Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Peneliti : Sungai Cikijing Tercemar Merkuri

Selasa, 31 Mei 2005.

Jawa Barat
Peneliti : Sungai Cikijing Tercemar Merkuri
Selasa, 31 Mei 2005 | 02:42 WIB
TEMPO Interaktif, Bandung:Sungai Cikijing, anak Sungai Citarum yang melintasi wilayah Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, tercemar buangan limbah pabrik. Menurut Ketua Tim Kecil Komisi Gabungan DPRD Jawa Barat, M. Yazid Salman, diduga limbah tersebut mengandung merkuri.

Dalam Rapat Kerja Dewan dengan Badan Pengelola Lingkungan Hidup Jawa Barat, Dinas Pertambangan dan Energi Jawa Barat, serta Dinas Kesehatan Jawa Barat, di Gedung DPRD Jawa Barat, terungkap limbah yang mencemari sungai itu tidak memberi peluang tumbuh tanaman. "Tapi, untuk mengetahui kebenaran adanya merkuri masih butuh penelitian lanjutan,"katanya Yazid.

Menurut Yazid, pencemaran limbah industri di Rancaekek telah menimbulkan keresahan warga. Pada September tahun lalu, ia pernah didatangi perwakilan warga yang mengeluhkan masalah tersebut. Di bulan yang sama, Yazid mengaku bertemu dengan peneliti asal Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam penelitiannya, ia menemukan adanya kandungan logam berat dalam sejumlah produk pertanian di daerah Rancaekek, termasuk merkuri. Namun, sang peneliti wanti-wanti agar Yazid tidak mengekspose hasil penelitian untuk meraih gelar Doktor itu. Alasannya, disertasi tersebut belum diuji .

Untuk menindaklanjuti pengaduan warga, pada Mei ini, Rapat Panmus DPRD Jawa Barat membentuk tim kecil. Tim yang diketuai Yazid ini bertugas mengumpulkan data dan informasi untuk memberikan rekomendasi tentang perlu-tidaknya dibentuk Pansus guna menangani masalah pencemaran tersebut. "Pansus ini untuk memberikan solusi-solusi konkrit,"katanya.

Dalam perkembangannya, Yazid mengaku, pihaknya juga berulangkali mendapat laporan tentang tidak adanya pencemaran di sungai Cikijing. Cuma, ia enggan menyebut pihak-pihak yang menghalangi penelusuran ihwal pencemaran di Cikijing.

Selanjutnya, untuk mengumpulkan data di lapangan, anggota tim mendatangi sejumlah tempat, termasuk ke lokasi Rancaekek. Mereka datang pada Kamis (26/5) dan Jumat (27/5), pekan lalu. Menurut Yazid, bukti pencemaran bisa dilihat dengan mata telanjang.

Dalam kunjungan ini, tim mengambil contoh air di beberapa titik alur Sungai Cikijing, di wilayah Rancaekek. Contoh air ini akan dibawa ke laboratorium untuk mengetahui polutan di dalamnya, termasuk merkuri.

Adanya pencemaran ini diperkuat data yang dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung. Lembaga ini pernah meneliti persawahan di Rancaekek bersama Balai Penelitian Tanah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Hasil penelitian menyebut, pencemaran lingkungan dan kerusakan tanaman padi di areal itu merupakan dampak negatif pembangunan industri tekstil yang berada di sentra produksi pertanian di Rancaekek.

Di wilayah itu, empat desa yang mengalami kerusakan sawah yang paling parah yakni Desa Linggar, Babakan Jawa, Bojong Loa, dan Jelekong. Luas lahan di empat desa itu mencapai 400 hektar dengan hasil gabah bisa mencapai 6-7 ton per hektar. Kini, ratusan hektar sawah itu hanya memproduksi 1-2 ton per hektar.

Ahmad Fikri

No comments:

Post a Comment