Rabu, 1 Agustus 2007.
Aset BPRS Bisa Tembus Rp 1 Triliun
Aset meningkat karena kerjasama PPR dan tingginya bisnis BPRS
JAKARTA -- Asosiasi Bank Islam Indonesia (Asbisindo) Botabek memprediksi aset Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) nasional akhir tahun ini dapat menembus angka Rp 1 triliun. Hingga Juni lalu, aset BPRS meningkat 49,67 persen menjadi Rp 997,254 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu sebesar Rp 666,308 miliar. Sementara, aset BPRS per Juni lalu menunjukkan pertumbuhan 7,5 persen dari aset serupa per Januari lalu sebesar Rp 927,652 miliar. ''Saya kira akhir tahun ini, aset BPRS di Indonesia dapat tembus Rp 1 triliun. Bahkan, bisa lebih besar,'' kata Ketua Asbisindo Botabek, Abidin Said kepada Republika, Selasa, (31/7). Menurut Abidin, terdapat beberapa alasan yang melandasi optimisme aset BPRS nasional menembus Rp 1 triliun. Salah satunya adalah tingginya peningkatan bisnis BPRS dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersebut terlihat dari meningkatnya aset BPRS per Juni lalu dipicu signifikannya performa pembiayaan dan penghimpunan dan pihak ketiga. ''Performa pemb!
iayaan dan DPK BPRS Juni lalu cukup baik. Performa tersebut mendorong aset BPRS dan diprediksi akan terus tumbuh hingga akhir tahun,'' katanya. Data BI menyebutkan, pembiayaan BPRS per Juni lalu meningkat 40,68 persen menjadi Rp 812,178 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu Rp 577,324 miliar. Sedangkan, penghimpunan DPK per Juni lalu meningkat 54,77 persen menjadi Rp 601,079 miliar dibandingkan periode serupa tahun lalu Rp 388,363 miliar. Rasio pembiayaan bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) BPRS per Juni lalu hanya turun tipis menjadi 9,12 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 9,14 persen. Abidin juga menyebutkan, kerja sama pembiayaan pemilikan rumah (PPR) syariah bersubsidi antara BPRS dengan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) juga mendorong pencapaian realisasi tembusnya aset BPRS Rp 1 triliun. Saat ini, kerja sama tersebut telah direalisasikan di Lampung dan Botabek. Di Botabek, terdapat tiga BPRS yang telah menandatangi kerja sama penyal!
uran program PPR syariah bersubdisi dengan Kemenpera. Mereka a!
dalah BP
RS Amanah Umah Bogor, BPRS Bina Umah Bogor, dan BPRS Berkah Ramadhan Tangerang. ''Saya lupa berapa target masing-masing. Yang jelas, target BPRS Bina Rahmah sebanyak tiga ribu unit,'' kata pria yang juga Komisaris BPRS Bina Rahmah ini. Mengenai tingginya peningkatan aset BPRS per Juni lalu, Abidin menyebutkan, salah satu penyebabnya adalah cukup banyaknya BPRS melalui konversi BPRS konvensional atau mendirikan BPRS baru. Penambahan jumlah BPRS jelas mendorong aset BPRS nasional. ''Jadi, sampai Juni lalu cukup banyak BPRS baru baik melalui pendiriann baru atau konversi,'' katanya. Data BI menyebutkan, hingga Juni 2007, jumlah BPRS tercatat sebanyak 108 buah. Sedangkan, hingga Juni 2006, jumlah BPRS masih sebanyak 24 buah. Hingga Juni lalu, pembiayaan bank syariah meningkat 26,47 persen menjadi Rp 22,969 triliun dari periode serupa tahun lalu Rp 18,162 triliun. Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) per Juni lalu meningkat menjadi Rp 22,714 triliun dari periode sama tahun lalu !
Rp 16,433 triliun. Sementara, aset bank syariah per Juni lalu meningkat menjadi Rp 29,209 triliun dari aset periode sama tahun lalu Rp 22,7 triliun. Aset BPRS Meningkat Kinerja keungan Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Jabar terus mengalami peningkatan. Peningkatan aset BPRS ini tidak terlepas dari suntikan modal para pemegang saham untuk melakukan ekspansi pembiayaannya. Pada laporan keuangan BPRS per April 2007, jumlah aset BPRS di Jabar, mencapai sebesar Rp 97,79 miliar. Angka ini lebih tinggi dibanding posisi Maret 2007 yang hanya Rp 90,67 miliar. ''Mayoritas pembiayaan BPRS masih pada sektor konsumtif, namun dari BI Bandung terus menyarankan agar pembiayaan juga menyentuh sektor ril,'' kata Pengawas Senior Bank Indonesia Bandung, Nina K. Aziz, akhir pekan lalu. Nina mengatakan, selain aset, pembiayaan yang dilakukan BPRS di Jabar juga meningkat. Dari 12 BPRS di Jabar pada April lalu, nilai pembiayaannya meningkat dari posisi Rp 69,98 miliar pada Maret 2007 menj!
adi Rp 74 miliar pada April 2007. Selain aset dan pembiayaan, !
dana pih
ak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun kalangan BPRS di Jabar pun mengalami peningkatan. Pada posisi Maret 2007, DPK BPRS baru mencapai Rp 50,6 miliar. Namun, April 2007 meningkat menjadi Rp 58,65 miliar.
(aru/kie )
No comments:
Post a Comment