Cari Berita berita lama

Republika - Siswa Peserta Paket C di Garut Ditarik Biaya Rp 1 Juta

Senin, 2 April 2007.

Siswa Peserta Paket C di Garut Ditarik Biaya Rp 1 Juta






Biaya ujian paket C untuk siswa yang tak lulus UN seharusnya gratis.





GARUT--Siswa yang tak lulus UN harus membayar Rp 300 ribu-Rp 5 juta untuk ujian paket C di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebagian siswa mengaku tak memperoleh ijazah kelulusan meski telah membayar cukup mahal untuk ujian tersebut. Sri Indah Wahyuni, salah seorang siswa yang ikut ujian Paket C, mengaku hingga saat ini masih belum mendapatkan ijazah paket C. Padahal, kata dia kepada sejumlah wartawan di Garut akhir pekan lalu, pada awal sebelum ujian, dirinya sudah membayar Rp 300 ribu untuk biaya pendaftaran. ''Setahu saya, untuk ujian paket C bagi siswa tidak lulus itu gratis. Tapi kok ini bayar. Makanya saya tidak memenuhi permintaan mereka selanjutnya,'' ucap dia. Permintaan yang dimaksud Sri itu adalah kewajiban membayarkan uang sebesar Rp 700 ribu untuk mendapatkan ijazah kelulusan. Kata dia, kalau uang itu belum dibayar, peserta ujian tidak akan pernah mendapatkan ijazah. ''Karena itu hingga sekarang saya belum dapat ijazah, karena saya belum membayar uang itu,'' !
ungkap dia. Selain dirinya, Sri menyebutkan, masih ada 21 orang lainnya yang juga mendapat perlakuan sama setelah mengikuti ujian paket C. Dari semua itu, kata dia, ada dua orang yang lebih dulu mendapatkan ijazah. ''Karena mereka berdua mau membayar begitu saja. Saya tetap tidak mau bayar, karena sangat tidak masuk akal,'' tutur dia. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Luar Biasa dan Pemuda Disdik Kab Garut, Kuswendi M.Si, membenarkan kalau pelaksanaan ujian paket C selama ini masih digratiskan untuk siswa yang tidak lulus pendidikan formal. Namun, jelas dia, tetap ada biaya administrasi yang dibebankan kepada peserta ujian. ''Namun jumlahnya tidak seberapa,'' timpal dia. Saat disinggung tentang praktik pemungutan biaya tambahan ilegal yang dilakukan sejumlah oknum pegawai Disdik, Kuswendi mengaku kaget dan tidak mengetahuinya sama sekali. Walaupun, kata dia, tiga hari lalu pernah ada pesan singkat yang masuk ke telepon selulernya dan menginformasikan praktek o!
knum tersebut. ''Tapi saya masih belum percaya kalau belum ber!
bicara d
engan yang bersangkutan,'' timpal dia. Kuswendi menegaskan, untuk siswa yang tidak lulus pendidikan formal dan memutuskan ikuet ujian Paket C, maka mereka dibebaskan dari biaya apapun. Tapi, sambung dia, kalau siswa yang bukan berasal dari pendidikan formal, itu memang akan dikenakan biaya administrasi. ''Karena itu saya akan usut siapa oknum pelaku yang telah memanfaatkan situasi itu. Saya akan berikan sangsi,'' tegasnya. Ditemui terpisah, Bupati Garut, Agus Supriadi, mengaku tidak percaya kalau ada pegawai Disdik yang melakukan praktek seperti itu. Menurut dia, kalau sudah terbukti siapa orangnya, dirinya baru percaya dan akan memberikan sanksi. ''Janganlah memberikan praduga tak bersalah kepada orang yang dianggap oknum itu. Semua itu harus dilakukan pengusutan dulu,'' tukas dia. Kalau memang jelas terbukti bersalah, Agus mengatakan, dirinya melalui Kepala Disdik, akan memberikan sanksi yang berat dan berefek jera. Kalau perlu, sambung dia, oknum itu akan diberikan hukum!
ann berupa pemecatan dari status pegawai negeri sipil (PNS). ''Tapi semua itu harus terbukti jelas. Jangan asal sangka,'' tegas dia menandaskan. mus
( )

No comments:

Post a Comment