Rabu, 8 Desember 2004.
RS Abdi Waluyo Dinilai Lakukan Pembohongan PublikJakarta, 8 Desember 2004 17:54Dokter Rumah Sakit (RS) Abdi Waluyo dinilai telah melakukan pembohongan publik dengan memberikan pernyataan promotor tinju, Herry "Aseng" Sugiarto yang meninggal di RS tersebut, 5 Desember lalu bukan karena operasi.
"Saya melihat pernyataan dokter itu melalui stasiun televisi swasta yang menyatakan Aseng meninggal bukan karena operasi," kata Dr. Mewan Atmadji kepada wartawan di sela-sela acara Rakernas Komisi Tinju Indonesia (KTI) di Jakarta, Rabu.
Mewan yang juga salah satu pengurus dari KTI Pusat didampingi Ketua Umum Anton Sihombing menegaskan, dirinya yang mengangkat jenazah Aseng untuk dinaikan ke ambulan dan bagian tubuh almarhum banyak mengeluarkan darah.
"Bagaimana tidak melakukan operasi, ketika saya mengangkat tubuh almarhum kedua tangan saya penuh dengan darah. Pernyataan dokter RS itu sangat tidak objektif dan telah melakukan pembohongan publik," kata Mewan yang juga sebagfai dokter ring setiap ada pertandingan tinju di stasiun televisi swasta itu.
Menurut Mewan, Aseng telah menjalani operasi Lipo Suction (operasi penyedotan lemak) yang dilakukan oleh dokter Amerika.
"Saya telah membaca laporannya, tapi tidak meneliti nama dokter asal Amerika itu yang pasti operasi terhadap Aseng dilakukan dokter dari luar negeri," ujarnya.
Diakuinya, prakter dokter luar negeri di Indonesia ini memang terlalu longgar, sehingga tidak diketahui dengan pasti sudah berapa banyak dokter asing melakukan praktek di Indonesia ini.
Menyinggung tentang kemungkinan terjadinya malpraktek terhadap Aseng, Mewan Atmadji menegaskan, kalau memang dokter asal Amerika itu tidak memiliki sertifikat ahli Lipo Suction bisa dikenakan malpraktek karena untuk melakukan operasi penyedotan lemak itu harus mempunyai keahlian khusus atau dokter bersangkutan telah melakukan kesalahan prosedur.
"Seharusnya mereka mengetahui Aseng itu mempunyai penyakit jantung, darah tinggi dan gula melalui diagnosa, tapi kenapa dilakukan juga operasi yang penuh resiko tersebut," tanya Mewan Atmadji.
Sehubungan dengan itu, dia dan Ketua Umum KTI Pusat, Anton Sihombing meminta berbagai pihak yang terkait untuk memeriksa dokter yang melakukan operasi terhadap Aseng yang akhirnya meninggal dunia itu.
Sementara pejabat humas RS Abdi Waluyo, Dr. Migot dan Dr. Tony sebelumnya menyatakan, dokter yang membantu menjalani operasi terhadap Aseng itu adalah Dr. Oei Kim Ik dan Dr. Husni Hasbullah sebagai dokter ahli bedah serta Dr. Sutrisno Tono Subagio sebagai ahli penyakit dalam dan jantung.
Hingga Rabu ini, pihak RS Abdi Waluyo tidak bersedia menjelaskan secara pasti tentang kematian publik figur itu, walaupun telah berjanji untuk menjelaskannya setelah mendapat izin dari keluarga.
"Tidak harus mendapatkan izin dari keluarga, kalau wartawan ingin mendapatkan informasi kronologis atas kematian Aseng itu, pihak RA Abdi Waluyo terlalu mengada-ngada," kata Mewan. [EL, Ant]
No comments:
Post a Comment