoKi ybl.Di Australia sendiri belakangan ada race tension antara orang Aborijin (penduduk asli Au!
stralia) dengan orang asal Afrika (Sudan, dsb). Orang Aborijin menganggap bahwa orang asal Afrika ini memperoleh perlakuan istimewa padahal mereka (Aborijin) sebagai pemilik tanah yang asli malah miskin dan tak memperoleh apa-apa. Nampaknya pengungsi Vietnam adalah yang termasuk sukses ditempatnya yang baru, mereka berhasil diberbagai bidang. Saya kira ada jugalah pengungsi dari negara lain yang sukses, namun orang Vietnam dari penglihatan sepintas kelihatannya menonjol.Barangkali kalau dibuat Analogi adalah sbb :
Dua orang pria (A & B) yang dirumah masing-masing sudah punya anak & bini. Si A suka usil ikut campur bila ada percekcokan dirumah tangga B, sehingga isteri B merasa dirumahnya sendiri seperti di neraka. Maka isteri B cari pelarian kerumahnya A, lalu disusul dengan kedatangan anak-anak B juga. Nah, sekarang giliran rumah tangga si A yang babak belur, ribut terus baik dengan bini dan anak-anak A sendiri maupun dengan bini dan anak-anak B yang menumpang. Agar semua damai dirumah masing-masing ya B juga harus menghadirkan kasih sayang terhadap anak isterinya dan mencukupi kebutuhan hidup mereka sehingga mereka betah dirumah sendiri. A urus anak bininya sendiri, jangan sampai ada anak kandungnya sendiri malah dibiarkan tak terurus karena sibuk urusi rumah tangga orang lain.. Kalau A mau bantu, ya bantulah tanpa campur tangan sampai urusan dalam.Semoga ketegangan antara kedua negara bertetangga ini segera mencair. Lebih baik bersahabat daripada cekcok. Keduanya saling mem!
butuhkan kok ! Semoga Indonesia juga menangani masalah di Papua dengan bijak dan kasih sehingga tidak ada lagi orang Papua yang cari suaka kenegara lain. Regards. WES, Australia.
*****Ah, Televisi (IN, Jakarta)
Hi! Zeverina and all, semoga semua dalam keadaan baik-baik..Zev, saya mau ikut menanggapi tulisan saudara (i?) Parma-Tessa di Jakarta yang di beberapa edisi yang lalu, membahas tentang sisi buruk televisi di negara kita ini. Saya serupa dengan Parma-Tessa, yang tidak bisa merasa bangga dengan acara-acara televisi di negara kita. Ditambah lagi dengan ditayangkannya secara terang-terangan pengeroyokan seorang polisi hingga tewas pada kasus PT. Freeport-Papua di televisi, saya semakin geleng-geleng kepala tanda tidak puas. Pihak media, apa tidak mencoba membayangkan sejenak, "bagaimana seandainya saya adalah salah satu keluarga polisi korban penganiayaan tersebut". Tanpa ditayangkan bagaimana si korban dianiaya hingga tewaspun, saya rasa airmata orang-orang yang ditinggalkannya pun seakan belum mau berhenti berderai hingga kini.Sebenarnya sebelum peristiwa Freeport-Papua itupun, saya sudah sangat jarang menonton televisi. Hanya beberapa acara saja yang sanggup membuat saya beta!
h nongkrong di depan televisi, misalnya acaranya Oprah atau film-film lepas hollywood -itupun yang menurut saya benar-benar bagus-. Agak susah juga memang dengan ketidaktertarikan saya kepada televisi ditengah-tengah lingkungan yang menjadikan televisi sebagai hiburan utama. Di rumah misalnya, sepulang bekerja pastilah seluruh anggota keluarga saya sedang berkumpul diruang tengah, menonton televisi tentunya.
Saya yang memang tidak suka berlama-lama didepan televisi pun lebih memilih langsung masuk kekamar yang memang sudah saya disain senyaman mungkin -meskipun sederhana-, ganti baju, setel musik, baca novel, minum susu, bahkan hingga makan malampun saya lakukan didalam kamar. Hingga suatu hari mama menegur saya, menanyakan kenapa saya lebih suka bergelung didalam kamar daripada berkumpul dengan keluarga diruang tengah, apakah saya sudah merasa tidak nyaman berada ditengah keluarga sendiri atau kenapa? Olala, saya hanya tertawa mendengar pertanyaan mama.
Setelah saya jelaskan bahwa saya tidak suka menonton televisi, apalagi kalau yang ditonton itu sinetron atau film religi yang, aduh makin kesini kok makin nggak masuk akal, saya lebih rileks berada dikamar mendengarkan musik/radio setelah capek everyday harus terjebak macet dijalan. Mamapun mengerti dan dampaknya, siapa sangka setelah itu mamaku pun jadi ikut-ikutan malas menonton televisi dan itu berarti aktivitas menonton televisi dirumahpun berkurang -karena memang mamalah provokatornya,hehe-. Dan bisa ditebak, saya mulai sering berleha-leha dan makan malam diruang keluarga.Di lingkungan lain diluar rumah, ternyata saya masih bertemu dengan orang-orang yang belum sepaham dengan saya. Di kantor saya apalagi, yang disediakan televisi didalam ruangan dan satu divisi tempat saya bekerja terdiri dari perempuan semua, pasti sudah terbayang kan acara apa yang menjadi rutinitas tontonan? Ya benar, acara gosip tentunya! Mulai dari channel gosip yang mulai jam sepuluh pagi, berlanj!
ut terus ke yang jam duabelas, lalu jam duaan, jam tiga sampai jam setengah lima apalagi, dimana seluruh channel sepertinya berebutan untuk memperlihatkan kehidupan -bahkan sampai yang pribadi- artis-artis kita. Ditambah lagi, coba bayangkan, letak meja televisi itu berada tepat di belakang meja kerja saya..kebayang dong, kalau lagi nggak banyak kerjaan tiba-tiba meja saya sesak oleh para pemirsa televisi, hehehe..tapi ya no problem, saya sih menghargai hak orang lain, yang penting saya jangan diganggu kalau nggak mau ikutan nonton. Yah..maunya sih kayak begitu,tapi kenyataannya???
Saya ya dibilang munafiklah, padahal dirumah pasti juga sering nonton. Ya dibilang nggak gaullah, nggak tau perkembangan cerainya si anu. Atau perselingkuhan si itu. Atau nikah diam-diamnya si fulan. Kadang bete juga sih, saya udah menghargai hak mereka tapi kok mereka malah �peduli� banget sama saya yang gak suka nonton televisi. Susah ya. Untung saya termasuk orang yang menganut faham �elu-elu, gue-gue�, jadi kalo lagi �dicecar� sama mereka saya cukup menjawab dengan kalimat sakti andalan saya yaitu ; "whatever you say,deh!".
Mereka malah heran dengan saya yang betah berlama-lama di depan komputer, buka-buka situs untuk menambah wawasan, membaca sampai rasanya mata ini mau keluar (ya contohnya membaca kolom kita ini, Zev), dan tau-tau berisik cetak-cetek menulis email (salah-satunya ya email ini). Mereka sampai hapal, kalau saya lagi baca atau nulis sesuatu jangan coba-coba ganggu, pasti muka saya langsung bete. Hahaha, padahal kalo lagi ngerjain kerjaan kantor saya oke-oke aja tuh kalo tiba-tiba ditanyain ini itu. Boleh percaya atau tidak, di ruangan cuma saya satu-satunya yang beruntung menemukan koki. Back to topic, untung supervisor saya dan satu teman ternyata ada juga yang menggemari acaranya Oprah dan beberapa film seri dari luar (lewat televisi kabel), jadilah saya tidak berada di �dunia lain� alias ada teman yang sepaham. Menonton disela-sela pekerjaanpun jadi asyik, karena ada teman yang �nyambung�.Satu lagi deh ya, pada saat interview dalam proses mencari kerja. Setiap kali saya disuru!
h menceritakan tentang �apa saja yang saya sukai dan tidak saya sukai� pasti deh dibahas kenapa saya memasukkan televisi dalam daftar �yang tidak saya sukai�. Mengenai kenapa saya suka mendengarkan musik, atau kenapa saya suka membaca, nggak pernah ditanya lebih lanjut tuh. Olala, apa maksudnya ini. Rupanya semua orang benar-benar masih mendewakan televisi, ya. Ya saya sih sama sekali nggak memandang jelek sama orang yang suka menonton televisi. Masing-masing hobinya ya. Malah bagus kalau yang hobi menonton televisi dan bisa membedakan acara yang layak dan tidak layak tonton. Itu masih lebih baik daripada saya, yang bisa dihitung pake jari berapa kali dalam sebulan saya setel televisi. Padahal kan banyak juga acara-acara yang sebenarnya patut kita lihat. Yo wis lah, masing-masing gayanya, yang penting kan nggak ada pihak yang merasa dirugikan.Oke Zev n pembaca, berhubung saya menulis ini ditengah-tengah pekerjaan kantor n takut banyak yang bete baca tulisan saya kepanjangan!
-plus, aarrrggghh, bos saya bolak-balik terus-, cukup sekian !
dulu say
a bergabung kali ini. Mohon maaf kalau ada kata-kata yang salah atau menyinggung. Salam hangat.
********BABLAS (Pipit-Jepang)
Dear Zev,
Lama2 saya pengen juga ikutan cerita setelah ngikuti beberapa waktu kolom asuhan anda. Ini yg perdana dan nggak tau bisa �lolos sensor� apa nggak hehehee. Saya pengen �ngerumpiin� suami saya sendiri. Abis saya sering geli sendiri kalo inget dia.
Suami saya orang Jepang seperti pada umumnya, nggak doyan makanan yg spicy apalagi sambel2nya Indonesia yg aneka rupa dan rasa...Di keluarga dia juga umumnya nggak suka pedas meskipun ada juga yg bisa makan agak2 pedes. Awal2 pernikahan kami, saya yg tadinya "kutu kantor" (waktu saya banyakan di kantor timbang di rumah) sudah jelas nyaris nggak pernah melongok ke dapur apalagi masak memasak. Walaupun begitu saya nggak berarti anti dapur. Kalo lagi kengangguran di rumah saya kadang nyoba goreng2 apa kek walaupun hasilnya seringan ajaib timbang enaknya!
Begitu diboyong suami saya ke sini, saya yg tiba2 �jobless� alias 24 jam nonstop di rumah dan wajib bisa masak jelas aja jadi tunggang langgang belajar masak kilat. Berbekal buku resep buatan mama saya, saya coba masak sebisa2nya dg bumbu ala kadarnya. Lha saya bego juga sih udah tau bakalan pindah saya nggak siap dg �perabotan masak� (bumbu2 emergency). Saya berangkat ke sini kayak orang yg bakal traveling beberapa hari aja! Cuma ngangkut 1 kopor isi baju2 dan 1 dus kecil isi buku2 yg keinget disambar.
Setelah nyampe sini baru sadar kalo saya nggak familiar dg bumbu2 apalagi bumbu2 lokal. Belum selesai pusing urusan belajar masak, saya harus segera adaptasi dg supermarket yg isinya nyaris huruf kanji/Jepang melulu! Waduh begini rasanya kalo jadi orang buta hurup yaaa...mendadak saya ngerasa jadi orang paling bego sedunia...Itulah akibatnya nekat belanja sendiri. Buntutnya saya nggak berani belanja macem2 (pdhal saya tergolong manusia doyan belanja), takut salah beli. Paling banter beli sayuran yg udah jelas atau roti tawar. Pernah nekat beli sejenis roti, taunya isinya nggak seperti yg saya duga...saya nggak suka isinya. Suami saya yg akhirnya ngabisin sambil geleng2 liat kelakuan saya.
Urusan masak masih juga ribet karena suami saya pernah tercekik kaget waktu nyoba makan sayur asem saya. Kebetulan saya punya 1 sachet bumbu instant sayur asem ("harta berharga" saya waktu itu!) Dasar saya doyan asem jadi sayur asem itu masih saya cemplungin lagi asem jawa (kebetulan saya nemu toko yg jual makanan Asia). Buat saya rasa asem segitu enak2 aja tapi suami saya yg belum familiar dg makanan Indonesia (dia taunya baru soto ayam, sate ayam, makanan padang, atau ikan bakar di Jimbaran) terkaget-kaget dan langsung �mogok� nggak mau makan sayur asem lagi!! aduh kebayang nggak sih gimana sedihnya saya (biarpun saya nggak omongin ke dia). Pengen masakin dia, tapi dia nggak cocok. Itu baru sayur asem yg nggak ada pedes2nya. Saya udah nggak berani nyoba sedikitpun bikin makanan yg berbau2 lombok apalagi bikin sambel. Bisa2 dia kabur dari meja makan.....
Akhirnya saya cuma bikin masakan chinese model2 capcay, ca sawi hjiau dsj (dan sejenisnya) pokoknya yg simple tapi layak dimakan.... Sebaliknya, dia pinter masak walaupun untuk masakan yg Itali atau chinese dia kudu buka resep masakan (yg udah pasti bhs Jepang!). Kalau weekend dia sering ambil alih urusan masak bahkan tanya saya kepengen makan apa. Oya walaupun dia nggak bisa makan sayur asem saya, dia appreciate dg segala usaha saya untuk bisa masak karena dia tau kalau saya nggak bisa dan biasa masak. Dia selalu berterima kasih setiap selesai makan meskipun menunya dari hari ke hari belum banyak berkembang.
Ketika saya ngidam, saya dibikin ambruk dg sukses. Nggak doyan makan sama sekali, otomatis badan jadi tambah lemes. Bisanya tidur dan tidur melulu. Untung suami saya sangat mengerti dan nggak menuntut saya untuk masak selama itu. Justru dia yg ganti masak buat saya walaupun saya cuma bisa makan sedikit. Dia yg kalang kabut mencarikan makanan yg saya inginkan supaya saya bisa makan. Saat itu saya cuma kepengen makan kangkung pdhal suami saya sendiri nggak pernah makan kangkung! Dia sibuk browsing untuk nyari info apa itu kangkung. Sekalinya ada info, dia buru2 beli itu sayur. Begitu saya liat..walah..sayur apa pula itu! Saya aja nggak pernah liat sayur itu (belakangan saya tau itu namanya mizuna). Dia keliatan sedih dan kecewa karena belum bisa dapetin itu kangkung. Padahl, asli, saya nggak pernah ngotot minta dicariin itu sayur karena saya nggak yakin kalau di sini ada.
Setealh �berburu� beberapa waktu sementara ngidam saya masih berlanjut, akhirnya tu kangkung ketemu juga! dapetnya juga nggak sengaja pas lagi jalan2 di daerah �pecinan� di Kobe. Wuaaah senengnya kayak dapet SDSB yg udah dihapus (pdhal SDSB itu kayak apa juga nggak tau!hahaha) Begitu tau kangkung itu sperti itu, suami saya jadi lebih gampang berburu dan taunya di salah satu supermarket sini ada yg jual meskipun harganya mbookk...nggak teganya rasanya beli.
Setelah periode tumbang lewat, saya mulai bisa makan selama agak beraroma pedes. Dan suami saya, saking kepengennya membahagiakan saya yg lagi hamil, dia bikin surprise masakin saya spageti yg pedes (cuma garlic dan lombok, sama dia ditambah musrom dikit). Wah saya hepi banget dan kontan bisa makan lahap! Setelah ngabisin masakannya, saya baru sadar. Lho ini kan pedes..kok dia bisa makan juga. Saya melongo waktu liat piringnya juga bersih alias abis meskipun mukanya kontan merah dan berkeringat. Dan komentarnya...�enak ya pedas!�waduh..bener2 kejutan!
Sejak itu suami saya makin rajin bikin masakan yg agak pedas2 karena selain dia sudah bisa menikmati enaknya makanan yg bikin mulut komat kamit kepedasan, dia juga bahagia setiap liat saya semangat makan masakannya. Dia bahkan berharap saya "order" masakannya kalau weekend sehingga dia nggak pusing mikir musti masakan apa buat saya. Ini mau2nya dia lho, saya nggak pernah minta diperlakukan begitu. Saya nya yg seneng2 aja, lumayan kan bisa libur masak.
Belakangan ini, hampir seluruh resep yg �kepegang� dia, jadi pedes!! Ada masakan sini yg aslinya cuma agak2 manis (bahannya dari wortel dan �gobo�). Tapi begitu suami saya masak, langsung dicemplungin lombok Thai yg pedes2, nggak tanggung2 bisa 8-9 biji. Wah jadi seru banget makannya. Atau kalau dia bikin mapo tofu, saya dan bayi kami harus �dilokalisir� di kamar dulu karena ruang makan yg gandeng dg dapur dan ruang tatami bakal berbau pueeedeeeesss! Sepedes2 mapo tofu made in suami saya, saya masih sanggup makan karena dimakannya kan pake nasi. Lha puncaknya waktu dia spageti lagi tapi dg meat sauce yg dicemplungin lombok 9 juga. ya ampun maaaak....saya cuma sanggup makan 4 sendok abis itu ternganga kepedesan!!!! Herannya suami saya bisa ngabisin sampai setengah porsi!Setelah itu dia nyerah sendiri...Waduh...ini dia yg namanya kebablasan...dari nggak doyan lombok blas-blas-blas...sampe akhirnya jadi �raja lombok�. Kalau stok lombok di freezeer tinggal beberapa biji, suami s!
aya yg bakal panik duluan!! huahahahaha..
Aduh Zev..sorry ceritanya rada ngalor ngidul..sekian aja deh, ntar diprotes kalau lebih panjang lagi. Terima kasih sebelumnya atas waktunya untuk baca �dongeng sebelum tidur� dari saya.
*****"Good Bye Summer"(Nuni-Australia)
Hi Zev, kali ini saya mau berbagi cerita soal kegiatan selama musim panas (summer) yg baru aja berakhir. Yang pasti musim yang paling ditunggu-tunggu banyak orang ini meninggalkan banyak kenangan manis, getir dsb-nya. Yang pasti cuaca bakal segera berubah, yang biasanya panas sepanjang hari, sekarang mulai agak mendung. Sunrise pun mulai bergeser, yang tadinya jam 6.00 udah �terang� sekarang baru jam 7.00 pagi. Konsekuensinya, daylight saving (mengubah waktu) pun harus segera dilakukan, yang secara resmi (nasional) baru dimulai pekan depan.
Apa aja ya yang bisa kita nikmati sepanjang summer di sini (khususnya Melbourne)? Yang pasti keluarga yang punya anak bakal senang, karena berarti mereka bisa mengantar anak-anaknya untuk beraktifitas di luar rumah, seperti di taman-taman, pantai, dll. Karena udaranya memang mendukung, rata-rata suhu udara bisa 25-30 derajat C. Makanya di taman-taman sering digelar acara barbeque-an bareng.
Kalau yang suka ke pantai, bisa jalan-jalan menyusuri pinggir pantai, bersepeda atau main sepatu roda di track khusus yang tersedia. Selain itu setiap summer juga banyak digelar acara menarik seperti pasar malam seminggu sekali yang berbeda tiap distrik, juga ada pemutaran film ala Indo (misbar) gerimis bubar yang digelar di alam terbuka. Biasanya sih acara yang diberi nama moonlight cinema ini digelar di taman maha luas Royal Botanical Garden yang ada di tengah kota.
Nah untuk yang gemar nonton film (Hollywood, Bollywood, klasik atau film-film dari negara lain) ajang ini merupakan kegiatan yang ditunggu-tunggu. Soalnya dengan tiket tanda masuk 13,5 $ perorang, kita bisa menikmati film-film bermutu yang diputar. Lebih dari itu? Suasananya memang berbeda banget, antara nonton film di bioskop dengan nonton film di alam terbuka (di taman amat cantik dan terpelihara).
Acara tahunan ini memang menampilkan perpaduan antara seni film dan musik. Sebelum film diputar, Disc Jockey akan memberi penjelasan dan memandu penonton tentang film yang diputar sambil memainkan musik-musik terkini. Soal tempat, sudah pasti keren.Film yang diputar cukup beragam, dari film Hollywood yang up to date hingga film-film menarik lainnya dari Eropa, China, Amerika Latin dan sebagainya.
Penonton bisa menikmati film yang diputar sambil santai dengan pasangan atau sahabat. Asyiknya lagi, karena film-film tersebut diputar sekitar waktu makan malam (pukul 20.00) banyak penonton yang datang lengkap dengan bekal makan malamnya. Seperti halnya sepasang kekasih yang datang dengan membawa sandwich, wine dan sebagainya. Kalau enggan membawa perlengkapan duduk sendiri, panitia menyediakan penyewaan bangku dengan harga sewa satu bangku sebesar 6 dolar.
Ternyata menonton film di bawah sinar rembulan --bila hujan tak mengguyur --memang suatu hal yang sangat romantis dan fantastis. Apalagi bila dilakukan bersama pasangan tercinta. Suasana hening yang diselimuti angin dingin, cukup menunjang kemesraan itu.
Pemandangan yang tersaji di depan mata benar-benar menakjubkan. Kita bisa membayangkan keindahan Kebun Raya Bogor. Nah, di bibir sebuah danau di taman Myer Music Bowl nan asri ini layar lebar terpancang dengan megahnya. Sementara penonton bebas membentangkan tikar, bangku atau kantong tidurnya di atas rumput sambil menonton film favoritnya. Kalau sudah begini, memang segalanya terasa sangat nikmat. Maka jangan heran kalau banyak penonton yang ogah pulang buru-buru demi menikmati malam indah di temaram cahaya rembulan tersebut.
Penonton yang datang ke acara ini pun sangat bervariasi, mulai pasangan tua muda, hingga serombongan gadis dan pemuda. Yang membuat acara ini heboh, penonton diperbolehkan membawa bekal (makan dan minum, termasuk wine dan champagne) sendiri, serta perlengkapan untuk menonton senyaman mungkin. Tak heran bila ada beberapa pasangan yang memanfaatkan moment ini untuk memadu kasih sambil menonton film! Hmmm�asyik ya!
Seperti halnya piknik, mereka pun membawa kursi lipat, alas duduk, selimut, kantung tidur, bahkan ada yang membawa bantal dan guling! Pokoknya serasa nonton film di rumah sendiri deh tetapi bedanya ada banyak orang di sekitar kita. Selain ada menariknya dari seni menonton film di alam terbuka, ada pula segi repotnya. Ya, tak lain dan tak bukan soal urusan membuang hajat kecil.
Di taman ini jarak antara toilet yang satu dengan yang yang lain cukup berjauhan. Apalagi kalau bulan tidak purnama, maka taman pun menjadi gelap, makanya suasananya serasa agak menakutkan. Tapi saya tak hilang akal, meski suami malas mengantar --karena tidak mau tertinggal oleh aksi laga jagoannya --saya terpaksa jalan bareng dengan penonton-penonton lain yang bermaksud sama.
Selain giat mendatangi acara putar film, warga Melbourne biasanya juga rajin mengunjungi pasar malam. Selama summer berbagai event menarik menghiasi agenda tahunan kota di antaranya yang sangat terkenal adalah Pasar Malam Gaslight Night yang digelar di Pasar Victoria (Vic Market) di Elizabeth Street kawasan Central Business District (CBD).
Pasar malam yang digelar setiap Rabu malam ini ada sejak tahun 1998 silam. Acaranya cukup padat, sejak pukul 19.00, ada penampilan band-band lokal di beberapa panggung yang membawakan tembang-tembang pop dari Beatles, Top 40 hingga folk song-- fashion show, plus sajian atraksi seni budaya dari berbagai bangsa. Pola multikultural juga terlihat dengan keberadaan gerai aneka jajanan dari berbagai bangsa. Pengunjung bisa menikmati sajian makanan dari benua Afrika, Eropa, Asia � Indonesia, India, Cina --Timur Tengah dan masakan lokal setempat.
Pemilik gerai makanan dan minuman seakan berlomba-lomba memancing selera pengunjung untuk mencicipi makanan yang mereka jual. Teriakan para juru masak, atau bau aroma yang menggugah selera segera saja mengundang pengunjung untuk segera mencicipi aneka makanan yang tersedia. Selama pasar malam berlangsung, sepertinya masakan Spanyol, Cina dan India cukup favorit di lidah sebagian besar pengunjung. Bubur dari kentang atau nasi goreng seafood dan ayam kari memang sangat pas untuk dinikmati sambil menghabiskan malam yang terang benderang tersebut.
Untuk hidangan penutup, es krim atau aneka cake dan cokelat juga jadi pilihan yang yummy! Tidak heran bila pasar malam ini banyak didatangi kaum pendatang yang memang rindu oleh masakan asal negaranya. Sebut saja Ino �mahasiswa kedokteran Indonesia � yang datang beramai-ramai dengan temannya. �Mumpung ada pasar malam kita harus nyempetin memanjakan lidah,� guraunya.
Selanjutnya kegiatan belanja barang-barang antik atau seni, kosmetik, dan pakaian, juga menjadi ajang yang menarik bagi para pengunjung. Demi kegiatan pasar malam, pasar seluas tujuh hektar yang terdiri dari bangsal berjajar berkode A hingga M ini didesain semenarik mungkin. Di antaranya penataan kedai-kedai yang menarik pandangan mata (eye chatching). Para pedagang berkelompok sesuai dengan jenis barang yang dijajakannya, mulai dari pedagang pakaian, perhiasan, cendera mata dan sebagainya.
Pasar yang diresmikan tahun 1878 ini memang masih mempertahankan corak bangunan lama. Vic Market sebenarnya menghadirkan suasana belanja seperti di kota-kota besar Indonesia umumnya. Di pagi hari, pasar menjual keperluan sehari-hari, dan dibuka selama lima hari, kecuali Senin dan Rabu. Karena alasan nilai historis dan harga barang yang dijual agak �miring�, pasar ini menjadi salah satu tempat favorit obyek kunjungan turis. Jadi untuk para pelancong yang tidak berkantong tebal, kehadiran Vic Market sangat membantu, karena menjual barang-barang suvenir dengan harga terjangkau.
Kini, meski summer telah usai, dan kehangatan yang terasa masih tersimpan, musim baru segera bergulir. Mudah-mudahan kehangatan yang tercipta selama summer bisa menjadi pemicu semangat untuk memasuki musim baru yang bernama autumn (gugur). (Nuni-OZ)
*********************************
BAGIAN II: TANGGAPAN ARTIKEL SEBELUMNYA DAN SURAT-SURAT PENDEK
Tanggapan buat Octana-Eropa, Pria Psikopat Pria Metroseksual, Psikopat & Tahi Lalat (Australia, Eropa, Jepang)(Tania-Australia)
Hi Zav,
Hi Octana, namanya juga professor biasanya memang super nyentrik. Kalau engga cara berpakaian, penampilan rambutnya/penampilan luar dan juga karakternya. Saya kira bekas pacarmu itu tidak psikopat tetapi memang senang melihat muka cantik/lembut/syahdu/kayak bayi mungil waktu tertidur. Professor itu puas liat keaslian muka kamu. Makanya dia suka tersenyum melihat mu ketika tidur. Selama ini saya pernah kenal dengan para professor, cuman satu yang paling nyentrik ialah Associate Professor Music di Universitas ditempat saya berada. Professor ini lulusan dari UK. Dia adalah Artistic Conductor/Artistik Direktur untuk Symphony Orchestra dan banyak sekali jabatan lainnya. Kalau membuka konser pasti Prolognya sangat lucu dan bikin orang tertawa. Kalau dia lagi menjadi pengamat/penilai konser para mahasiswa pasti jadi bikin ketawa. Aktingnya sangat pas, dan bikin semua mahasiswa tidak grogi. Cara mengkritik mahasiswapun tidak bikin grogi. Kalau lihat botak dan rambutnya panjang, sela!
lu berdasi kupu-kupu kemana-mana. Ya itulah professor yang kami sukai. Banyak sekali kemampuannya termasuk pandai masak-memasak. Banyak juga professor yang serius, tapi nyentrik. Barangkali professor bekas pacar mu yang sebetulnya orang baik tapi kamu engga/belum siap menerimanya/tidak berjodoh barangkalli. Barangkali ini hanya pengalamanku, semoga jangan tersinggung lho.Tanggapan buat penculikan anak seperti sdr Arita-Swiss. Pernah terjadi di Australia. Seorang Ibu Warga Australia berpacaran dengan seorang pangeran kalau tidak salah Brunei atau Malaysia. Kalau tak salah si Ibu ini cantik sekali, seperti ada keturunan Asianya juga, cuman sudah WN Australia. Pada waktu itu dia punya dua anak laki dan perempuan hasil hubungan dari Pangeran Brunei/Malaysia. Yang lebih hebat lagi anak kecil ini kira umur 5 dan 6 tahun diculik dari Australia dengan menggunakan agen kepolisian Australia. Yah namanya pangeran kan dhuwitnya banyak. Kasihan sekali si ibu karena harus berhadapan deng!
an sebuah Negara Kerajaan Terkaya di Asia. Barangkali para tem!
an di Au
stralia pernah dengar cerita itu karena sudah lama dan terasa ditutupin kasusnya. Kalau ada yang ingat bagaimana kelanjutannya.Tanggapan sandal jepit di Australia. Memang begitulah kebudayaan disini. Jangan heran seorang billiuner hanya naik mobil kombi yang super jelek, ditambah pakai kaus singlet dan sandal jepit tapi isterinya keluar pakai jaguar dengan pakaian yang hebat-hebat. Jarang sekali orang kaya disini pameran duwit atau yang lainnya. Yang suka luar biasa berpakaian ya orang Indonesia. Pernah seorang Bapak mau pulang ke Indonesia dia pakai baju bermerk semua, termasuk ikat pinggangya pokoknya super trendi lah. Tapi tau engga rumah pun masih tinggal di Housing Commission padahal sudah lebih 25 tahun di Australia. Kadang-kadang juga mengakunya di Indonesia adalah seorang businessman. Tentu saja orang yang di Indonesia percaya ngelihat penampilan dari LN, bahasa Inggrisnya cas cis cus. Modus operandi biasanya untuk menipu orang Indonesia yang percaya dengan omonganny!
a. Orang Australia dan New Zealand memang sederhana. Semuanya apa adanya tidak ditutup-tutupin. Kalau engga punya yang ngomong terus terang. Itulah segi positif menjadi diri tanpa polesan. Orang tidak perduli dengan apa yang kita pakai tetapi lebih perduli dengan isinya. Makanya banyak juga pegawai yang cacat tubuh bisa menjadi pegawai tinggi. Mereka tidak melihat kecacatan phisik tetapi melihat kemampuan otak. Salam.
******Tanggapan untuk Oktana � Eropa Pria psikopat(Aan di Bandung)
Saya ingin memberikan tanggapan mengenai perilaku mantan pacar oktana yang sangat gemar memandangi wajah tidur oktana, sebab saya pun mengalami pengalaman yang serupa, yaitu pacar saya gemar sekali melihat wajah tidur saya. Ini pertama kali saya ketahui ketika saya dan teman-teman terlibat dlm suatu kegiatan , kemudian kami terpaksa pulang malam dan menginap ramai-ramai di kamar kos teman saya, kebetulan kamar kos teman saya itu cukup besar sehingga masih bisalah buat dipakai tidur 17 orang. 17 orang itu terdiri dari Tiga orang cewe, diantaranya termasuk saya dan 14 orang sisanya pria termasuk pacar saya yang kebetulan ketika itu diajak oleh teman2 pria saya untuk ikut menginap (karena mereka sudah cukup kenal).
Ketika kami semua terlelap, saya entah kenapa terbangun, ternyata ketika itu saya melihat pacar saya sedang asyik menikmati wajah tidur saya. Cuma bedanya dengan oktana yang ketika itu lebih memilih diam, ketika saya menyadari pacar saya sedang menikmati wajah tidur saya, saya malah balik membuka mata saya dan bertanya �belum tidur ??� dia bilang belum dan ketika saya Tanya apa yang sedang dia lakukan ( tentunya bukan dengan nada marah atau takut, biasa aja), dia menjawab juga dengan jujur bahwa dia sedang menikmati wajah tidur saya. Saya bingung dan Ketika saya Tanya alasannya, dia bilang karena sifat/ peragaian seseorang yg sebenarnya itu akan mudah terlihat ketika ia sedang tidur karena wajah seseorang yang sedang tidur itu sangat jujur, polos. mungkin ini dikarenakan orang merasa tidak ada beban sehingga ia tidak perlu menggunakan �topeng� untuk menyenangkan hati orang lain padahal dia sendiri tidak ingin berbuat spt itu (tidak perlu menjadi seseorang yg bukan dirinya se!
ndiri).
Saya pun dapat memahami pandangan pacar saya ini dan buktinya sampai saat ini (ini tahun ke-5 masa pacaran kami loh), saya baik-baik saja, tidak pernah disakiti bahkan ketika hanya kami berdua. Karena menurut saya, kalo dia memang berniat untuk menyakiti saya, itu dapat dia lakukan dalam banyak kesempatan apalagi ketika dlm kondisi hanya kami berdua ( begitu pula dgn mantan pacar oktana, yg kata saya sih kalo dia memang mau menyakiti oktana tentunya dia sudah melakukannya sejak lama, bukankah banyak kesempatan? Misalnya ketika oktana terlelap tidur sendirian di tempat tinggalnya). So, menarik kesimpulan dari apa yang saya alami, saya sih berpendapat bahwa mantan pacar oktana itu mungkin ( alasan pertamanya ), hanya ingin mengetahui bagaimana oktana sebenarnya dan ketika dia sudah melihat wajah tidur oktana ( knowing how pure u are, maybe) dia jadi lebih jatuh cinta dan mulai menikmati pemandangan barunya itu, sapa tau wajah oktana yang tidur dengan damai itu membawanya juga !
ke perasaan damai or maybe make him feel like �home �.
Mungkin juga, dia sudah sangat bosan bertemu dengan banyak orang yang berpura-pura dan ketika melihat wajah tidur oktana yg so pure, dia seolah-olah menemukan secerca cahaya di keremangan dan hal itu kemudian menjadi candu untuknya. Sebenarnya sih menurut saya, ketika kalian menginap di sebuah cottage kawasan Jakarta utara (play safe nih ceritanya), bisa saja oktana menanyakan alasan kenapa dia seringkali mengamati wajah tidur oktana tapi mungkin pada saat itu saudari oktana sangat was-was sehingga tidak terpikirkan untuk mempertanyakan hal ini. maaf ya oktana, kalo kata saya sih komunikasi itu tetep kuncinya loh ( daripada kita tersiksa dgn pikiran dan perasaan kita sendiri yg ga jelas), Okelah waspada itu memang wajib tapi jangan sampai pikiran kita dikuasai oleh ketakutan yang kita bikin sendiri sehingga kita tidak dapat berfikiran jernih. Satu lagi, setelah bergaul dgn banyak tipe orang termasuk setelah byk membaca KOKI ini, saya semakin yakin dengan kesimpulan bahwa tdk!
ada penggolongan normal (sehat mental) dan abnormalitas perilaku seseorang yg dapat dibedakan dari penggolongan secara tegas dan absolute karena pemahamannya mengandung makna elastis ( bisa bergeser ke sana ke mari) . silahkan baca lebih jelasnya di kompas edisi 26 maret 2006. ingat, manusia itu unik dengan kepribadian masing2 yg khas, oleh sebab itu lepaskan �kacamata� yg selama ini melekat di depan �kedua mata� kita, sehingga kita bisa lebih menikmati perbedaan ini sebagai khasanah kehidupan. Sekian pengalaman saya dan tanggapan saya untuk saudara oktana.Maafkan saya jika ada kata2 saya yg menyinggung perasaan.Btw, Zev emailku hanya untuk zev seorang ya. Thanks.
******�Branded Lifestyle� Seks Aman, Cuek & Mencari Si Anak Hilang (Perth, Kairo, Almere)(Arum-Singapura)
Saya hanya ingin mengomentari cerita G di Australia dalam Cara Hidup "Cuek dan Nyantai" edisi sebelumnya. Menarik sekali karena saya mengalami hal yang sama. Ini sangat saya rasakani di negara tempat saya tinggal saat ini Singapura. Anda bisa membayangkan kota ini adalah surga bagi barang-barang �branded�. Di Orchard Rd berderet mall dan plasa yang menampilkan gelaran terakhir fashion untuk musim yang akan datang. Musim yang terkadang tidak ada dalam khasanah cuaca negara tropis.
Saya baru sekitar satu tahun hidup di Singapura mengikuti suami saya setelah hampir empat tahun di Inggris (bekerja dan bersekolah). Di Inggris (note : saya tidak tinggal di London) saya tidak terlalu merasakan budaya merk ini. Cara berpakaian cenderung menyesuaikan musim. Jika musim dingin kami harus memakai berlembar-lembar sweater/jumper ditambah sepatu boot tinggi. Di musim panas kami merasa seperti Indonesia, celana pendek dan kaos. Kebetulan suami saya juga bergaya �nyantai�. Jadi kami ini seperti item. Seperti halnya yang terjadi dengan mbak G, kami sering dipandang �tidak competent� oleh orang Indonesia jika ada acara-acara ketemu bareng. Pertanyaan seperti �Oh kok bajunya kayak gitu sih?� ketika melihat foto kami sepulang dari liburan. Padahal kami memang penghobi kegiatan outdoor, pantas jika baju kami kotor, kumal dan kadang terlalu nyantai. Suami saya juga dianggap pekerjaanya sebagai tukang (handyman) padahal ia adalah seorang project core manager sebuah produk !
mobilephone terkenal. Memang dia nampak kotor karena hobinya utak-atik barang termasuk membuat taman dan kamar mandi sendiri.
Saya cuma ngelus dada dan berlapang diri. Kok semua dinilai dengan penampilan ya, padahal dalam lingkungan international (tempat kami bekerja) tidak ada pandangan dan komentar itu. Mau pake dasi kek...mau pake baju tipis silakan. Asal tau tempat dan kondisi. Sedihnya pandangan ini masih saja dianut masyarakat Indonesia di luar negeri seperti Inggris ini.
Di Singapura kebiasaan kami ini terbawa. Beruntung disini kami tidak perlu memakai pakaian tebal. Sedang suami saya lebih suka bercelana pendek berkaos katun yang menyerap keringat. Sering saya menemui cewek2 Singapura yang �saltum�, di jalanan Orchard yang panas itu ia memakai selempang tebal seperti kulit binatang. Belum lagi sepatu boot tinggi dari bahan sintetik menenteng tas Takashimaya. Duh....
Saya terkadang geli jika bertemu sekelompok ibu-ibu dari Indonesia dengan tas belanjaan fashion banyak sekali. Perbincangan dari �Oh Louis Vitton lagi diskon loh mbakyu� atau �Wah saya dititipi anak saya beli celana Zara� dan sebagainya makin akrab ditelinga. Padahal kita tahu bahwa baju/fashion itu adalah buatan negara dunia ketiga (Vietnam, Indonesia, Bangladesh, India, dsb) sedang merek yang tercantum disana adalah produk globalisasi. Perusahaan fashion mencari produsen murah dan menjualnya dengan berlipat-lipat karena mencantumkan merek tadi. Jadi sebetulnya yang dibeli adalah �brand� atau �image�.
Tak heran pandangan miring ke saya selalu ada : dari dianggap pembantu (maid), prostitute atau escourt. Yang paling menyebalkan adalah supir taksi di Singapura. Setiap masuk taksi pasti ditanya : � Are you Singaporean?� atau �Where�s your madame?�Branded Lifestyle ini memang terasa sekali di Singapura dan di belahan asia lainnya. Penampilan fisik menjadikan seseorang jump to conclusion : she dressed simple > she is a maid > she has a good english < she probably from Philiphine or Indonesia > she must be �easy� to go with
Kisah tentang kalangan menengah Singapura yang terjerat hutang credit card adalah gambaran nyata. Sebagian besar kasus yang menimpa adalah pekerja white collar yang tidak bisa menahan diri atas godaan gaya hidup. Mbak G bilang : buat apa harus memaksakan diri (diperbudak) demi penampilan luar, atau membuang-buang uang untuk membeli barang-barang konsumtif "simbol status", biar "kelihatan kelasnya" oleh orang lain. Setuju banget !
*****Tahi lalat dan jodoh Pria Metroseksual, Psikopat & Tahi Lalat (Australia, Eropa, Jepang)(Butet, Austin-Texas)
Membaca pengalaman Agnes mengenai tahi lalat membuat saya ingin berbagi cerita mengenai tahi lalt besar yang saya miliki di antara kedua alis mata.
Menurut keterangan mama tahi lalat yang saya miliki sudah ada sejak lahir. Seiring dengan pertumbuhan badanku maka tahi lalat tersebutpun mengalami perkembangan. Sewaktu aku masih kecil sampai tamat sekolah dasar aku sama sekali tidak risau dengankeberadaannya.
Memasuki SMP barulah aku jengkel dengan keberadaan tahi lalat tersebut, karena teman mulai menggoda aku. Mereka memanggilku �India Minggir� karena letak tahi lalat yang berada di antara kedua alis mata dan letaknya agak minggir ke kanan. Begitu besarnya tahi lalat tersebut sampai ada yang memanggilku dengan �Tompel�. Bahkan orang yang tidak aku kenalpun sering membuat olok-olok mengenai tahi lalat tersebut. Begitu aku lewat di depan mereka atau ketika berpapasan, dengan nyaringnya mereka bilang �untung cuma tahi lalat, gimana kalo tahi kerbau�. Ich pokoknya mo nonjok orang yang ngomong tapi tak berani karena mereka orang dewasa sementara aku baru anak SMP dan badanku sangat kecil pula.
Saking malunya aku sama tahi lalat tersebut, diam-diam tanpa sepengetahuan ortu tahi lalat tersebut sering aku garuk-garuk, dengan pemikiran kalo digaruk terus akan jadi borok dan dengan sendirinya akan luluh atau copot, setelah sekian lama bukannya copot malah bentuknya yang tidak tambah karuan, tidak bulat lagi. Uch pokokknya gondok dech. Kemudian salah seorang teman memberi usul begitu bangun tidur rajin aja memolesnya dengan air liur dijamin akan copot katanya. Bodohnya aku percaya begitu saja, setelah beberapa lama tetap aja tidak ada perubahan dan aku komplain ke teman tersebut, eeeeeeeh dia malah terbahak-bahak mendengar aku menjalankan nasehatnya. Baru sadar aku ternyata dikerjainn ama dia. Sebel abis. Sampe aku merengek-rengek ke orang tua minta supaya tahi lalat tersebut untuk dibuang. Ortu pada mulanya sich setuju-setuju ada namun ada salah seorang tante yang melarang, katanya tahi lalat tersebut bawaan lahir jadi tidak boleh dibuang. Anehnya Ortu manut ajja.
Memasuki SMA godaan yang aku terima agak berkurang, mungkin karena teman-teman sudah mulai rada dewasa dikit kali yach, dan aku sudah mulai tidak risih dengan keberadaan tahi lalat tersebut. Kalo ada yang menggoda, aku cuekin aja alias tidak dimasukin hati lagi.
Ketika kuliah bahkan orang-orang tidak pernah menggoda sama sekali,kalo mereka melihat yang ada adalah pertanyaan �concern� apakah tahi lalat tersebut berbahaya atau tidak, apa sudah di cek ke dokter atau belum.
Kala aku sudah berdamai dengan tahi lalat tersebut, orang tua yang malah mulai rusuh. Aku tidak tahu bagaimana mereka bisa berubah pikiran dan membawa aku ke dokter, untuk mencek apa tahi lalat tersebut tumor atau bukan karena ukurannya semakin membesar. Untunglah dokter bilang tahi lalat tersebut bukan tomor. Namun dokter tersebut tetap wanti-wanti kalo tahi lalat tersebut terasa gatal atau berubah warna, harus segera dibuang. Kali ini giliran ortu yang membujuk aku supaya tahi lalat tersebut dibuang saja dengan alasan keindahan katanya, dan aku menolak
Sampai aku tamat dan bekerja tahi lalat tersebut tidak pernah menggangguku lagi, dan tidak ada lagi orang yang iseng menggodaku.Malah tahi lalatku jadi semacam trade mark, Misalnya kalo ada orang yang membicarakan aku mereka akan bilang, �itu lho si BUtett tahi lalat gede�
Suatu hari ketika sepulang kerja aku dan seorang teman pergi ke Sogo, dan seseorang yang tidak aku kenal sama sekali bilang , bahwa aku harus membuang tahi lalat tersebut kalo tidak aku tidak akan pernah ketemu jodoh meskipun rejekiku selalu baik. Dari segi penampilan orang yang mengusulkan tersebut sangat intelek. Ketika mendengar usulnya yang ada aku malah bilang ke temanku, ich penampilah eksekutif tapi pemikiran kok klenik. Pokoknya seratus persen tidak percaya sama sekali.
Ketika usiaku memasuki kepala tiga, ucapan orang tersebut sedikit mengusik kalbuku, namun dalam hati buru-buru aku timpali ich, koq gue klenik gini. Amit-amit dah.
Usia 34 belum ketemu jodoh juga, kali ini aku tidak bilang amit-amit lagi, aku mulai memikirkan usulan klenik tersebut. Persoalan klenik atau tidak aku ke sampingkan, di usiaku yang ke 35 aku mengadakan operasi kosmetik untuk membuang tahi lalat tersebut, setiap orang yang mengenalku heran dan bertanya ada apa di balik pembuangan tahi lalat tersebut. Aku malu mengakui alasan yang sebenarnya, setiap mereka bertanya aku jawab saja demi alasan kesehatan.
Boleh percaya boleh tidak di usiaku yang ke 36 aku merencanakan pernikahan,dan sekarang di usia yang ke 40 aku dikaruniai seorang bayi laki-laki lucu. Butet. Texas
******Tanggapan buat Djoko Amin dan Drupadi(Rengganis-Eropa)
Saya sebenarnya penasaran tanggapan konkrit akan TANTANGAN sdr. Djoko Amin ttg RUU APP (28/03/06), terutama tanggapan dari sdr. SARIMIN, PAK WES, sdr TOM dan sdr. LYAN, tapi kog nggak muncul-muncul juga ya? Maklumlah mereka punya kesibukan sendiri-sendiri. Bagi saya sendiri setelah membaca RUU itu, jadi malas saja, KURANG KERJAAN menggodog RUU tsb di DPR! Menyita waktu dan energi. Yang paling rancu bagi saya adalah Kalimat paling atas RUU tsb. MENIMBANG: a." Bahwa negara RI merupakan negara hukum yang berlandaskan Pancasila yang lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi".Indah kedengarannya pertimbangan tsb, namun saya lebih suka jika TIDAK ADA UU APP tersebut. Dari keseluruhan isi RUU khan bisa dituangkan dalam UU lain:UU Pers, UU Hak Cipta, UU Perlindungan anak dan wanita (maaf saja saya belum tahu mana yang sudah ada dan belum). Buat Drupadi, thanks juga. Tapi sorry nggak bisa mbantu menjelaskan, krn saya sependapat dg anda. Ttg pasal 25.1, "sensual!
", bagi teman dekatku, bagian tubuh yg sensual dari wanita adalah jemari tangannya?! Pasal 26.1, "telanjang di muka umum", ya saya ingat waktu SMA piknik ke Bali, dengan senang ketawa kami melihat kalian telanjang di sungai waktu bis kami berhenti. Nggak ada perasaan ngeres di kedua belah pihak!! Pasal 27.1, "berciuman bibir di muka umum", bagi orang-orang kaya dan atau orang penting, mereka bisa menciumi sejuta bibir tidak di muka umum karena bisa mengatur dan membiayai, lepas dari tuduhan hukum. Tapi mungkin tetangga kita yang miskin tertangkap basah digebugin orang lain yang merasa suci...... bagaimana definisi akhlak mulia itu? Apakah anggota DPR kita dan penyelenggara hukum kita berbudi luhur, mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi?? Mungkin kita bisa komunikasi jika nggak keberatan. Email saya: d.rengganis@yahoo.com. Akhir Juni �05 yll saya piknik 3 hari sendirian ke Barcelona, a graet city!!!
****Susahnya hidup di Indonesia(Rina-Batam)
Hari ini tanggal 30 Mar adalah hari libur di Indonesia,hari raya Nyepi, tetapi saya tetap pergi kekantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan yang terbengkalai. saya memang lebih senang bekerja sendirian supaya bisa lebih konsentrasi. Pukul 4.30 saya melangkahkan kaki keluar pintu gerbang kantor. waktu itu hujan cukup deras tetapi karena saya membawa payung maka saya tetap berjalan kesimpang untuk menyetop taxi. Jalanan sangat sepi, tak satu taxipun yang lewat. saya putuskan jalan pelan pelan sambil menunggu taxi lewat. setelah saya berjalan kira kira 20 menit tiba tiba sebuah taxi berhenti dibelakang saya. kemudian saya naik kedalam taxi tersebut. Kira kira sepuluh meter didepan taxi ada seorang anak laki laki berumur 8 tahun dan dia menyetop taxi yang saya tumpangi. Taxi berhenti dan sianakpun masuk kedalam taxi, dia duduk disebelah supir taxi. dia kedinginan dan badannya basah kuyub.
akhirnya simpang menuju rumah saya pun sampai, saya turun dan membayar onkos taxi sebesar Rp.2000. ketika saya membayar ongkos taxi saya dengar sisopir taxi bertanya kepada anak itu tujuanya kemana. sianak menjawab kalau dia ingin ke Air port Hang Nadim. karena sisopir taxi hendak pulang kerumahnya (kebetulan rumah sisopir juga satu kompleks dengan saya) akhirnya sianak itu diturunkan disimpang tersebut.Hujan masih deras dan saya berjalan dengan payung sementara sianak ini berlari lari menuju sebuah bangunan untuk berteduh.
Karena mengira anak ini nyasar akhirnya saya putuskan untuk kembali ketempat sianak tersebut. saya tanyakan sebenarnya dia hendak kemana. kemudian dia menjelaskan kepada saya kalo dia hendak pergi ke airport untuk mencari pekerjaan untuk membayar uang sekolahnya sebesar Rp 37.500.
Hati saya sangat sedih, sebenarnya saya ingin sekali membayar uang sekolah sianak itu tetapi waktu itu saya hanya punya uang sepuluh ribu rupiah. (maklum akhir bulan) akhirnya saya memberikan uang tersebut kepada sianak dan juga payung saya serta menyuruhnya pulang (sebenarnya payung ini adalah payung teman saya, tetapi saya akan menggantinya nanti kalo udah gajian) sayapun berlari kecil menuju rumah dan mengganti pakaian saya yang basah. kemudian saya menyalakan tv dikamar saya, tetapi fikiran saya masih tetap kepada sianak tadi. setengah jam kemudian saya kembali ketempat sianak berteduh. tetapi saya tidak menemukanya lagi. dia sudah pergi. saya sangat menyesal kenapa saya sangat tidak berperasaan membiarkan anak itu kedinginan diterpa hujan. kenapa saya tidak mengajaknya kerumah.kenapa saya membiarkan dia disitu kedinginan. Andaipun saat itu saya tidak ada uang saya kan bisa membayar uang sekolahnya setelah saya dapat gaji. Saya berharap bisa bertemu anak itu kembali dan !
membayarkan uang sekolahnya. Mudah mudahan ya Zev.
***** SALAM KENAL & USUL (Kaelani-Amerika)
HELLO MBAK ZEV, PERTAMA-TAMA, SAYA UCAPKAN "SALAM KENAL", SAYA GETOL SEKALI BACA ARTIKEL2 SEJAK BELUM BERGANTI NAMA JADI "KOKI".SAYA INGIN MENGUCAPKAN TRIMA KASIH, KRN KOLOM YG MBAK ASUH, SUNGGUH MEMBERIKAN MANFAAT, SAYA BANYAK BELAJAR, TAMBAH PENGETAHUAN, DR HASIL TULISAN2 PARA PENULIS YG TINGGAL AROUND THE WORLD. SAYA SELALU SUPPORT MBAK JANGAN PERNAH PUTUS ASA, KECEWA, KALAU ADA DR MRK MENGKRITIK MBAK, BAIK ITU KRITIK POSITIF ATAU YG NASTY SEKALIPUN, TRIMA DGN LAPANG DADA SAJA....KALAU SEMUA SAMA, MALAH MEMBOSANKAN SEKALI DUNIA INI...ANYWAY, NAMA SAYA: KAELANI, MENIKAH DAN TELAH MENETAP DI CALIFORNIA SELAMA HAMPIR 13 TH. ASAL SAYA DR JAWA TENGAH. BARU PERNAH SEKALI MUDIK BERSAMA SUAMI SAYA BULE AMERIKA.... SELAMA INI SAYA CUMA MENGOMENTARI SAJA, BELUM TERTARIK UTK BERBAGI CRITA, MENULISKAN PENGALAMAN2 SAYA, SELAIN SELALU SETIA JADI PEMBACA YG AKTIF HE....HE....MBAK, SAYA ADA USULAN (KALAU DITRIMA SAYA BAKAL SENENG SEKALI, KALAU TDK PUN MUNGKIN AKAN DIJADIKAN BAHAN PEMIKIR!
AN). BEGINI, APAKAH BISA DIADAKAN PERTEMUAN DARAT, DR PARA PENULIS "KOKI" JIKA MRK ADA YG MUDIK KE INDO? SAYA KIRA AKAN TAMBAH LEBIH RAME, KALAU MRK BISA KETEMU SEC NYATA, ANTAR SESAMA PENULIS DAN JUGA DGN MODERATOR "KOKI" YA MBAK ZEV SENDIRI......GIMANA BAIKNYA, SAYA PASRAHKAN KE MBAK SAJALAH......KRN MBAK YG TINGGAL DI INDO JADI LEBIH TAHU TATA CARANYA. SAYA TUNGGU RESPOND MBAK ZEV YA..... SALAM SELALU DR CALIFORNIA.PS: SAYA ADA RENCANA UTK MUDIK BULAN OCT� APAKAH BISA KETEMUAN DI JKT? (Oke, dengan senang hati. Setibanya di Jakarta, silakan kontak (021) 5350377 nanti operator akan memberikan no HP saya)
*****Jangan banyak mengeluh (Bawa- Kuching)Dear Pembaca,Benar crita dari salah satu penulis Kolom ini, bahwa jangalah kita sering mengeluh, bila kita telah memilih tinggal di LN, karena sekali kita mengeluh, kita tidak akan pernah dapat menikmati apapun dari tempat manapun juga. Dahulu sewaktu saya masih tinggal di kota kelahiran saya, Jakarta, saya tidak pernah pun mengeluh tentang kemacetan, polusi, kesemrawutan dan kebisingan. Saya merasa memang sudah semestinya lah seperti itu, Kalo sedang macet ya saya malah menikmati daerah yang saya lalui, ataupun mungkin menikmati lagu (bila ada lagu yang dapat didengar), Bila sedang tersengat panasnya Jakarta, carilah es teler atupun sebotol teh dingin. Setelah saya berpindah hidup di LN, saya pun menikmati keteraturan lalulintas yang tidak saya temui di kota kelahiran saya, walaupun mungkin dengan konsekuinsi segalanya harus dilakukan sendiri. Ya kerjakan saja apa yang bisa, boleh kita lakukan selagi kita boleh dan bisa mengerjakan!
, bila memang telah penat melakukan semua kerja rutin tersebut, ya ambillah napas panjang untuk istirahat, dan menikmati hidup selagi boleh dan bisa . Memang kita tidaklah layak untuk mengeluh hanya disebab kan tidak adanya orang yang dapat membantu pekerja harian kita, selagi di dunia ini masih banyak penderitaan yang lebih besar dirasakan oleh saudara kita di tanah air ataupun saudara kita yang sedang merantau, Saya sangat setuju dengan tulisan yang mengatakan rumah kita adalah dimana kita tinggal.Di kota yang sekarang saya tinggali, banyak teman mengatakan terlalu biasa, terlalu sepi, tak ada apa2, tapi bagi saya yang telah merasakan hiruk-pikuknya Jakarta, saya menganggap kota ini sekarang justru tempat beristirahat, tempat menyepi. Jadi memang tidak pada tempatnya lah kalau kita sudah memilih tinggal di LN pun masih mengeluh.
Demikian pendapat saya, sangat setuju untuk janganlah banyak mengeluh bila kita telah memilih untuk tinggal di LN, yang memang tidak segemerlapan seperti yang banyak orang bayangkan, nikmatilah disetiap ketidaknikmatan sekalipun, maka kita akan dapat berbahagia dimanapun kita berada.
***************************
Pembaca rubrik Kesehatan KCM entah di Bontang, Inggris, Bali, Belanda, New Jersey, Kuwait, Australia, atau di Kediri, silakan berbagi pengalaman seputar kehidupan sehari-hari. Kirimkan via email: zeverina@kompas.com.
No comments:
Post a Comment