Cari Berita berita lama

Republika - Presiden: Jangan Impor Budaya Lain

Sabtu, 25 Maret 2006.

Presiden: Jangan Impor Budaya Lain

JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat jangan berdebat dalam menginterpretasikan pornografi dan pornoaksi terkait penyusunan Rancangan Undang-Undang (RUU) Antipornografi dan Pornoaksi (APP). Sebab, yang dimaksud dengan pornografi dan pornoaksi sudah jelas. ''Pornografi dan pornoaksi itu kita kan tahu, ah ini porno, ah ini nggak. Di satu pihak bilang ini kan hak, ini kan freedom, kenapa dibatas-batasi. Sementara di sisi lain, pokoknya busananya penuh seperti ini. Kita harus cari yang logis dan yang pantas, apa sebenarnya. Kita tahu kok mana yang disebut porno, mana yang tidak,'' kata Presiden saat pidato di Kongres Alumni GMNI di Jakarta, Jumat (24/3). Presiden meminta masyarakat jangan perang tanding hanya karena beda interpretasi itu. ''Ini bangsa kita sendiri, negara kita sendiri, masyarakat sendiri. Rumuskan dengan jernih, logis,'' tegasnya. Dia mengaku pernah mengusir penyanyi yang kelihatan pusarnya di suatu acara di Istana. Bahkan, biduan!
ita itu akhirnya tak sempat menyanyi. ''Saya ini agak kurang suka, mungkin kolot lihat pusar. Terganggu saja itu. Janganlah cepat-cepat mengimpor budaya lain, budaya Eropa, budaya Timur Tengah, budaya Amerika, dan lainnya. Saya kira budaya Indonesia ini sudah sangat luar biasa,'' katanya. Masyarakat, kata Ketua DPR, Agung Laksono, mempunyai hak untuk dilindungi dari tindakan asosial, asusila, dan amoral seseorang atau kelompok yang hanya menguntungkan kepentingan mereka saja. Kemajuan teknologi, ungkapnya, tak selamanya memberi implikasi positif, tapi bisa juga merusak etika kehidupan berbangsa dan nilai-nilai budaya, khususnya generasi muda. ''Sebagai negara yang berdasarkan Ketuhanan YME, masyarakatnya juga agamis, memiliki hak dilindungi dari kondisi tersebut,'' katanya. Dalam Tap MPR No VI/MPR/2001 tentang etika kehidupan berbangsa ditegaskan bahwa tanggung jawab negara adalah menjaga dan memelihara etika kehidupan berbangsa sesuai keyakinan anggota masyarakat, budaya, !
dan adat istiadat, sehingga terwujud kehidupan yang selaras da!
n seimba
ng.
( osa/dwo/vie/yli )

No comments:

Post a Comment