Kamis, 14 Desember 2006.
Jamaah Turki
Ada yang beda dengan jamaah haji asal Turki. Mereka rata-rata adalah jamaah berusia 50 hingga 60 tahun keatas. Berbeda dengan jamaah asal negara lainnya, umur mereka sangat variatif. Jamaah dari Indonesia, misalnya, juga sangat variatif umurnya. Namun jangan salah, meski telah sepuh mereka terlihat memiliki semangat yang begitu tinggi. Termasuk dalam menjalankan ibadah. Sebelum waktu Subuh tiba, misalnya, terlihat berpasang-pasang kakek dan nenek mengenakan pakaian seragam abu-abu keluar dari pemondokannya. Bahkan mereka juga kerap berlari-lari kecil menuju bus yang menunggunya. Mencari tempat duduk yang nyaman di bus menuju Masjidil Haram. Tak lupa, tas berukuran sedang berwarna biru mereka selempangkan di pundak. Isinya identitas dan bekal lainnya. Sampai di tempat parkir kawasan Masjidil Haram satu per satu jamaah turun dari bus. Barisan jamaah berseragam abu-abu itu pun menuju tempat tujuan, Masjidil Haram. Kakek dan nenek itu akan terus bergandengan selama di !
Masjidil Haram. Tempat shalat mereka juga diupayakan selalu berdekatan satu sama lainnya. Saat thawaf juga mereka selalu bergandengan. Jangan heran bila saat kita thawaf dan didepannya ada sekelompok jamaah Turki maka kita akan sulit menembus `barikade' mereka. Kalau ingin melewati mereka maka kita harus mencari jalan yang ada di sebelah kanan atau kiri kelompok jamaah Turki tersebut. Kalau kita memaksakan menembus barisan mereka tentu tak akan mampu. Meski telah berusia lanjut perawakan kita akan kalah besar dibandingkan mereka. Usai menjalankan ibadah di Masjidil Haram mereka pun keluar secara bersama-sama. Mereka yang terpisah saat berada di dalam masjid maka akan menunggu di luar masjid. Dengan tanda tertentu mereka memberitahukan jamaah lainnya untuk berkumpul. Bila telah berkumpul semua, mereka kemudian bergerak menuju bus-bus yang telah terparkir di area parkir Masjidil Haram. Bersama-sama lagi mereka pulang ke pemondokannya masing-masing. Biasanya mereka tak lang!
sung masuk ke pemondokan. Mereka duduk-duduk dulu di pelataran!
hotel s
ambil melepas lelah. Mendekati puncak haji ini, jamaah Turki kian banyak berdatangan. Maka akan makin banyak saja terlihat seragam abu-abu yang akan berlalu lalang di sekitar dan di dalam Masjidil Haram. Makin banyak pula kakek dan nenek yang saling berjalan beriringan. Bukan hanya satu dua pasang kakek dan nenek tapi ratusan bahkan ribuan pasang. Jamaah asal Indonesia kini juga makin memadati Masjidil Haram. Seragam hijau telur asin yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama (Depag) juga mewarnai Masjidil Haram. Bendera merah putih kecil yang terpasang di bagian dada kanan juga terlihat gagah. Meski memang harus diakui pula tak semua jamaah Indonesia yang mengenakan seragam itu. Walaupun pemerintah sejak dari Tanah Air meminta mereka untuk mengenakannya. Peraturan pemakaian seragam ini memang merupakan pertama kalinya ditetapkan pada musim haji tahun ini. Entah mengapa jamaah haji Indonesia tak selalu mengenakan seragam tersebut. Mungkin mereka masih can!
ggung atau karena alasan lainnya.
( Ferry kisihandi )
No comments:
Post a Comment