Rabu, 9 April 2008.
Proses Pilwako Kisruh, Kota Gorontalo Kian Tegang
GORONTALO -- Suasana Kota Gorontalo sampai kemarin, masih tegang akibat gelombang unjuk rasa ribuan orang yang marah besar kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Kota Gorontalo. Sementara itu, Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, banyak berada di luar daerah selama konflik politik di tengah proses Pilkada Wali Kota (Pilwako) Gorontalo itu. Demonstrasi yang sudah berlangsung sekitar sebulan dan mengeras dalam dua-tiga hari terakhir ini, berimbas luas pada ketegangan sosial dan lumpuhnya aktivitas perekonomian setempat. Massa menuding akar masalahnya adalah sikap diskriminatif KPUD yang tidak jujur dan adil, karena menolak pendaftaran pasangan AW Thaib-Yani Suratinoyo (Wahyu) yang dicalonkan PPP, PKB, dan Partai Demokrat. Yang mereka tetapkan sebagai kontestan Pilwako beberapa waktu lalu hanyalah pasangan Adhan Dambea-Feriyanto Mayulu (Damay) yang diusung Partai Golkar dan PDIP serta duet Zulkarnain Dunda-Ridwan Podungge (Kawan) yang dijagokan PBR dan PAN. KPUD tidak!
menggubris permintaan kubu Wahyu untuk menunda tahapan Pilwako. Alasan KPUD menolak Wahyu, lantaran surat dukungan dari PPP ditandatangani oleh pemangku jabatan (caretaker) ketua dan sekretaris DPC PPP Kota Gorontalo. Itu dianggap KPUD tidak sah, meskipun DPP PPP mengakui keberadaan caretaker itu. ''Sikap KPUD yang seperti itu menunjukkan ketidaknetralan. Hal ini mengancam proses demokrasi, tidak saja di Gorontalo tapi menjadi preseden nasional. Saya juga melaporkan KPUD Kota Gorontalo ke Kapolri atas perbuatannya tersebut,'' kata Ketua Umum PPP, Suryadarma Ali, kepada Republika, Selasa (8/4). Menteri Negara Koperasi dan UKM itu juga sangat menyayangkan sikap Muspida Kota Gorontalo dan Muspida Provinsi Gorontalo. Mereka tidak segera mengambil sikap konkret, sesuai ruang yang diberikan peraturan perundang-undangan, untuk meredakan ketegangan politik di ibu kota provinsi muda hasil pemekaran dari Sulawesi Utara itu. Gubernur dikecam Dalam aksinya, massa pendukung Wahyu juga !
menghujat Gubernur Gorontalo, Fadel Muhammad, yang telah menga!
baikan g
ejolak politik di daerahnya. Massa menuding Ketua DPD Golkar Provinsi Gorontalo itu sebagai perusak demokrasi dan hanya memikirkan kepentingan partainya. ''Gubernurlah yang memicu massa untuk melakukan aksi ini, karena hingga kini dia hanya bersembunyi di luar daerah dan tak pulang-pulang ke Gorontalo,'' tuding seorang demonstran. Ketidakberadaan Fadel semenjak kisruh Pilwako terjadi dalam dua minggu terakhir. Sejak kunjungannya ke Filipina pada akhir Maret lalu hingga saat ini, Fadel belum kembali ke daerah kekuasaannya. Kemarin, Fadel berada di Makassar untuk menghadiri pelantikan gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan oleh Mendagri Mardiyanto. Namun, sampai tadi malam, Fadel sulit dihubungi. Konfirmasi Republika lewat pesan singkat (SMS), juga tidak dibalas. Sama halnya dengan jajaran KPUD Kota Gorontalo, selulernya semua mati.
(zam/ant )
No comments:
Post a Comment