Cari Berita berita lama

Tempointeraktif.com - Kalla Minta Maaf Tak Bisa Bantu Temannya yang Korupsi

Senin, 2 Januari 2006.


Kalla Minta Maaf Tak Bisa Bantu Temannya yang Korupsi
Senin, 02 Januari 2006 | 13:44 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden dan wakilnya tidak lagi bisa melakukan intervensi dalam penegakan hukum. Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla mengatakan, ini karena aparat hukum telah independen dan sangat takut terhadap tekanan publik dalam penegakan hukum.

Ia menambahkan, penegakan hukum ini juga sangat penting untuk meningkatkan gaji aparat. Jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terselamatkan dan biaya ekonomi tinggi bisa dihilangkan, kata dia, pemerintah bisa memberikan gaji lebih besar.

"Jadi kami minta maaf kepada teman-teman yang minta 'bantuan'," kata Kalla dalam peluncuran buku berjudul Memerangi Korupsi di Bursa Efek Jakarta, Senin (2/1).

Kalla mengatakan, kondisi saat ini benar-benar transparan dan kondusif untuk penegakan hukum. Publik dan pers sangat kritis terhadap berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah, termasuk perilaku aparat dalam menegakkan hukum. Mulai dari gaji pejabat hingga perkara korupsi menjadi perhatian banyak pihak.


"Sekarang saya seperti hanya memakai pakaian dalam
saja," kata dia disambut gelak hadirin.

Ketua Umum Partai Golkar itu bercerita mengenai seorang mantan menteri yang ditahan Kejaksaan Agung. Sempat terlontar dari dirinya kepada Presiden untuk meminta penahanan mantan menteri itu dilakukan di rumah saja.

Presiden, kata dia, setuju dengan permintaan itu. Namun, Kejaksaan Agung ternyata tidak berani melakukannya karena takut kepada protes publik.

Kalla juga mengaku malu berdiri di podium mengingat hasil survei Transparansi Internasional Indonesia. Menurut hasil survei itu, DPR dan pemerintah menjadi lembaga terkorup pertama dan dan kedua yang paling korup. "Jadi yang pertama dan kedua itu hadir di sini," kata dia disambut tawa para tamu.

Ia mengatakan, karena Golkar partai terbesar di Indonesia tidak bisa dipungkiri besar juga kaitannya dalam korupsi. Ia lalu mengaku memelopori kebiasaan untuk berhemat di Golkar.

Buku Memerangi Korupsi ditulis oleh Ian McWalters, jaksa dari Hongkong. Ia terkenal dalam penegakan hukum dalam memerangi korupsi. budiriza

No comments:

Post a Comment