Selasa, 12 September 2006.
NATO Bahas Penambahan Pasukan
BRUSSELS -- Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jaap de Hoop Scheffer, meminta negara anggota NATO melakukan pertemuan luar biasa, Senin (11/9). Pertemuan ini akan membicarakan kembali kebutuhan penambahan pasukan di Afghanistan Selatan.
Scheffer mengatakan, pertemuan ini memaparkan hasil pertemuan yang dilakukan petinggi militer anggota NATO pada pekan lalu di Warsawa, Polandia.''Pertemuan ini juga akan menginformasikan kondisi di Afghanistan Selatan dan perlunya penambahan pasukan di sana,'' katanya.
Meski demikian, Scheffer mengatakan, pihaknya juga berharap akan ada solusi bagaimana cara melakukan penambahan pasukan di Afghanistan. Meski ia pun mengatakan, nampaknya tak akan ada penunjukkan secara langsung negara mana yang diharapkan menambah jumlah pasukannya di sana.
Juru Bicara Sekretariat Jenderal NATO, James Appathurai, mengatakan, pekan lalu Komandan Pasukan NATO, James Jones, mendesak negara-negara anggota NATO untuk menambah jumlah pasukan di Afghanistan Selatan. Ia menganggap serangan Taliban semakin berat untuk dihadapi.
Appathurai mengatakan, menindaklanjuti pertemuan yang dilakukan pada pekan lalu itu, para petinggi militer negara anggota NATO sepakat menyelenggarakan konferensi pada Rabu ini, di Mons, Belgia. Konferensi ini membahas bagaimana mendapatkan tambahan pasukan di Afghanistan.
La Presse, harian berbahasa Prancis edisi Ahad (10/9) yang terbit di Ottawa, Kanada, menyatakan, Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, pada 22 September akan berbicara di hadapan parlemen Kanada. Hamid akan mendesak agar Kanada tetap mempertahankan pasukannya di Afghanistan. Kedatangan Hamid ke Kanada terkait dengan menguatnya tuntutan parlemen terhadap pemerintah Kanada untuk segera menarik pasukannya.
Pihak parlemen menyatakan tak ingin mendengar kembali ada personel militer Kanada yang tewas. Paling tidak, pekan lalu ada 5 serdadu Kanada tewas. Dengan demikian, sejak 2002 terdapat 32 personel militer Kanada yang tewas di Afghanistan. Kini terdapat 2.300 personel yang masih ditempatkan di Afghanistan dan kemungkinan akan segera ditarik untuk menghindari semakin banyaknya jumlah personel yang tewas.
Sementara, pasukan NATO, International Security Assistance Force (ISAF), yang sejak 2 September lalu melakukan Operasi Medusa, terus menyerang Taliban. Kemarin, NATO mengklaim serangan yang diarahkan ke Distrik Panjwayi, Porvinsi Kandahar, telah menewaskan 92 anggota Taliban. Dalam pernyataannya, sebanyak 500 anggota Taliban dinyatakann tewas dalam operasi yang telah berjalan 10 hari itu. Meski demikian, sejumlah media menyatakan, klaim NATO itu belum bisa dibuktikan kebenarannya.
Taliban juga meragukan klaim NATO tersebut. Pihak Taliban menyatakan, mereka baru akan memercayai apa yang dinyatakan NATO kalau telah melihat dengan sendiri tubuh para anggota Taliban yang menjadi korban serangan udara dan artileri ISAF.
Juru Bicara ISAF, Mayor Scott Lundy, juga mengklaim, akibat tekanan pasukan ISAF, Taliban berusaha untuk melarikan diri dari Distrik Panjwayi.''Taliban kini sedang berupaya untuk menyingkir dari wilayah tersebut. Namun kami terus melakukan tekanan,'' tegasnya. Distrik Panjwayi selama ini, diyakini sebagai basis Taliban untuk melakukan perlawanan terhadap pasukan NATO. Sehingga pasukan NATO sering kerepotan. ap/afp/fer
( )
No comments:
Post a Comment