Senin, 20 September 2004.
Wali Kota dan Kepala Polwil Makassar Terima 'SMS Bom'MAKASSAR - Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin dan Kepala Polwiltabes Makassar Kombes Adjie Rustam Ramdja diancam melalui pesan singkat (SMS) yang dikirimkan ke telepon seluler mereka. Pengirim pesan mengancam akan meledakkan beberapa tempat di Makassar.
"Karena Bapak tidak menutup perjudian ketangkasan secara terbuka di Karebosi yang berkedok Pekan Raya Makassar karena setorannya besar, dengan terpaksa kami melakukan peledakan bom di tempat tertentu." Begitu bunyi pesan singkat yang masuk ke telepon seluler Ilham Arief, Sabtu (18/9), sekitar pukul 09.17.01 Wita. Pesan yang sama diterima Kepala Polwiltabes Makassar Adjie Rustam.
Pesan singkat itu dikirim dari nomor kartu Simpati Telkomsel 081342262xxx. Menurut Ilham, teror bom dikirimkan seseorang lantaran kecewa dengan perjudian ketangkasan yang tengah berlangsung di Pekan Raya Makassar. Selama setengah bulan (14 September-10 Oktober), Pekan Raya Makassar memang digelar di lapangan Karebosi.
Meski mengaku tidak panik, Wali Kota tetap berkoordinasi dengan Kepala Polwiltabes untuk melacak pengirim pesan itu. Wali Kota juga meminta agar Polwil berkoordinasi dengan pihak Telkomsel untuk melacak nomor bersangkutan.
Berkaitan dengan teror bom via SMS itu, menurut Ilham, pengamanan Pekan Raya Makassar akan diperketat. Beberapa tempat juga di kota ini akan ditingkatkan pengamanannya. Soal kegiatan perjudian di Pekan Raya Makassar, menurut Ilham, sejauh pemantauannya saat berkunjung ke pekan raya yang telah berlangsung seminggu ini, ia tidak melihat adanya kegiatan yang berunsur judi. Yang ada hanya permainan berhadiah.
Wali Kota juga segera mengoordinasikan kepada pihak keamanan untuk segera menindaklanjuti ancaman ini. Selain itu, Ilham Arief juga meminta agar penjagaan di pekan raya dan fasilitas-fasilitas umum diperketat.
Pada saat yang bersamaan Wali Kota juga telah mengoordinasikan dan memberikan gambar-gambar Dr. Azahari dan Noor Din M. Top, kepada seluruh camat, lurah, dan kepala desa yang berada di Makassar. Hadir pula di tempat itu 11 orang camat dari 14 camat yang ada di Makassar.
Ancaman bom sebelumnya diterima Rumah Sakit Budi Mulia Makassar. Senin (2/8) lalu, Salviah, operator rumah sakit menerima telepon dari seorang lelaki yang mengaku meletakkan bom di salah satu ruangan rumah sakit. Pimpinan rumah sakit langsung mengontak Polsek Panakukang dan tim Penjinak Bahan Peledak Polda Sulsel. Namun, setelah ditelusuri, petugas tidak menemukan bom yang dimaksud.
Awal 2003 lalu, bom meledak di Mal Ratu Indah dan show room mobil MV Haji Kalla, Makassar. Dalam kasus ini, polisi menangkap sejumlah tersangka dan menyeretnya ke pengadilan. Salah satunya adalah Mohammad Tang alias Itang yang divonis 7 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Makassar. Dia dinilai terbukti membantu dan memberi kemudahan kepada Agung Hamid, otak peledakan bom Makassar. (Irmawati)
No comments:
Post a Comment