Selasa, 16 Desember 2003.
Jawa Timur
Kisah Kecelakaan Maut di Situbondo
16 Desember 2003
TEMPO Interaktif, Situbondo: Kecelakaan maut kembali terjadi di Situbondo, Selasa (16/12) dini hari. Bus 'Rasa Sayang' bernomor polisi EA 7267 C dengan jurusan Bima-Jakarta menabrak sebatang pohon asam, di Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, Situbondo, Jawa Timur. Sebelumnya, bus menyerempet mobil Panther bak terbuka bernomor polisi AG 7005 HB.
Akibat kecelakaan itu, bus remuk, lima penumpang bus tewas: 4 tewas seketika di tempat kejadian dan 1
meninggal di Rumah Sakit Umum Daerah Situbondo), 5 mengalami luka berat, 17 menderita luka ringan dan 11 lainnya selamat. Korban tewas seketika adalah Sukardin, 33 tahun -pengemudi bus, Siti Hawa Anwar, 27 tahun -warga Kecamatan Belo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Adi Gunawan, 2,5 tahun -anak Siti Hawa, Siti Nurjadi, 54 tahun -asal Kelurahaan Cilincing, Jakarta Utara. Sementara, korban tewas di RSUD adalah Hadijah, 50 tahun -asal Kecamatan Campenaru, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Hingga saat ini, Kepolisian Resor (Polres) Situbondo telah memeriksa sekitar sembilan saksi: tujuh di antaranya adalah penumpang bus yang selamat, dua lainnya adalah pengemudi Panther bak terbuka, Lasimin, 31 tahun, dan kernetnya, Gentong, 18 tahun.
Berdasarkan keterangan para saksi dan hasil pemeriksaan di lokasi kecelakaan, polisi menemukan indikasi, bus 'Rasa Sayang' yang melaju dengan kecepatan 80-90 kilometer per jam dari arah Timur berusaha mendahului truk di Jalan Raya Lamongan, tepatnya di kilometer 211 dari Surabaya. Pada saat bersamaan, dari arah yang berlawanan datang Panther bak terbuka yang juga melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Tidak bisa dihindari, badan bus menyerempet Panther bak terbuka. Kemudian bus membuang diri ke arah kiri hingga menabrak pohon asam. Bus yang bagian kanannya remuk pun terperosok ke dalam parit. 'Di jalur itu terdapat marka jalan yang tidak terputus. Artinya, tidak boleh ada kendaraan yang menyalip kendaraan lainnya,' kata Ajun Komisaris Besar Polisi Tugas Dwi Apriyanto, Kepala Polres Situbondo. Sampai sekarang, aparat Polres Situbondo masih memburu dua awak bus 'Rasa Sayang' yang merupakan kernet dan sopir cadangan. 'Besar kemungkinan, kedua awak bus yang belum teridentifikasi !
itu dijadikan tersangka,' kata Tugas.
Diketahui sebelum kecelakaan, bus sempat berhenti sekitar 1,5 jam di wilayah Banyuwangi untuk memperbaiki kampas rem yang sudah aus/habis. 'Sopir, kernet dan sopir cadangan memperbaiki kampas rem bus yang katanya habis,' kata Hermanto, penumpang bus yang saat ini dirawat di RSUD Situbondo. Pemuda lanjang warga Tenggung Krya Lor Gang Tembusan, Kecamatan Semampir, Surabaya Selatan yang duduk tepat di belakang sopir itu juga mengatakan, bus kemudian melaju dengan kecepatan tinggi. Hermanto sendiri akhirnya mengalami luka serius di bagian kepala dan pata kaki kiri.
Hal senada dikatakan Rohana, 28 tahun. Perempuan asal Desa Radek, Kecamatan Madapangga, Kabupaten
Bima, itu juga mengatakan, di saat 2 awak bus memperbaiki kerusakan rem, Sukardin -sopir- sempat tertidur di kursi depan bus dan mengingau. 'Saat tidur, dia mengigau 'Ampun...Ampun...' ,' kata ibu muda yang telah 20 tahun bekerja di Jakarta itu. Beberapa saat sebelum kecelakaan, Rohana masih anaknya, Amar, 2,5 tahun yang duduk di kursi nomor dua sisi kiri bus. 'Begitu terjadi tabrakan, anak saya terlempar lewat kaca depan bus, kemudian tertimpa batang pohon asam,' katanya . Sesaat, wanita muda itu pingsan sebelum akhirnya terbangun dan beranjak mencari anaknya. Dalam suasana gelap gulita, tanpa disengaja, akhirnya Rohana menginjak kaki anaknya yang tertelungkup ditimpa batang pohon asam. Amar yang mengerang kesakitan, akhirnya tertolong berkat bantuan warga Desa Lamongan yang kemudian berdatangan setelah terjadinya tabrakan.
Saat ini, korban luka-luka masih dirawat di RSUD Situbondo. 'Korban tabrakan rata-rata mengalami luka lecet dan patah tulang,' kata dokter Budiono, dokter jaga RSUD Situbondo. Adapun korban luka berat antara lain, Achmad Yani, 33 tahun, Nyonya Lutfiah, 28 tahun, Taufiq, 20 tahun, Muhammad, 23 tahun. Semuanya berasal dari Kabupaten Bima NTB, kecuali Hermanto, 21 tahun yang berasal dari Surabaya. Sementara, korban luka ringan adalah, Lia, 9 tahun, Rizal, 5 tahun, Abd. Rofiq, 38 tahun, Amar, 2,5 tahun, Abd. Musa, 35 tahun, A. Bakar, 35 tahun, M. alamsyah, 6 tahun, Musfhar, 35 tahun, Arifin, 24 tahun, Muzakir, 28 tahun, Slamet, 30 tahun, David, 11 tahun, Nyonya Ita, 38 tahun, Vivin, 15 tahun, Adi Kusno, 21 tahun, Ilham, 25 tahun, dan M.Rohman Musa, 35 tahun.
Mahbub Junaidi - Tempo News Room
No comments:
Post a Comment