detikcom - Gerakan Nasional Anti Terorisme Dideklarasikan

Sabtu, 10 September 2005.
Gerakan Nasional Anti Terorisme Dideklarasikan
Indra Subagja - detikcom

Jakarta -
Film Fahrenheit 9/11 karya Michael Moore diputar dalam pembukaan deklarasi Gerakan Nasional Anti Teroris (GNAT). Tokoh agama sepakat menjadikan teroris musuh bersama.

Peserta deklarasi menyaksikan terlebih dulu film yang menggondol hadiah tertinggi di festival film Cannes, yaitu Palm d?Ore, dalam tayangan proyektor di Gedung World Trad Center (WTC), Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (10/9/2005).

Film yang dilarang pemutarannya oleh pemerintah Amerika Serikat ini menceritakan tragedi 11 September 2001 di New York. Film ini mengkritik keras pemerintahan Bush.

Film Fahrenheit 9/11 juga menyoroti pemilu kepresidenan Amerika tahun 2000.Dalam bagian lain dari film ini, juga diperlihatkan dokumen mengenai hubungan keuangan Presiden Bush dengan anggota keluarga Bin Laden.

Moore juga memperlihatkan cara keluarnya keluarga Bin Laden dari Amerika selepas peristiwa 11 September. Melalui film ini, Michael Moore mengkritik kebijakan pemerintah AS yang menggunakan tragedi 11 September untuk menyerang Irak dan Afganistan. Namun, film ini diputar tidak sampai selesai.

Sang deklarator GNAT ini, antara lain oleh Tokoh Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Fauzan Al-Ansyari mewakili umat muslim, Pendeta Sephard Supit (Kristen), Theopilus Bela (Katolik), Ts Kusumo (Agama Tao), Djaengrana Ongawijaya dari (Khonghuchu) dan I Mede Jayarana (Hindu).

Wakil Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amidhan, dalam sambutannya, menyatakan terorisme merupakan kejahatan kemanusiaan dan peradaban serta berbahaya bagi kejahatan masyarakat.

"Terorisme tidak membedakan sasaran. Terorisme tidak boleh dikaitkan dengan agama karena kejahatan keamanan nasional dan merupakan tindak pidana," kata Amidhan.

Usai menyaksikan film Fahrenheit 9/11, semua peserta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Deklarasi juga diisi orasi dari tokoh agama.
(
aan
)